Perkuat Silaturahim, UMITRA dan Global Surya Gelar Bukber dengan Yatim dan Duafa
OTENTIK ( LAMPUNG ) -- Dalam rangka mempererat tali silaturahim di bulan Suci Ramadan 1445H, Universitas Mitra Indonesia (UMITRA) dan Global Surya Islamic School (GSIS) Bandarlampung menyelenggarakan kegiatan buka puasa bersama, di Graha Surya, Jl. St. Djamil No.1 Gd. Meneng, Rajabasa Bandarlampung, Rabu (3/4).
Hadir pada pelaksanaan buka bersama kali ini, Ketua Yayasan UMITRA dan GSIS, Dr. H. Andi Surya, Pembina Yayasan, Dr. Renandi Ekatama Surya, Rektor UMITRA dan Koordinator GSIS, Dr. Hj. Armalia Reny Madrie AS, jajaran pimpinan serta seluruh sivitas akademika UMITRA dan GSIS serta anak-anak yatim, piatu dan kaum dhuafa.
Dalam sambutannya, ketua yayasan UMITRA-GSIS, pertemuan hari ini adalah silaturahim kebersamaan antara sesama civitas akademika UMITRA dan Gllobal Surya Islamic School.
“Ini merupakan kegiatan yang dilakukan setiap tahun setiap bulan Ramadan, tentu yang kita harapkan dalam pertemuan ini adalah semakin meningkatkan semangat keberimanan kita, semangat ibadah kita untuk melaksanakan perintah Allah salah satunya adalah puasa di bulan Ramadan. Ke depan akan banyak tantangan yang akan kita hadapi, banyak sekali kerikil-krikil yang harus kita sibak untuk mencapai visi dan misi Universitas Mitra Indonesia dan Global Surya islamic school,” katanya
Lebih lanjut Andi Surya mengharapkan kedua institusi ini menjadi institusi yang berkembang dan bisa mempengaruhi kualitas sumber daya manusia dan pada akhirnya menjadi institusi pendidikan yang terdepan di provinsi Lampung
“Saya berharap kedua institusi ini tetap berdiri kokoh dan berkembang sehingga menjadi infaq kepada perkembangan sumber daya manusia. Semua dapat kita capai dengan kebersamaan dan kebersatuan dalam semangat mengejar target visi misi kita sebagai lembaga pendidikan di provinsi Lampung. Semoga kita bersama-sama menjadi insan-insan yang penuh dengan semangat untuk kedua institusi di bawah naungan yayasan Mitra Lampung dan Taraka Surya,”ujarnya.
Dalam ceramahnya, ustaz, Dr. Annas hidayatullah, MA menuturkan, bahwa hakikat berpuasa adalah ibadah yang melatih pelakunya untuk mampu menahan diri dari sesuatu yang secara mudah bisa bisa dilakukan.
“Hal yang harus ditahan untuk tidak dilakukan adalah makan, minum, melakukan hubungan badan pada siang hari, dan lainnya. Pada aspek di luar kebutuhan, yang sebaiknya, bahkan harus dihindari, adalah tidak mudah marah atau menjaga tindakan yang dapat melukai perasaan orang lain,”pesannya.
Annas hidayatullah mencontohkan kisah perang Badar yang merupakan pertempuran paling dahsyat dan berat yang pernah dijalani umat Islam bersama Nabi Muhammad SAW, sebagai bahan renungan dan pembelajaran.
“Para sahabat dibuat tercengang oleh pernyataan Rasulullah bahwa akan ada perang lebih berat yang akan dihadapi oleh umat Muhammad. Ketika para sahabat bertanya, perang apa itu ya Rasulullah, Nabi menjawab, pertempuran paling berat itu adalah melawan hawa nafsu (diri sendiri).(Hms)
Comments