Pendidikan

Cerita Haru Emil Merakit Semangat di Tengah Riuh PKKMB

OTENTIK ( LAMPUNG ) -- Babak baru menggapai cita-cita dimulai. Para mahasiswa baru (maba) Universitas Lampung (Unila) membuka lembar baru dalam kehidupan untuk menyosong masa depan. Pintu menuju kampus Unila telah terbuka dan dimasuki dengan antusias tinggi oleh para maba Unila.

Unila menyambut kedatangan mereka dengan menggelar program Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa (PKKMB) tingkat universitas pada 15-16 Agustus 2024 di Gedung Serbaguna, dan tingkat fakultas pada 19-20 Agustus 2024 di fakultas masing-masing.

Di tengah semangat kemeriahan program PKKMB, terdapat seorang mahasiswi inspiratif bernama Emil Astuti Prathista, yang berasal dari Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Unila. Emil memperoleh kesempatan berkuliah melalui program Penerimaan Mahasiswa Perluasan Akses Pendidikan (PMPAP).

PMPAP merupakan salah satu jalur mandiri Unila yang diperuntukkan bagi calon mahasiswa dari keluarga prasejahtera, tetapi memiliki prestasi akademik di Provinsi Lampung dan berdomisili di provinsi tersebut, serta berasal dari sekolah SMA/MA/SMK. Program ini membebaskan mereka dari kewajiban membayar UKT selama delapan semester.

Emil, yang akrab disapa, berasal dari SMK di Provinsi Lampung. Sebelum menempuh pendidikan menengah kejuruan, ia telah meraih berbagai prestasi akademik. Di bangku menengah kejuruan, ia semakin mengembangkan minat dan bakatnya melalui ekstrakurikuler tari.

“Selain itu, aku telah membuktikan kualitas diri dengan mempertahankan peringkat pertama di kelas sejak kelas sepuluh hingga dua belas SMK. Untuk mencapai itu semua, aku harus melawan rasa malas dengan belajar setiap malam. Bahkan sebelum shalat subuh, aku meninjau materi yang akan dipelajari di sekolah, kadang-kadang sampai tidak tidur,” ungkap Emil.

Sejak kecil, Emil bercita-cita menjadi jaksa dan mulai merakit impiannya dengan berkuliah di Fakultas Hukum Unila. Setelah diterima di Unila, ia berencana untuk mengembangkan dirinya dengan mengikuti beberapa organisasi yang dapat memperluas relasi, meningkatkan kemampuan, dan menggali potensi diri.

Meskipun berasal dari keluarga prasejahtera, Emil, sebagai anak tunggal, ingin mengangkat derajat dan membahagiakan ibunya, serta membanggakan almarhum ayahnya yang telah tiada sejak Emil duduk di bangku sekolah dasar. Baginya, sosok ibu adalah pahlawan tangguh yang terus mendukungnya dalam setiap aspek kehidupan.

“Ibu sangat senang saat tahu aku diterima di Fakultas Hukum Unila. Ia berpesan agar aku selalu semangat menghadapi perkuliahan, apapun tantangan yang ada. Ia juga berpesan untuk selalu menjadi diri sendiri dan tidak mengikuti gaya hidup orang lain, karena kita harus sadar bahwa kita memiliki keterbatasan. Aku adalah satu-satunya harapan ibu,” tutur Emil.

Emil telah lama ingin berkuliah di Unila dan takdir membawanya menuju kampus impian tersebut, meskipun harus berjuang terlebih dahulu mengikuti tes seleksi PMPAP. Ia berlatih mengerjakan soal-soal melalui kanal YouTube dan meminjam buku dari teman yang mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah.

Emil bertekad membalas beasiswa yang diberikan Unila dengan belajar sungguh-sungguh, lulus tepat waktu dengan nilai yang baik, dan tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Ia juga berharap dapat bermanfaat bagi sesama, meskipun menghadapi keterbatasan.

“Untuk teman-teman, tetap semangat meraih cita-cita dengan usaha dan doa. Jangan minder meskipun berasal dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi. Rezeki sudah Tuhan atur, dan jangan lupa menjadikan restu orang tua sebagai bagian penting dalam setiap langkah kehidupan kita,” pesan Emil. (Hms)

Comments