Lampung Jadi Pilot Project Nasional Kelas Migran Vokasi SMK/SMA
OTENTIK ( BANDARLAMPUNG ) -- Provinsi Lampung menjadi provinsi pertama (pilot project) yang mewujudkan Kelas Migran Vokasi SMK/SMA, secara nasional. Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) progam ini dengan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.
Penandatangan MoU dilakukan di Gedung Bagas Raya Bandar Lampung, Selasa (30/7/2025).
Menteri Abdul Kadir Karding mengapresiasi langkah inovatif Gubernur Mirza yang menjadi pelopor kelas migran di tingkat nasional. Ia menyebut program ini sebagai solusi konkret untuk menekan angka pengangguran dan kemiskinan, melalui skema migrasi kerja legal yang terampil dan terencana.
“Ini bukan hanya tentang bekerja di luar negeri, tetapi tentang transformasi kualitas anak-anak bangsa. Ada lima manfaat utama: pengalaman kerja global, peningkatan keterampilan, jejaring internasional, menjadi duta bangsa, dan tentu saja peningkatan kesejahteraan keluarga,” jelas Menteri Abdul Karding.
Selain itu, Kementerian juga tengah mengembangkan konsep hutan konservasi produktif sebagai alternatif pekerjaan berbasis lingkungan di dalam negeri bagi yang tidak berminat bekerja ke luar negeri.
Program ini didukung oleh 44 guru bahasa Jepang yang disiapkan untuk membekali ribuan siswa di seluruh Lampung. Menteri juga mengingatkan pentingnya keberangkatan yang legal, aman, dan terjamin kesejahteraannya bagi setiap pekerja migran.
Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal mengapresiasi dukungan semua pihak terhadap inisiatif kelas migran vokasi. Ia menyoroti bonus demografi yang tengah dihadapi Provinsi Lampung dan rendahnya angka lulusan SMA yang melanjutkan ke perguruan tinggi—hanya sekitar 21 persen dari 110 ribu lulusan setiap tahunnya.
“Artinya, hampir 90 ribu lulusan setiap tahun langsung masuk dunia kerja atau menganggur. Ini menjadi tantangan bersama. Maka, Kelas Migran Vokasi menjadi solusi agar mereka mendapat akses pelatihan, sertifikasi, dan kesempatan kerja yang nyata, khususnya ke Jepang yang sangat membutuhkan tenaga kerja terampil,” ujar Gubernur Mirza.
Program ini telah menarik minat lebih dari 8.500 siswa SMA berusia 16–17 tahun yang siap mengikuti pelatihan vokasi, termasuk pengembangan bahasa Jepang dan budaya kerja. Gubernur menegaskan bahwa program ini bukan semata menyiapkan tenaga kerja, tetapi mencetak duta daerah yang membawa nama baik Lampung di kancah internasional.
Acara ini juga dihadiri Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung Thomas Amirico.
Acara ditutup dengan penuh semangat oleh seluruh peserta dan ditandai dengan salam perlindungan dari Menteri Abdul Kadir Karding, “Migran aman, keluarga sejahtera." (***)
Comments