Putri Kebanggaan Lampung, Dhea Meninggal Ketika Mengikuti Pendidikan Dasar IPDN

OTENTIK (BANDARLAMPUNG)– Ayah
Dhea Rahma Amanda (17), Edi Hanafiah mengaku menerima takdir putrinya meninggal
ketika mengikuti pendidikan dasar (diksar) Institut Pemerintahan Dalam Negeri
(IPDN), di Semarang, Jawa Tengah, Minggu (1/10/2017).
"Kami menerimanya karena ini sudah menjadi garisan takdir, memang awalnya
kami minta autopsi, tapi setelah mendengar keterangan dari Gubernur Akpol dan
IPDN saya menerimanya," ungkap Edi Hanafiah, di Bandarlampung, Senin (2/10/2017).
Edi Hanafiah mengatakan, bahwa Gubernur Akpol dan IPDN menyaksikan secara
langsung dan meyakinkannya bahwa memang tidak terjadi tindak kekerasan saat diksar
IPDN itu berlangsung.
Ia melanjutkan, pihaknya telah membatalkan proses autopsi dan jenazah, apalagi
saat diperiksa tidak memiliki luka lebam di tubuh anaknya itu.
"Saya ikhlas, selama beberapa hari tidak ada keluhan dan cerita dari
pelatih maupun kawannya semua normal seperti biasanya, tapi dulu waktu kecil
pernah sesak napas," jelas Edi Hanafiah.
Kepala Biro Administrasi Keprajaan IPDN Dr Andi Oni P, M.Si mengatakan,
meninggalnya Dhea Rahma Amanda Praja IPDN tingkat I Angkatan 28 sudah dilakukan
autopsi sesuai dengan SOP yang berlaku.
"Hasilnya tidak ada apa-apa, semuanya sudah ajal, serta takdir dan
usianya, kemudian anak tersebut memang tidak sakit apa-apa," terangnya.
Ia melanjutkan, dengan adanya kejadian seperti ini bukan berarti pihaknya tidak
melakukan evaluasi, mengingat setiap tahun IPDN selalu melakukan koreksi.
"Seperti yang dikatakan oleh Gubernur IPDN bukan baru ada kejadian kami
baru melakukan evaluasi, tetapi setiap pelaksanaan kegiatan yang berlangsung
satu tahun sekali, kami selalu adakan evaluasi," jelasnya.
Terkait pemeriksaan kesehatan, menurutnya, setiap praja melalui seleksi yang
ketat, dari tingkat daerah hingga pusat.
Dia menegaskan, bahwa pemeriksaan kesehatan untuk di daerah dilakukan dua kali,
dan hingga masuk IPDN pun masih dilakukan tes kesehatan oleh Dinas Kesehatan
TNI Angkatan Darat.
"Jadi selalu mengecek setiap praja yang mengikuti Diksar Mendispra secara
rutin, terakhir kami ke sana kunjungan untuk memonitoring praja yang
bersangkutan tidak sakit," tegasnya.
Pihaknya juga memiliki fasilitas kesehatan yang fungsinya untuk mengecek
kesehatan para praja yang mengikuti pendidikan dasar.
Dhea Rahma Amanda, Praja IPDN Tingkat I Angkatan 28 Tahun 2017 yang meninggal
dunia saat mengikuti diksar, di Semarang, Jawa Tengah, Minggu (1/10/2017),
dimakamkan di pemakaman keluarga Labuhan Ratu, Bandarlampung, Senin pukul 12.00
WIB
Jenazah Dhea Rahma Amanda disemayamkan di rumah duka Jalan Untung Suropati
Nomor 33 B, Kelurahan Labuhan Ratu Raya, Kecamatan Kedaton. Jenazah disalatkan di
Masjid Nurul Yakin Jalan Untung Suropati, Bandarlampung.
Sebelumnya, sebanyak 52 mahasiswa warga Lampung diterima Institut
Pemeritahan Dalam Negeri (IPDN) tahun 2017.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Lampung,
Rusli Syofuan, mengatakan, bahwa praja IPDN dari Provinsi Lampung yang diterima
tahun ini memang lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya. "Dari 55 calon
siswa yang mengikuti penentu tahap akhir (Pantohir) lolos 52 orang dan mereka
ini tersebar dari berbagai kabupaten dan kota se-Provinsi Lampung. Hanya tiga
orang saja yang tidak lolos," ungkapnya.
Diterangkan Rusli, bahwa pantohir IPDN di Jatinangor, Jawa Barat dilakukan pada
Minggu (27/8/2017) lalu, sudah melalui proses panjang. "55 calon praja
IPDN yang diberangkatkan ke Jatinangor merupakan peserta terbaik selama
mengikuti seluruh proses tahapan seleksi dengan sistem gugur, baik itu dari
seleksi administrasi, tes kompetensi dasar dengan menggunakan sistem CAT, tes
kesehatan serta tes psikologi integritas dan kejujuran," terangnya.
Menurut Rusli, diterimanya 52 orang warga Lampung sebagai mahasiswa IPDN tidak
hanya menjadi kebanggaan pemerintah daerah maupun para orang tua semata.
"Semakin banyak warga Lampung yang masuk IPDN maka
pemerintah provinsi dan daerah diuntungkan, karena setelah lulus mereka bisa
mengabdi kepada pemerintah daerah. Ini akan membantu roda pemerintahan jika
banyak lulusan IPDN di dalam struktur birokrasi," terangnya.
Ditambahkan Rusli, bahwa meningkatknya penerimaan mahasiswa IPDN menjadi bukti
peran aktif pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan sumber
daya manusia.
"Ini sesuai harapan pak gubernur. Bahwa warga Lampung bisa bersaing dengan daerah lain,semoga tahun berikutnya semakin banyak warga Lampung yang diterima di IPDN,” pungkasnya. (jn/ida)
Comments