Suhada: Anak Down Syndrome Adalah Anugerah, Kita Wajib Mendampingi Tanpa Diskriminasi
OTENTIK ( BANDARLAMPUNG ) -- Anggota Komisi IV DPRD Kota Bandar Lampung dari Fraksi PKS, Muhammad Suhada, S.T, mengajak masyarakat untuk lebih membuka hati dan menguatkan nilai kemanusiaan yang menjadi dasar Pancasila. Ajakan ini ia sampaikan dalam kegiatan Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan (PIP-WK), bertepatan dengan peringatan Hari Disabilitas Internasional, pada Rabu 3 Desember 2025.
Di hadapan komunitas PIK Potads, orang tua dan anak-anak penyandang Down Syndrome, Suhada mengungkapkan rasa hormatnya terhadap ketangguhan keluarga yang terus mendampingi anak-anak dengan penuh kasih. Menurutnya, kehangatan dan solidaritas yang tumbuh dalam komunitas ini adalah wujud paling sederhana, namun paling tulus, dari nilai Pancasila yaitu “Persatuan Indonesia”.
“Kita dipertemukan bukan karena satu latar belakang, ataupun agama, tetapi karena satu rasa: rasa cinta kepada anak-anak yang Tuhan titipkan. Mereka hadir bukan sebagai beban, tetapi sebagai anugerah yang harus kita jaga bersama,” ujar Suhada, pada Rabu, 3 Desember 2025.
Komitmen untuk Memastikan Hak Anak Down Syndrom Terpenuhi
Sebagai anggota Komisi IV yang membidangi Pendidikan, Sosial, dan Kesehatan, Suhada menegaskan bahwa DPRD berkomitmen memperjuangkan layanan pendidikan serta kesehatan yang benar-benar ramah dan setara bagi anak-anak Down Syndrome.
“Setiap anak berhak diperlakukan dengan adil. Mereka mungkin berbeda, tetapi tidak berarti harus dibedakan,” tuturnya.
Ia berharap masyarakat dapat menghilangkan stigma yang selama ini masih melekat, sebab di balik senyum anak-anak Down Syndrom, terdapat perjuangan panjang para orang tua yang dengan sabar dan penuh cinta mengawal tumbuh kembang mereka.
Haru yang Tak Terbendung
Suasana kegiatan berjalan hangat. Beberapa orang tua terlihat meneteskan air mata saat menceritakan perjalanan mereka mendampingi anak-anak. Ada cerita tentang harapan, kekhawatiran, sekaligus kebahagiaan kecil yang mereka syukuri setiap hari.
Momen itu menggambarkan betapa besar cinta dan keteguhan hati para orang tua. Meski menghadapi banyak tantangan, mereka tetap yakin bahwa anak-anak mereka memiliki masa depan yang layak diperjuangkan.
Dalam kesempatan itu, Suhada turut menyampaikan selamat Hari Disabilitas Internasional. Ia mengapresiasi semangat komunitas yang terus saling menguatkan. Ia juga bercerita tentang kegiatannya beberapa hari sebelumnya, ketika mengunjungi rumah-rumah untuk memberikan dukungan dan semangat kepada anak-anak, termasuk mereka yang memiliki Down Syndrome dan tuna rungu.
Doa untuk Korban Bencana di Sumatera
Diakhir Sambutannya , Suhada menyampaikan duka mendalam atas bencana yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
“Semoga cepat pulih, kami dan teman-teman sedang berupaya mengumpulkan bantuan. Yang saya pikirkan adalah bagaimana keadaan saudara-saudara kita disana, terutama anak-anak disabilitas maupun yang membutuhkan perlindungan lebih,” ucapnya.
Turut hadir dua narasumber dalam kegiatan Pembinaan ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan (PIP-WK), Deti febrina, Nuraini khadirun.
Acara ini menjadi pengingat bahwa masyarakat inklusif bukan hanya tentang kebijakan, tetapi tentang hati yang mau memahami. Dengan dukungan orang tua, komunitas, dan pemerintah, setiap anak termasuk anak-anak Down Syndrome, dapat tumbuh dengan bahagia dan dihargai sebagai bagian utuh dari bangsa ini.


Comments