Universitas Brawijaya Juara Umum Festival Reog Ponorogo XXIV/2017
OTENTIK (MALANG)–Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur, meraih gelar
juara umum tingkat nasional Festival Reog Ponorogo XXIV/2017 yang ditampilkan
oleh Unit Karawitan dan Tari (Unitantri) kampus setempat.
UB meraih juara umum atas kemenangan di beberapa kategori, yaitu penyaji
unggulan terbaik, penata tari terbaik atas nama Maulita Mega Untari (FMIPA),
dan penata iringan terbaik atas nama Muhammad Bayu Aji Pradana (FH).
"Ada tiga kriteria penilaian juri yang menempatkan UB sebagai juara umum,
yakni wiroso (penjiwaan karakter), wirogo (pengaplikasian gerak), dan wirama
(keselarasan musik)," ungkap Pimpinan produksi kesenian reog UB, Muhammad
Bayu Aji, di Malang, Jawa Timur, Sabtu (23/9/2017).
Untuk mengikuti kompetisi reog tersebut, pihaknya memang sudah mempersiapkannya
jauh-jauh hari sejak awal 2017.
"Kami bersyukur akhirnya bisa meraih juara umum. Pada tahun-tahun
sebelumnya kesenian reog UB hanya mampu meraih peringkat kedua dan baru tahun
ini mampu meraih juara umum," ujarnya.
Festival Reog Ponrogo XXIV merupakan kompetisi kesenian yang bisa diikuti oleh
masyarakat umum. Tahun ini ada 26 tim mulai dari tingkat sekolah menengah
hingga yayasan. Pesertanya tidak hanya dari mahasiswa, tetapi juga siswa
sekolah menengah atas, yayasan, bahkan dari Jepang, khususnya para Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) di Jepang yang bekerja sama dengan Kedutaan RI.
Dari 26 tim yang mengikuti festival tersebut, Bayu mengaku pesaing terberat
adalah dari Pawargo yang merupakan persatuaan warga Ponorogo yang tinggal di
DKI Jakarta.
Selain mereka mendapat dukungan materi dan moril dari Pemrov DKI Jakarta,
Pawargo juga mempunyai rekam jejak yang bagus di dunia kesenian reog.
"Anggota tim Pawargo adalah senior-senior di bidang kesenian Reog
Ponorogo. Namun demikian, tim dari mahasiswa UB mampu mengalahkan Pawargo,
sebab mayoritas tim ang kami tampilkan adalah mahasiswa asal Ponorogo yang
sejak kecil dididik untuk bisa membawakan kesenian Reog Ponorogo," ucapnya.
Ia mengakui dirinya sejak umur empat tahun juga sudah belajar kesenian Reog
Ponorogo. Anak-anak kecil di Ponorogo memang dididik dari kecil oleh
keluarganya agar bisa membawakan kesenian tersebut dengan tujuan untuk
melestarikan kesenian tersebut.
Anggota tim Reog yang berasal dari Ponorogo itu adalah mahasiswa UB yang masuk
lewat jalur prestasi nonakademik.
"Harapan kami ke depan akan lebih banyak lagi kesenian yang bisa
ditampilkan dalam festival sebagai salah satu upaya untuk melestarikan berbagai
kesenian daerah agar tidak sampai punah," katanya. (jn/red)
Comments