Peringatan Hari Kopi Internasional, Gubernur Ridho Jadi Barista
OTENTIK (BANDARLAMPUNG)–Gubernur
Lampung Muhammad Ridho Ficardo meminta kalangan industri kopi memperluas
kemitraan dengan petani kopi, guna meningkatkan kualitas kopi setempat.
"Petani bukan sekedar menghasilkan kopi, tapi kita dorong mengoptimalkan
lahan dan meningkatkan mutu kopi berstandar internasional. Pembinaan itu harus
dilakukan bersama pemerintah daerah dan swasta, agar lebih banyak petani
terbina," ungkap gubernur di Bandarlampung, Senin (2/10/2017).
Ridho juga meminta agar kopi menjadi industri kreatif dan konten pariwisata
khususnya pengembangan tapis. "Ketika bicara Lampung ingatan orang tertuju
pada kopi dan tapis. Saya bercita-cita Lampung menjadi destinasi wisata
kopi," ujarnya.
Konsep pertanian dan pariwisata, terang Ridho, sukses dijalankan di Thailand
yang mengemas pertanian dari hulu ke hilir menjadi produk pariwisata.
Menurut gubernur yang menjadi Barista pada peringatan Hari Kopi Internasional
di Hotel Novotel Bandarlampung, Jumat (29/9/2017) malam ini, potensi Thailand
dan Lampung hampir sama. "Lampung punya potensi menyamai Thailand di
bidang ini. Semua potensi kita punya," jelas Ridho.
Salah satu upaya menaikkan pamor kopi Lampung, terang gubernur, adalah dengan
meningkatkan konsumsi kopi dalam negeri. Peringatan Hari Kopi Internasional,
akan digelar setiap tahun sebagai upaya mempromosikan kopi menjadi gaya hidup
masyarakat baik di Lampung maupun nasional.
Pemerintah pusat, kata Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah,
Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih memuji upaya Lampung dalam
meningkatkan konsumsi kopi dalam negeri.
Ia mengakui konsumsi kopi dalam negeri masih kecil yakni 1,1 kg per kapita per
tahun, sedangkan yang tertinggi yakni Finlandia 11,4 kg kapita per tahun.
"Potensi pasar dalam negeri masih berkembang baik. Oleh karena itu,
kebijakannya adalah peningkatan kapasitas sumber daya manusia seperti barista,
roaster, penguji cita rasa, dan peningkatan nilai tambah kopi dalam negeri
terutama kopi sangrai atau roadted bean, melalui penguasaan teknologi
roasting," jelasnya.
Kebijakan itu, kata Gati, secara perlahan akan membuat Indonesia tidak lagi
menjadi negara pengekspor biji kopi, tapi eksportir kopi sangrai untuk Asia,
bahkan dunia.
"Hal ini dapat tercapai apabila pemerintah mencantumkan asal masing-masing
daerah. Saya mengapresiasi ide Gubernur Lampung yang mencantumkan nama daerah
pada label kopi," tambahnya. (jn/ida)
Comments