Berita Hangat

OJK Mendorong Sektor Jasa Keuangan Semakin Aktif Melakukan Pembiayaan UMKM

OTENTIK (BANDARLAMPUNG) – 1 Maret 2022. Kantor Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Lampung terus mendorong Sektor Jasa Keuangan untuk lebih aktif melakukan pembiayaan kepada UMKM yang diharapkan akan mampu mempercepat pemulihan perekonomian di wilayah Provinsi Lampung. Pada Triwulan IV –2021, penyaluran kredit UMKM oleh sektor Perbankan tercatat mengalami peningkatan share dari Triwulan IV – 2020 dan triwulan sebelumnya masing-masing sebesar 30,57% dan 30,98% dari total kredit menjadi sebesar 31,25% pada akhir tahun 2021. Secara nominal, penyaluran kredit di sektor UMKM pada Triwulan IV – 2021 mengalami peningkatan sebesar Rp1,61 Triliun (7,71%) dari Rp20,89 Triliun pada triwulan IV – 2020 menjadi sebesar Rp22,50 Triliun pada posisi Triwulan IV – 2021 (year on year-yoy), sementara secara triwulanan meningkat 2,29% (quarter to quarter-qtq). Pembiayaan kepada sektor UMKM juga dilakukan oleh lembaga pembiayaan non bank yakni PT PNM, PT Pegadaian

(persero), Lembaga Keuangan Mikro, Fintech P2P Lending dan Securities Crowd Funding yang memang

memiliki segmentasi pasar utama kepada sektor UMKM.

“Berbagai upaya juga terus dilakukan OJK Lampung untuk mendukung pengembangan usaha

maupun pembiayaan kepada UMKM antara lain dengan mendorong penyaluran pembiayaan secara

digital baik melalui inisiasi masing-masing lembaga jasa keuangan maupun melalui kolaborasi antara

perbankan dengan Fintech P2P Lending, memperluas akses UMKM terhadap sumber-sumber

pembiayaan maupun akses pelatihan pengembangan kapasitas usaha antara lain melalui Forum

Ekspor Lampung untuk pembiayaan UMKM Ekspor, Kegiatan Bussiness Matching UMKM dengan

Lembaga Jasa Keuangan, dukungan terhadap program Bangga Buatan Indonesia (BBI) serta

monitoring dan evaluasi penyaluran KUR”, kata Bambang Hermanto, Kepala OJK Lampung saat

memberikan penjelasan mengenai kinerja sektor jasa keuangan Triwulan IV Tahun 2021. Dengan

mendorong peningkatan pembiayaan dan pengembangan kapasitas usaha sektor UMKM diharapkan

mampu mempercepat pemulihan ekonomi di Provinsi Lampung.

Kinerja Perbankan

Industri Jasa Keuangan khususnya di Provinsi Lampung, pada triwulan IV – 2021 menunjukkan

perkembangan yang menggembirakan. Total Aset perbankan pada triwulan IV – 2021 mengalami

pertumbuhan positif jika dibandingkan dengan triwulan IV – 2020 yaitu meningkat sebesar Rp11,18

Triliun atau tumbuh sebesar 11,56% dari sebesar Rp96,73 Triliun menjadi sebesar Rp107,91 Triliun

(yoy). Demikian juga Jika dibandingkan dengan posisi triwulan III – 2021 (qtq) total aset juga tercatat

meningkat sebesar Rp3,35 Triliun atau 3,20% dari sebesar Rp104,56 Triliun menjadi sebesar

Rp107,91 Triliun. Hal ini sejalan dengan penyaluran kredit yang tumbuh sebesar Rp3,69 Triliun atau

5,39% jika dibandingkan dengan periode triwulan IV – 2020 (yoy) dari sebesar Rp68,34 Triliun menjadi

sebesar Rp72,02 Triliun. Jika dibandingkan dengan posisi triwulan III – 2021 (qtq) kredit tercatat

meningkat juga sebesar Rp1,00 Triliun atau 1,41% dari sebesar Rp71,02 Triliun menjadi sebesar

Rp72,02 Triliun. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga juga tumbuh sebesar 9,78% atau naik Rp5,25

Triliun (yoy).

Pertumbuhan kredit relatif baik menurut jenis penggunaan, Kredit Modal Kerja dengan share terbesar

45,49% dari total kredit tercatat tumbuh 9,86% (yoy) dan 2,34% (qtq), Kredit Konsumtif yang memiliki

share 38,56% tercatat tumbuh 2,54% (yoy) dan 0,48% (qtq), dan Kredit Investasi tumbuh 0,49% (yoy)

dan 1,06% (qtq). Sementara jika dilihat dari sektor ekonomi, tercatat 3 sektor ekonomi yang memiliki

pertumbuhan kredit tertinggi secara tahunan (yoy) adalah Sektor Pertanian tumbuh 12,03%, Sektor

Perdagangan Besar dan Eceran tumbuh 7,70% dan Sektor Industri Pengolahan tumbuh 7,28%.

 

Pertumbuhan penyaluran kredit di 3 sektor ekonomi tersebut sejalan dengan 3 Sektor Dominan pada

Distribusi PDRB berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Lampung.

Peningkatan pertumbuhan kredit di Lampung Triwulan IV – 2021 di atas lebih tinggi dari pertumbuhan

kredit secara nasional secara yoy (Nasional 4,94%, Lampung 5,39%). Pertumbuhan ini diiringi dengan

penurunan rasio NPL secara triwulanan dari 4,86% menjadi 4,55%, meskipun masih belum membaik

seperti di Triwulan IV – 2020 yang tercatat hanya sebesar 2,43%. Sementara rasio NPL kredit UMKM

juga menurun secara triwulanan dari posisi September 2021 sebesar 4,04% menjadi sebesar 3,88%

pada Desember 2021, namun masih meningkat dibandingkan dengan Triwulan IV – 2020 yang tercatat

sebesar 3,08%.

“Permintaan kredit yang meningkat didorong oleh peningkatan pemulihan dunia usaha dan dukungan

kebijakan-kebijakan dari Pemerintah, OJK dan lembaga lain yang tergabung dalam Komite Stabilitas

Sistem Keuangan (KSSK)” ujar Bambang.

Kinerja Industri Keuangan Non Bank

Untuk sektor Industri Keuangan Non Bank (IKNB), kinerja Perusahaan Pembiayaan di Triwulan IV –

2021 secara year on year dalam melakukan penyaluran pembiayaan mengalami pertumbuhan sebesar

Rp16 Miliar atau 0,21% yaitu dari Rp7,701 Triliun pada Triwulan IV – 2020 menjadi sebesar Rp7,717

Triliun.

Sementara di industri asuransi, secara umum untuk total pendapatan premi asuransi meningkat

sebesar Rp532 Miliar atau 34,87% (yoy). Peningkatan terbesar didorong oleh peningkatan pendapatan

premi asuransi jiwa baik konvensional maupun syariah yang masing-masing tumbuh sebesar 57,11%

(yoy) atau naik Rp473,34 Miliar dan 85,66% (yoy) atau naik Rp84,37 Miliar.

Untuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM), Posisi Desember 2021 terdapat 227 Lembaga Keuangan Mikro

Berizin OJK dimana 11 diantaranya berada di Provinsi Lampung, dengan komposisi 2 LKM program

BWM, 4 LKM-Agribisnis, 4 LKM ex PNPM dan 1 LKM murni. Posisi Desember 2021, total aset LKM

terkontraksi sebesar 1,67% (yoy) atau turun sebesar Rp531 Juta yang disebabkan adanya penarikan

penyertaan modal dan peningkatan NPL dari sebelumnya sebesar 9,04% pada Desember 2020 menjadi

14,95% pada Desember 2021. Penyaluran kredit/pembiayaan LKM baik konvensional maupun syariah

tumbuh 2,22% atau naik sebesar Rp429 Juta, sedangkan penghimpunan dana masyarakat tumbuh

24,96% atau naik Rp2,03 Miliar.

Untuk dana pensiun, selama tahun 2021, jumlah aset dana pensiun di Provinsi Lampung meningkat

sebesar Rp9,47 Miliar atau tumbuh 6,09% (yoy). Sejalan dengan peningkatan aset, investasi dana

pensiun di Provinsi Lampung juga mengalami peningkatan sebesar Rp9,69 Miliar atau tumbuh 6,35%

(yoy). Peningkatan investasi Dana Pensiun di Lampung didorong oleh peningkatan kinerja pasar modal

maupun pasar uang sebagai salah satu pilihan investasi aset dana pensiun.

Kinerja Industri Fintech Peer to Peer Lending dan Pasar Modal

Untuk industri Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (Fintech Peer to Peer

Lending), jumlah akun dan transaksi baik peminjam (borrower) maupun pemberi pinjaman (lender) di

Provinsi Lampung pertumbuhannya melebihi pertumbuhan secara nasional. Di Provinsi Lampung,

secara tahunan (yoy) jumlah akun lender meningkat sebesar 4.629 akun (62,05%) dan jumlah akun

borrower meningkat sebesar 347.248 akun (73,33%) sementara secara nasional, masing-masing hanya

tumbuh sebesar 12,91% dan 68,15%. Peningkatan akun ini diikuti dengan peningkatan jumlah

transaksi lender dan borrower di Provinsi Lampung yang masing-masing meningkat sebesar 138.641

akun (138,78%) dan 4.705.736 akun (141,10%) atau melebihi nasional yang masing-masing hanya

tumbuh sebesar 68,37% dan 114,62%. Peningkatan aktivitas transaksi ini juga mendorong

peningkatan outstanding pinjaman yang posisi 31 Desember 2021 tercatat sebesar Rp29.880 Miliar

atau tumbuh 95,05% secara nasional dan Rp467 Miliar atau tumbuh 118,22% di wilayah Provinsi

Lampung.

Selanjutnya, pada sektor pasar modal, nilai transaksi efek di Provinsi Lampung selama tahun 2021

cenderung menurun namun apabila dijumlahkan seluruh transaksi bulanan selama setahun nilainya

lebih besar dibanding tahun 2020. Jumlah investor di Provinsi Lampung berdasarkan Single Investor

Identification (SID) hingga posisi Desember 2021 adalah sejumlah 171.067 investor atau bertambah

104.408 investor dibandingkan posisi Desember 2020. Jumlah investor di Provinsi Lampung sebanyak

2,41% dari investor secara nasional yang mencapai 7.078.565 investor. Saat ini juga tercatat telah

terdapat 8 perusahaan yang mengakses sumber pendanaan usaha melalui Perusahaan Fintech

Securities Crowd Funding (SCF) yang melayani penerbitan saham maupun obligasi atau surat utang

perusahaan. Selama tahun 2021 jumlah dana yang berhasil dihimpun untuk pendanaan usaha 8

perusahaan yang bergerak di Tambak Udang tersebut mencapai Rp2,08 Miliar.

Perkembangan Program Dana PEN dan Restrukturisasi Kredit/Pembiayaan

Perkembangan penempatan dana pemerintah pada Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dari

Semester 1 – 2021 sampai dengan Semester 2 – 2021 mengalami peningkatan. Tercatat bahwa realisasi

dana PEN Himbara di Lampung mengalami peningkatan sebesar Rp7,94 triliun atau 76,94% dari

sebesar Rp10,32 Triliun menjadi Rp18,26 Triliun dan jumlah debitur yang disalurkan juga meningkat

sebesar 27.270 debitur dari sebesar 322.116 debitur menjadi 349.386 debitur.

Pada triwulan IV – 2021, total restrukturisasi kredit yang telah dilakukan perbankan di Provinsi

Lampung kepada 53.127 debitur dengan total sebesar Rp5,67 Triliun dimana sebesar Rp5,31 Triliun

(51.579 debitur) dilakukan oleh Bank Umum dan sebesar Rp353 Miliar (1.548 debitur) dilakukan oleh

Bank Perkreditan Rakyat/Syariah. Total kredit restrukturisasi tersebut tercatat menurun sebesar

Rp79,79 miliar dari posisi sebelumnya triwulan III – 2021 sebesar Rp5.747,47 Miliar menjadi sebesar

Rp5.668,68 Miliar pada posisi Triwulan IV – 2021. Sementara jumlah kontrak dan pokok kredit yang

direlaksasi melalui restrukturisasi oleh Perusahaan Pembiayaan di Provinsi Lampung terus bertambah

walau tidak signifikan jika dibandingkan Triwulan III – 2021. Posisi Desember 2021, jumlah kontrak

pembiayaan yang disetujui relaksasi kreditnya sebanyak 108.898 kontrak atau naik 3.138 kontrak

dengan total outstanding pokok kredit yang direlaksasi sebesar Rp4.590 M atau naik Rp285 Miliar. (ida/rls)

Comments