Berita Hangat

BKKBN Lampung Ajak Mitra Untuk Pencapaian Program KKBPK Hingga 50 Persen pada Tahun Ini

Kepala BKKBN Provinsi Lampung, Uliantina Meiti saat memberikan sambutan pada acara halalbihalal tahun 2019 di Kantor BKKBN Provinsi Lampung, di Bandarlampung, Kamis (13/6/2019).
OTENTIK BANDARLAMPUNG)--Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Lampung terus mendorong pencapaian program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di daerah setempat yang saat ini belum maksimal.

"Kami mengajak semua pihak termasuk mitra untuk pencapaian program tersebut hingga 50 persen pada tahun ini," kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Lampung, Uliantina Meiti, pada halalbihalal bersama pegawai dan mitra BKKBN di Bandarlampung, Kamis (13/6/2019).
Ia menyebutkan, belum maksimalnya program itu ditandai berbagai hal, salah satunya penyuluh KB yang masih sedikit, dibandingkan dengan jumlah desa yang ada di Lampung.
Pihaknya juga terus memaksimalkan peran mitra kerja BKKBN untuk terus menggelorakan program KKBPK.
Di sisi lain, ia menyebutkan berdasarkan data, angka total fertilitas (TFR) Lampung turun dari 2,6 anak per wanita usia subur pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menjadi 2,3 anak/wanita usia subur pada 2017.
"Meski turun, bila dilihat dari SDKI itu, kita sedang menghadapi tantangan berat untuk meyakinkan masyarakat dalam pelaksanaan program KKBPK, dan hal ini akan berdampak sangat kompleks terhadap kesejahteraan masyarakat," katanya.
Ia mengakui pihaknya akan bekerja secara maksimal dengan semangat tinggi agar TFR dapat terus ditekan.
"Saya berharap semua dapat bekerja keras dan optimistis agar mencapai sasaran indikator yang hendak dicapai," katanya.
Karena itu, lanjutnya, perlu kemitraan dengan berbagai pihak untuk saling mendukung memperkuat program KKBPK di semua tingkatan.
Agar program KKBPK itu berjalan, ia mengharapkan kegiatan pelayanan KB harus dilaksanakan secara intensif baik terhadap calon peserta KB baru, peserta ulang maupun ganti cara terutama terhadap pasangan usia subur muda paritas rendah (PUS-Mupar).
Kemudian meningkatkan pembinaan terhadap kelompok-kelompok kegiatan KB dalam rangka pembinaan peserta KB aktif, serta peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
"Serta pusat informasi konseling-kesehatan reproduksi remaja/mahasiswa terus dikembangkan dalam rangka perubahan pola pikir serta penanaman nilai-nilai keluarga kecil bahagia sejahtera," tambahnya.  (ida)

Comments