APBD-P TA 2019 Tetap Mengoptimalkan Kualitas Pelayanan Publik
OTENTIK (BANDARLAMPUNG)--Meskipun dalam kondisi yang terbatas,
Belanja Langsung dalam Perubahan APBD T.A 2019 tetap mengoptimalkan kualitas
pelayanan publik dan mendukung Visi-Misi Rakyat Lampung Berjaya.
"Pemprov Lampung tetap
berkomitmen untuk melanjutkan pokok-pokok prioritas pembangunan daerah tahun
2019 yang telah ditetapkan dalam RKPD Provinsi Lampung, dan akan diintegrasikan
dengan Visi-Misi “Rakyat Lampung Berjaya”, ujar Gubernur Lampung diwakili Pj.
Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Fahrizal Darminto. Hal itu disampaikan saat
serahkan dokumen Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran
Sementara (PPAS) RAPBD Perubahan Provinsi Lampung T.a 2019, di Ruang Sidang
DPRD Provinsi Lampung, Senin (5/8/2019).
Pj. Sekda Fahrizal mengatakan bahwa
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung mengajukan rancangan atas asumsi dasar
makro ekonomi dalam Kebijakan Umum Perubahan APBD (KUPA) Tahun Anggaran 2019.
Fahrizal mengatakan dengan rincian
yakni ekonomi Lampung di tahun 2019 diproyeksikan tumbuh pada kisaran 5,3
sampai dengan 5,6 persen.
"Dengan asumsi pertumbuhan
ekonomi tersebut, pendapatan masyarakat secara umum diharapkan akan mencapai 40
juta rupiah per kapita," ujarnya.
Ia menyebutkan guna mempertahankan
daya beli penduduk Lampung, pemerintah daerah akan melanjutkan upaya-upaya
membangun sinergi dan koordinasi bersama lembaga/ instansi dan stake holder
terkait.
Hal ini dilakukan sehingga Laju
inflasi tetap pada kisaran 3,5 hingga 4 persen, sebagaimana yang telah
disepakati dalam pembahasan KUA/PPAS APBD (murni) 2019 sebelumnya.
"Secara rinci, terhadap asumsi-asumsi
makro ekonomi yang diusulkan maupun asumsi pembangunan daerah lainnya, Pemprov
Lampung telah mencantumkan pada dokumen Rancangan KUPA Tahun 2019,"
katanya.
Fahrizal menjelaskan beberapa asumsi
makro ekonomi pendukung yang ditetapkan pada awal penyusunan APBD Tahun
Anggaran 2019, antara lain pertumbuhan ekonomi Lampung berada pada
kisaran 5,4 sampai dengan 5,7 persen dengan tingkat inflasi 3,5 sampai
dengan 4 persen.
Selanjutnya, Tingkat Pengangguran
Terbuka 4 persen, dan Persentase Penduduk Miskin ditargetkan 12,36 persen.
"Kualitas sumber daya manusia,
yang diukur melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada angka 70, dengan
tingkat Pendapatan Mayarakat secara umum sebesar 40,56 juta rupiah per kapita.
Selanjutnya, pemerataan antar kelompok pendapatan masyarakat ditargetkan pada
kisaran 0,32 hingga 0,33," katanya.
Meninjau perkembangan makro ekonomi
terkini di tingkat daerah, Fahrizal mengatakan ekonomi Lampung hingga triwulan
I-2019 tumbuh sebesar 5,18 persen (year on year).
"Secara spasial, pencapaian
tersebut melampaui rata-rata di tingkat regional Sumatera maupun nasional yang
tercatat 4,55 dan 5,07 persen. Pada periode pengamatan yang sama, laju inflasi
Provinsi Lampung tercatat sebesar 1,49 persen (year on year).
Tingkat inflasi Provinsi Lampung
pada periode tersebut lebih rendah dibanding inflasi nasional yang tercatat
sebesar 2,48 persen (year on year)," ujarnya.
Lebih lanjut, tinjauan pada sisi
sosial ekonomi mencatat bahwa pada awal tahun 2019 Angka Pengangguran Terbuka
di Lampung menunjukkan penurunan dari 4,33 persen pada Februari 2018 menjadi
3,96 persen pada bulan Februari 2019.
"Angka pengangguran Lampung
tersebut masih di bawah angka rata-rata pengangguran nasional yang sebesar 5,01
persen pada periode pengamatan yang sama," katanya.
Lalu, tinjauan pada sisi sosial
ekonomi mencatat bahwa pada awal tahun 2019 Angka Pengangguran Terbuka di
Lampung menunjukkan penurunan dari 4,33 persen pada Februari 2018 menjadi 3,96
persen pada bulan Februari 2019.
"Angka pengangguran Lampung
tersebut masih di bawah angka rata-rata pengangguran nasional yang sebesar 5,01
persen pada periode pengamatan yang sama," ucapnya.
Secara tahunan, data statistik pada
Maret 2019 menunjukkan pula bahwa angka kemiskinan Provinsi Lampung sebesar 12,62
persen, turun 0,52 persen dibanding Maret 2018 yang sebesar 13,14 persen. (ida/humas prov)
Comments