Bupati Khamami Akui Penyaluran Listrik ke 40 Desa Belum Normal
OTENTIK (MESUJI)–Bupati
Mesuji
Khamami
mengakui penyaluran listrik
ke 40 desa belum normal karena proses pembangunan gardu induk PLN belum tuntas.
"Kami sangat berharap penyelesaian gardu induk (GI) tepat waktu.
Pembangunan tapak tower SUTET belum selesai, ada 40 desa masih menunggu pasokan
listriknya,"
ungkap bupati di Mesuji,
Rabu (27/9/3027), menanggapi keluhan warga terkait seringnya pemadaman listrik.
Khamami menjelaskan, saat ini sudah terbangun GI mini di Lembukibang. Namun
pasokan listrik
masih belum normal dan tegangan listriknya
masih belum stabil, sehingga pemadaman listrik
masih terjadi di wilayah Kabupaten Mesuji.
Untuk mengatasi hal tersebut, ia berharap kepada PT PLN untuk menyelesaikan
pembangunan jaringan transmisi dari Sumatra Selatan (Sumsel) ke Mesuji
(Lampung) dengan penyelesaian tepat waktu.
Khamami
pun berharap warga tetap sabar mengenai permasalahan listrik
di desanya.
"Persoalannya, pembangunan GI sudah selesai, namun transmisi listrik
dari Sumsel masih belum selesai," ujarnya.
Selama ini, menurut bupati, pasokan listrik
dari GI Kabupaten Tulangbawang.
Menurut dia, pembangunan menara Sutet sebagian belum selesai hingga Desa
Agungbatin, Kecamatan Simpang Pematang, Mesuji.
Diperkirakan tahun depan, desa-desa di Mesuji
sudah teraliri listrik.
Sementara itu, sejumlah warga desa di Mesuji
mengeluhkan seringnya pemadaman listrik
oleh PLN yang dilakukan secara mendadak tanpa adanya pemberitahuan sebelumnya.
Pemadaman tersebut telah terjadi beberapa tahun silam, namun tak kunjung
berubah hingga saat ini.
Menurut Yanto, salah seorang warga di Mesuji, listrik padam
di Mesuji
tidak menentu waktunya. Bisa pagi, siang, dan atau malam hari. Lama pemadaman
berkisar dua belas jam.
"Mati lampu setiap hari tidak siang tidak malam, yang jelas mati lampu
sudah menjadi langganan," terang warga Desa Brabasan, Mesuji.
Ia menyesalkan janji PLN yang menyatakan listrik
di Mesuji
akan normal setelah pembangunan transmisi tower Sutet pada September tahun ini.
Namun, proses pembangunan belum selesai sehingga warga terus mengalami pemadaman
aliran listrik.
Pemadaman listrik
tanpa jadwal dan pemberitahuan dari PLN sangat merugikan warga. Mereka tidak
bisa beraktivitas di rumah seperti mengisi air atau menggunakan peralatan
elektronik atau mesin lainnya.
Sebelumnya, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Distribusi Lampung menargetkan semua desa di Kabupaten Mesuji teraliri listrik pada tahun 2018.
Hal itu diungkapkan General Manager (GM) PT PLN Distribusi Lampung, Daryono, saat bertemu dengan Bupati Mesuji, Khamami di Rumah Dinas Bupati Mesuji, Brabasan, Selasa (21/3/2017).
Pada kesempatan itu, Daryono turut membawa seluruh jajarannya dan melakukan sosialisasi kepada seluruh kepala desa di Kabupaten Mesuji yang desaanya belum teraliri jaringan listrik PLN.
Dia juga memuji peran aktif Pemerintah Kabupaten Mesuji selama ini dalam mendukung PLN, baik dalam pembebasan lahan untuk pembangunan Gardu Induk (GI), pembangunan tapak tower saluran udara tegangan tinggi (SUTT), maupun dukungan lainnya.
"Kami menargetkan pada tahun 2018 seluruh desa di Mesuji sudah teraliri listrik PLN. Bahkan, pada tahun 2019 kami targetkan seluruh desa di pelosok Provinsi Lampung akan teraliri listrik melalui Program Lampung Terang 2019," ungkapnya lagi.
Sementara itu, Bupati Mesuji, Khamami mengatakan, bahwa di Kabupaten Mesuji masih terdapat 40 desa yang belum teraliri listrik PLN dan enam desa belum teraliri listrik PLN secara keseluruhan.
Untuk itu, bupati berharap pembangunan GI Mesuji dapat segera diselesaikan sesuai target pada tahun ini dan dapat beroperasi pada tahun 2017 sehingga desa-desa yang belum teraliri listrik dapat segera dibangun jaringan listrik PLN.
"Dengan beroperasinya Gardu Induk mampu mengoptimalkan kondisi tegangan listrik di Mesuji sehingga dapat dilakukan pembangunan jaringan listrik baru ke desa-desa, Pemkab Mesuji siap membantu jika diperlukan alat berat. Dengan meratanya jaringan listrik, tentunya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi seiring dengan akan dibangunnya Jalan Tol Sumatera (JTS) dan kawasan industri di Rawa Jitu Utara, serta mendukung keberadaan jalur tol laut," papar Khamami. (jn/red)
Comments