Bupati Adipati Harapkan SKPD Bekerja Dengan Baik Jadikan Waykanan Daerah Ramah Anak
OTENTIK (WAYKANAN)–Bupati
Waykanan Raden Adipati
Surya menyatakan siap menjadikan daerahnya sebagai daerah ramah anak
untuk mengurangi kekerasan terhadap anak.
Untuk mewujudkan hal itu, Bupati Adipati
mengharapkan semua SKPD, jajaran di bawahnya dapat bekerja dengan baik untuk
bisa menjadikan Kabupaten Waykanan menjadi daerah ramah
anak, ungkap bupati usai menandatangai nota kesepahaman dengan
Kementrian Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) tentang kabupaten/kota
ramah anak di Gedung Balai Keratun, Bandarlampung, Selasa (17/10/2017).
Menurut Adipati, dengan adanya dukungan semua sektor bisa menempatkan Kabupaten
Waykanan menjadi pertama di Provinsi Lampung dengan tindak kekerasan terhadap anak
yang paling rendah.
"Waykanan sebagai daerah inisiator ramah anak juga telah menerima
penghargaan dari Kementrian PPA di Provinsi Riau pada September 2017 saat peringatan
Hari Anak Nasional," terangnya.
Sebelumnya, Menteri PPA Yohana Yambise mengatakan, Indonesia saat ini
darurat kekerasan terhadap anak, karena itu dengan adanya penandatanganan nota
kesepahanan ini, semua pihak bisa bersama-sama berkomitmen untuk mengurangi
kekerasan terhadap anak, terutama di Provinsi Lampung.
"Dengan adanya penandatanganan nota kesepahaman ini, kabupaten/kota
diharapkan bisa mengurangi kekerasan anak di daerah masing-masing. Karena
selama ini setiap detik banyaknya anak yang terkena kekerasan baik dari
keluarga maupun dari lingkungan sekitar," ungkap Menteri.
Ia menjelaskan, komitmen politik untuk perlindungan anak sangat rendah. Padahal
implementasi kabupaten/kota layak anak sangat ditentukan oleh komitmen
pengambil kebijakan, partai politik, serta masyarakat termasuk budayawan dan
tokoh masyarakat.
Saat ini, sejumlah program pembangunan belum ramah terhadap anak-anak.
Fasilitas publik seperti stasiun kereta api, terminal bus, kapal penyeberangan,
dan bandar udara tidak banyak memberikan ruang bermain yang bebas untuk
anak-anak saat berada di area fasilitas tersebut. Sebaliknya, pemerintah lebih
memfasilitasi hadirnya tempat berjualan makanan dan lain-lain.
Oleh karena itu, untuk mendorong pemda menginisiasi KLA,
sejumlah lembaga non pemerintah seperti Wahana Visi Indonesia saat ini aktif
melakukan pendampingan kepada kabupaten/kota di sejumlah daerah menjalankan
program pendidikan, kesehatan dan sanitasi, ekonomi, serta program partisipasi
dan perlindungan anak.
Yohana mengharapkan Provinsi Lampung bisa memberikan contoh kepada provinsi
lain sebagai daerah layak anak pertama di Indonesia. (jn/red)
Comments