Wabup Edward Minta PSMI ikut Berperan Membantu Pembangunan di Waykanan
OTENTIK (WAYKANAN)–Wakil
Bupati Waykanan, Lampung, Edward Antony minta agar perusahaan gula PT Pemuka
Sakti Manis Indah (PSMI) ikut mengambil peran dalam membantu pembangunan di
Kabupaten Waykanan.
"Perusahaan ini bisa membantu pemerintah terutama dalam bidang pendidikan
dan kesejahteraan sosial," kata Edward pada syukuran tutup tebang dan
giling PT PSMI tahun 2017 di Blambangan Umpu, ibu kota Waykanan, Selasa (24/10/2017)
Salah satu yang bisa dilakukan perusahaan adalah menyisihkan sebagian
keuntungan untuk kepedulian masyarakat dalam bentuk dana Corporate Social
Responsibility (CSR) sebagai bentuk tanggungjawab sosial kepada masyarakat di
sekitar perusahaan untuk membantu bidang pendidikan dan sosial.
Perusahaan ini sudah satu tahun menanam tanam tebu di areal yang luasnya ribuan
hektare, diharapkan ke depannya pabrik ini semakin memberikan kontribusi bagi
Pemkab Waykanan dan dapat menambah tenaga kerja dan berkontribusi bagi masyarakat
sekitar perusahaan.
Menurut Wabup, dengan dilakukannya tutup tebang dan giling tahun ini akan dapat
menambah produksi gula seraya mengevaluasi tingkat capaian hasil panen dengan
rencana pengembangan perusahaan.
Dengan efek berantai yang ditimbulkannya, perusahaan telah memberikan manfaat
bagi daerah, yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan petani plasma dan
seluruh masyarakat Waykanan.
PT PSMI telah lama berdiri dan mengelola kebun tebu yang cukup luas di
Waykanan, baik kebun milik perusahaan maupun milik masyarakat yang menjadi
plasma dengan hasil kebun yang cukup besar.
Namun untuk pengolahannya menjadi gula sebelum memiliki pabrik sendiri
perusahaan harus mengirimkannya ke Bunga Mayang atau ke Lampung Tengah.
Sejak April Tahun 2009 perusahaan sudah mengoperasikan pabriknya sendiri tanpa
harus mengirimkan hasil panen ke luar daerah lagi. Sampai saat ini luas areal
lahan tebu milik PT.PSMI telah mencapai ribuan hektar luasnya, termasuk milik
masyarakat plasma yang tersebar di 3 (tiga) kecamatan Pakuan Ratu, Negeri Besar
dan Negara Batin.
"Saya berharap pola kemitraan yang telah terjalin dapat terus
ditingkatkan. Masyarakat yang memiliki lahan tidur dan belukar, dapat
dimanfaatkan menjadi plasma perusahaan," katanya.
Perusahaan dapat membantu biaya awal kebun yang meliputi pembukaan tanah,
penanaman, penyulaman, pemupukan, biaya tebang dan upah angkut. Biaya-biaya ini
nantinya dipotong dari hasil penjualan setelah penggilingan tebu menjadi gula.Pola
kemitraan ini, hendaknya mengjangkau seluruh lapisan masyarakat, karena hasil
perkebunan tersebut cukup menjanjikan, diperkirakan total hasil tebu per hektar
mencapai lebih dari 80 ton, meskipun hasil tersebut masih bisa naik turun
karena dipengaruhi kondisi tanah, cuaca, serangan hama, pemupukan dan pemberian
obat.
Dengan pola tersebut, tentunya petani plasma juga akan merasa memiliki pabrik
ini dan saling menjaga satu sama lain, hal inilah yang disebut efek berantai,
yang akan memacu pertumbuhan ekonomi, minimal terserapnya tenaga kerja dari
masyarakat sekitar, dan tertampungnya hasil kebun rakyat yang cukup besar,
sehingga masyarakat juga selalu terpacu untuk ikut menjadi petani plasma
perusahaan, kata Edward. (jn/red)
Comments