Populasi Harimau Sumatra Kurang dari 700 Ekor
OTENTIK (TANGGAMUS)–Populasi harimau sumatra kurang dari 700 ekor di Pulau Sumatra. Jumlah tersebut terancam semakin berkurang akibat deforestasi lahan, alih guna lahan, perburuan iar, dan konflik dengan manusia, kata Verry Iwan Stiawan.
Koordinator Sumatran Tiger Project itu mengungkapkan ada 1056 kasus konflik antara harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) dengan manusia selama tahun 2001-2016 di delapan provinsi di Sumatra.
Ada empat jenis konflik, yakni ada 375 kasus harimau berkeliaran di lokasi aktivitas manusia, 376 kasus harimau menyerang ternak, 184 kasus harimau menyerang manusia, dan 130 kasus harimau terbunuh.
Provinsi Lampung urutan kelima dengan kurang dari 100 konflik harimau dengan manusia.
Konflik paling tinggi terjadi di Nanggroe Aceh ada 225 lebih kasus. Setelah itu Bengkulu dengan 215-an kasus, Jambi 200 kasus, Riau sekitar 115 kasus, Sumatera Barat 75 kasus lebih, Sumatra Utara 70-an kasus, dan palin rendah Sumatra Selatan dengan 12-an kasus.
Ada lima kondisi setelah konflik,yakni harimau lari 870 kasus, harimau luka lima kasus, harimau ditranslokasi delapan kasus, harimau ditampung ke kebun bintang 43 kasus, dan harimau mati ada 130 kasus
Salah satu upaya memperkecil konflik harimau dengan manusia lewat upaya penyadaran semua pihak yang salah satunya diadakan Sumatran Tiger Project dengan menggelar Pelatihan Advokasi Mendorong Upaya Konservasi Harimau Sumatera.
Pelatihan yang didukung Balai Besar TNBBS, KLH, WCS, UNDP), GEF itu dihadiri sejumlah wartawan, aktivis lingkungan hidup (LH), humas pemprov dan pemkab sehari di Hotel 21, Gisting, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, Kamis (15/3/2018).
Verry Iwan Setiawan, mengatakan pihaknya sengaja menggelar pelatihan advokasi ini adalah untuk meningkatkan pemahaman, keterampilan advokasi, kampanye, dan komunikasi para pemangku kepentingan terhadap upaya konservasi harimau Sumatera. (pakho)
Comments