Global Qurban ACT Ajak Masyarakat Lampung Bagikan Daging Qurban sampai pelosok Negeri dan Dunia
OTENTIK
(BANDARLAMPUNG) – Menjelang Hari Raya Idul Adha 1443 H
Global qurban ACT sosialisasi Qurban
global kepada masyarakat. Ikhtiar ini
akan menjangkau hampir di 50 Negara, 34 Provinsi dan 285 Kabupaten di
Indonesia. Melanjutkan ikhtiar tahun lalu yang kurban di tahun 2021, Global
Qurban mendistribusikan kurban ke 37 negara dan 278 kabupaten/kota di 34
provinsi Indonesia. Total hewan kurban mencapai 24.505 setara kambing yang
terdiri dari 869 ekor sapi, 2.472 ekor kambing, dan 28 ekor unta.
"Syiar
ini Kami lakukan dengan bersafari
memberikan edukasi mengenai manfaat dan keutamaan Qurban sebagai ikhtiar
memeratakan implementasi dan distribusi
daging qurban kepada umat di seluruh pelosok negeri sampai ke Pelosok Dunia
seperti Benua Afrika, Timur tengah, dan Asia " kata Kepala Cabang Global
Qurban – ACT Lampung Fajar Yusuf Dirgantara, Selasa (31/5).
Untuk di
Provinsi Lampung Kami sudah survey ke -7 Kabupaten Kota di Lampung yang
tersebar di beberapa wilayah pemukiman prasejahtera dimana terdapat Masyarakat kurang mampu.
Masyarakat
yang ingin memesan hewan kurban melalui Global Qurban - ACT akan mendapatkan
harga yang relatif murah karena semakin mendekati hari raya Idul Adha nanti
harga hewan kurban akan semakin meninggi di pasaran.
Harga hewan
kurban yang ditawarkan oleh Global Qurban - ACT pada bulan Juni 2022 untuk
Kambing sebesar Rp1,8 juta dan Rp17,1 juta untuk sapi dalam negeri. Kemudian
harga domba Gaza Rp 5 juta, sapi Gaza Rp 35 juta dan unta Rp 33 juta.
Fajar
mengatakan, penyaluran daging kurban dari masyarakat akan dilakukan di dalam
negeri dan di luar negeri. Untuk penyaluran daging kurban ke luar negeri akan
dilakukan oleh relawan dan mitra di negara yang bersangkutan.
"Selain
di dalam negeri kami juga akan menyalurkan hewan kurban ke negara yang
membutuhkan seperti Afrika, Palestina Suriah, Yaman, Rohingya dan
lainnya," kata dia.
Selain
bernilai ibadah yang sangat dicintai Allah
Qurban juga membuka pintu
kedermawanan dan dapat membahagiakan
Masyarakat prasejahtera yang jarang
menikmati daging karena harganya yang cukup mahal. Apalagi saat pandemi
Covid-19 lalu, yang membuat ekonomi mereka juga semakin terpuruk,” kata Fajar. (ida/rls)
Comments