Viral di Medsos Uang Mainan dari Hasil Upah Gaji, Kabid Humas : Itu Berita Bohong
OTENTIK
(BANDARLAMPUNG) – Video kakek yang sempat membuat
heboh jagad dunia maya, di mana dalam video tersebut seorang kakek mengaku
jerih payahnya sebagai buruh tebang tebu, dibayar mandor menggunakan uang
mainan ternyata adalah berita bohong atau Hoax.
Hal tersebut
disampaikan oleh Kabid humas Polda Lampung Kombes Pol zahwani pandra Arsyad,
"ya itu berita bohong, jadi tidak benar uang tersebut berasal dari uang
gaji yang ia terima sebagai buruh tebang tebu", ungkap Pandra, di ruang
kerjanya, Selasa (21/6/2022).
Pandra
menjelaskan, awal mula video viral tersebut memperlihatkan seorang kakek yang
bernama Sunardi (72 TH), yang berprofesi sebagai buruh di Kabupaten Tulang
Bawang membawa uang sebanyak Rp. 450.000, yang diketahui akan digunakan
berbelanja di pasar Pulung Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten
Tulang Bawang, ujarnya.
Mengetahui
hal itu, Sat Reskrim Polres Tulang Bawang melalui unit Tipidter (Tindak Pidana
Tertentu) yang dipimpin oleh Kanit Tipidter Andri Ruswandi, langsung terjun ke
lapangan guna memastikan kebenaran video viral tersebut, sambung Pandra.
Pandra
mengatakan, dari hasil penyelidikan yang disampaikan oleh Kasat Reskrim Polres
Tulang Bawang AKP Wido Arifia Zaen, menemukan fakta bahwa tidak benar uang
mainan sebanyak Rp. 450.000 tersebut, berasal dari Uang gajian tebang tebu
seperti pengakuan kakek dalam video viral tersebut.
Menurut
keterangan kakek tersebut, uang mainan yang dibawa ke pasar tersebut,
ditemukannya di pinggir jalan, dan motif kakek tersebut berbohong adalah untuk
mendapatkan kembalian dengan uang asli setelah membayar menggunakan uang
mainan, ungkap Pandra.
Pandra
menyebut bahwa dari fakta-fakta di atas bisa disimpulkan bahwa video viral
tersebut adalah rekayasa dari kakek itu sendiri, ucapnya.
"Kepada
seluruh masyarakat diimbau untuk menghentikan penyiaran berita bohong terkait
seorang kakek yang mengaku dibayar dengan uang mainan. Saring sebelum sharing
dan bijaklah dalam bermedia sosial," tutup Pandra. (ida/penmas)


Comments