Ketua Dewan Pers Imbau Media Bijak Beritakan Gempa
OTENTIK (JAKARTA)–Ketua
Dewan Pers Yosep Stanley Adi Prasetyo mengimbau media untuk bersikap bijak
memberitakan gempa bumi dan tsunami di Palu, serta Donggala, Sulawesi Tengah
(Sulteng).
Pernyataan Stanley itu terkait pemberitaan setelah peristiwa gempa dan tsunami
yang menerjang wilayah Palu dan Donggala, Sulteng.
"Menurut saya, media harus bijak menakar apakah antara bahaya eksodus
dengan bahaya keamanan terlambat ditangani itu akan terjadi kejahatan,"
kata Stanley di Jakarta, Selasa (2/10/2018).
Stanley menekankan media bisa menggunakan kata "penjarahan" dalam
pemberitaan tapi harus mengangkat kebutuhan yang diperlukan masyarakat di Palu
dan Donggala.
"Kenapa bisa terjadi sehingga pembaca juga tahu solusi apa yang dibutuhkan
pemerintah," tutur Stanley.
Stanley menilai seluruh kejadian yang terjadi di wilayah bencana itu tidak
berdiri sendiri namun kemungkinan bantuan tiba terlambat di lokasi, sedangkan
korban bencana membutuhkan minum dan makan.
Anggota Dewan Pers itu menuturkan korban yang terdampak bencana akan bergerak
untuk mencari makanan dan berusaha mempertahankan hidup.
Lebih lanjut, Stanley menyatakan para tahanan yang melarikan diri juga
menggunakan kesempatan bencana tidak hanya untuk bertahan hidup namun bertujuan
mencari keuntungan lain.
Stanley pun mengingatkan media agar menginformasikan upaya yang telah dilakukan
pemerintah menangani bencana alam di Palu dan Donggala.
"Meskipun (penanganan) belum optimal karena jalan terputus dan longsor
namun liputan harus komprehensif," ungkap Stanley.
Hal itu dikatakan Stanley agar tidak menurunkan penilaian media internasional
terhadap upaya yang dilakukan pemerintah dan kualitas sumber daya manusia di
Indonesia menghadapi bencana alam. (red)
Comments