Kapolda Lampung Harapkan Tujuan Apel Tiga Pilar Untuk Terciptanya Situasi Kondusif
OTENTIK (BANDARLAMPUNG)– Kapolda Lampung Irjen Purwadi Arianto, tujuan apel
tiga pilar ini untuk terciptanya situasi kondusif bagi para pelaksanana pesta
demokrasi yang aman damai dan sejuk.
Purwadi menyebutkan fungsi dan peran tiga pilar, yakni proaktif deteksi dini
dalam mencegah dan menangkal gangguan.
"Tiga pilar ini memiliki peran, yakni partnership yang artinya bermitra
segenap lapisan masyakar dalam menggali informasi yang berpotensi menimbulkan
gangguan keamanan. Lalu, penyelesaian masalah di tingkat desa, sehingga
permasalahan sekecil apa pun dapat diselesaikan dengan baik," ujar Kapolda
pada Apel Tiga Pilar Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan Kepala Desa/Lurah dalam
menghadapi pemilihan legislatif (Pileg) dan pemilihan presiden (Pilpres) 2019
di Bandarlampung, (13/12/2018).
Kapolda menuturkan pemilu dapat sukses asalkan partisipasi masyarakat tinggi,
tidak ada politik uang. Kegiatan kampanye berisi ide program bukan SARA, hoax
dan menyebar kebencian.
"Berdayakan semua potensi masyarakat untuk ikut berpartispasi aktif
menjaga dan menciptakan situasi kamtibmas. Cegah sedini mungkin perbedaan yang
mengarah kepada konflik sosial terutama yang mengakibatkan terganggunya
kamtibmas," kata Kapolda.
Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo meminta Babinsa,
Bhabinkamtibmas, dan seluruh aparatur pemerintah mengamankan Pemilu 2019 dan
memprioritaskan keamanan para pemilih.
"Kita memiliki tanggung jawab, baik langsung maupun tidak langsung untuk
menjaga wilayah agar berjalan sebaik mungkin tanpa terlalu banyak distorsi yang
memengaruhi kehidupan masyarakat," ujar Gubernur Lampung.
Acara tersebut dihadiri 1.684 personil terdiri dari
Forkopimda Provinsi Lampung, kepala daerah se-Lampung, Kapolres/Kapolresta,
Dandim Korem 043/Gatam, Kapolsek dan Kasat Jajaran Polda Lampung,
Bhabinkamtibmas Jajaran Polda Lampung, Babinsa Jajaran Korem 043/Gatam, Babin
Desa Pesisir TNI AL, dan Kepala Desa/Lurah se-Lampung.
"Suara rakyat adalah suara Tuhan dan kita harus menjaga suara itu. Maka
sebagai aparatur negara, kepentingan dan keselamatan rakyat adalah yang harus
dipegang," katanya pada acara bertema `Sinergitas dan Soliditas TNI/Polri
dan Kepala Desa/Lurah" itu.
Ridho menjelaskan, makin tinggi level kontestasi maka ancamannya justru menurun,
bahkan hampir tidak ada.
"Insya Allah di Lampung ini aman. Apalagi penjagaan ada dimana-mana,
tetapi pada level di bawah justru tingkat bahayanya lebih tinggi seperti pileg
kabupaten dan kota," ujarnya.
Ia menyebutkan, TNI dan Polri yang tidak memiliki hak suara, harus memahami dan
tidak boleh apatis terhadap politik.
"Kenapa, karena semua proses kebangsaan dan kenegaraan sangat dipengaruhi
proses politik. Orang yang buta politik adalah yang paling merugi, karena semua
hal ditentukan proses politik. Ketika bisa memahaminya, kita tahu yang terbaik
untuk bangsa. Kita tahu situasi dan bisa meminimalisir hoax," kata
Gubernur.
"Lampung kembali menorehkan prestasi. Kali ini Lampung menjadi juara kedua
dalam hal pencegahan terorisme dari Badan Nasional Penanggulangan Teroris
(BNPT). Ketika Lampung memperoleh penghargaan, yang saya ingin sampaikan itu
tidak mungkin terjadi tanpa kerja sama," ujarnya.
Pada bagian lain, Pangdam II Sriwijaya Mayjen Irwan mengatakan maksud tiga
pilar, yakni mampu mengajak seluruh komponen masyarakat ikut berpartisipasi
aktif dan ikut proaktif dalam kegiatan agar mudah mendeteksi dan mencegah bahaya
yang timbul di wilayahnya.
Tiga pilar harus terus bersatu menjaga keharmonisan dan kekompakan dalam menjaga
stabilitas keamanan di desa.
"Tiga pilar harus peka dan peduli terhadap permasalalah di desa, jika
pilar kompak maka setiap permasalahan kecil yang ada di desa dapat diselesaikan
dengan baik," kata Panglima. (ida/red)
Comments