Berita Hangat

Proyek Talud 4,2 Milyar Di Pesibar Retak dan Dinilai Mubazir, Puluhan Rumah Warga Kebanjiran

Foto: Istimewa

OTENTIK ( Pesisir Barat ) - Keluhan dari warga Karya Penggawa, Kabupaten Pesisir Barat terhadap proyek penahan air atau talud yang retak, semakin mencuat dan ,mendapat tanggapan dari berbagai pihak di Bumi Ruwa Jurai.


Salah satunya datang dari Lembaga Aliansi Tunas Lampung. Menurut Ketua Harian Aliansi Tunas Lampung, Yusantri, proyek yang mengunakan uang rakyat tersebut seharusnya bisa dikerjakan dengan benar bukan malah justru sebaliknya. “ Kami sangat mengecam jika memang benar proyek yang nilainya 4.2 milyar di Pesibar justru bobrok dan menyusahkan rakyat,”jelasnya, Selasa (28/1/2025) .


 Oleh karenanya, Yusantri berharap pihak berwenang harus turun tangan dan melakukan penyelidikan terkait proyek ini.


Dikutif dari laman Lampost, talud tersebut dibangun untuk menahan banjir akibat luapan sungai. 


Dana pembangunan talud sesuai LPSE mencapai Rp4,2 miliar.


Proyek talud itu belum selesai pengerjaannya tapi itu sudah retak-retak dan membuat warga sekitar geram.


Yuksir, warga sekitar, mengatakan pembangunan talud itu tidak berdampak positif bagi warga sekitar. Rumah mereka tetap banjir meski ada pembangunan talud.


“Itu belum selesai aja sudah jebol bawahnya, retak-retak. Kami juga heran kok dibangunnya bukan di dekat jembatan biar rumah warga gak rubuh karena abrasi,” katanya.


Menurutnya, ketika hujan deras datang pekon penegahan dan Way Nukak yang paling berdampak akibat luapan sungai. Sungai meluap ke rumah warga karena tidak ada tanggul.


“Kami gak bisa tidur karena takut banjir susulan yang dari sungai Way Laay,” katanya.


Sementara itu, Riska warga Way Nukak mengatakan tanggul di belakang rumahnya jebol sudah lima tahun tak kunjung ada perbaikan. Akibatnya, setiap hujan deras, air sungai meluap sampai ke rumahnya setinggi pinggang orang dewasa.


“Tanggul itu sudah jebol lima tahun lalu, sampai sekarang enngak ada perbaikan lagi, malah bangun tanggul di atas yang belum peting,” katanya.


Saat penelusuran di LPSE Provinsi Lampung pemenang Tender pengerjaan talut di Karya Penggawa senilai Rp4,2 miliar menggunakan APBD Provinsi Lampung.


Sebelumnya, belasan rumah di Desa Way Nukak, Penyambungan, Pesisir Barat terendam banjir setinggi pinggang orang dewasa.


Warga sekitar Sarnobi mengatakan banjir tersebut karena hujan deras yang mengguyur Pesisir Barat, sejak Selasa, 8 Januari 2025 sekitar pukul 20.00 hingga Rabu, 9 Januari 2025 dini hari pukul 01.00 WIB.


 Banjir yang sering melanda rumah warga Pemangku Penyabungan, Pekon Waynukak, Kecamatan Karyapenggawa Kabupaten Pesisir Barat menimbulkan keprihatinan dari berbagai pihak. Sedikitnya dalam sepekan ini sudah empat kali rumah warga terendam banjir.


Aliansi Tunas Lampung (ATL) sebagai salah satu organisasi masyarakat yang peduli terhadap kebijakan pemerintah turut mengkritisi kondisi yang terjadi di salah satu wilayah Kabupaten Pesisir Barat ini. 


Yusantri sebagai Ketua Umum ATL mempertanyakan respon pemerintah setempat yang terkesan lamban dalam menangani jebolnya tanggul penahan abrasi sungai Way Laay bagian hilir yang sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu.


"Kejadian banjir ini seharusnya sudah bisa diantisipasi sebelumnya, karena penyebab utamanya sudah sejak lama kita ketahui bersama. Pemerintah setempat terkesan lambat dalam penanganan Jebolnya tanggul penahan air ini. Jangan menunggu sampai ada korban jiwa baru akan dilakukan perbaikan" tegas Yusantri.


Terhitung sejak beberapa hari terakhir curah hujan di beberapa wilayah seperti Kabupaten Lampung Barat dan Pesisir Barat sangat tinggi. Kali ini debit air sungai Way Laay kembali meluap, sekitar Pukul 19.30 WIB pada Jumat (17/1/2025), rumah dan pekarangan warga kembali terendam.


Meskipun masyarakat di wilayah yang langganan banjir sudah mengantisipasi namun kondisi banjir sangatlah membuat masyarakat khususnya Pemangku Penyabungan dan pemangku 03 Pekon Laay dibuat resah. (Zld/**)



Comments