Gawat, 90% Siswa Lolos PTN Berkat Bimbel Bukan dari Sekolah, Pendidikan di Lampung Harus di Evaluasi !!
OTENTIK ( Lampung ) – Saat ini. Upaya mewujudkan pendidikan yang bermutu, unggul, dan berkarakter di Provinsi Lampung menghadapi tantangan besar.
Dalam sebuah Seminar Pendidikan yang dilaksanakan di Aula Universitas Technokrat pada Rabu 11 Juni 2025. Terungkap fakta mengejutkan bahwa mayoritas siswa yang berhasil lolos ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) bukan hasil dari proses belajar di sekolah, melainkan berkat bimbingan belajar (bimbel) di luar sekolah.
“Selama tiga tahun ini, banyak sekolah yang tidak menyentuh materi ajar yang relevan dengan soal-soal UTBK,” ungkap Thomas Amirico selaku Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Lampung dalam acara tersebut.
“Para guru mengajar tanpa menyesuaikan dengan skema seleksi masuk PTN. Akibatnya, siswa merasa belajar di sekolah tidak berdampak pada hasil ujian mereka.”
Data yang disampaikan menyebutkan bahwa sekitar 90% siswa yang lolos PTN berasal dari bimbel, bukan dari hasil didikan murni guru di sekolah. Bahkan, 138 sekolah tingkat SMA dan lebih dari 30 SMK di Provinsi Lampung tercatat tidak meloloskan satu pun siswa ke PTN pada tahun ini.
Hal ini mempertegas kesenjangan dalam sistem pembelajaran di sekolah formal. Di sisi lain, sekolah-sekolah unggulan seperti SMA Al-Kausar, SMA Negeri 2, SMA 9, dan SMA 12 cenderung didominasi oleh siswa dari keluarga mampu yang bisa mengakses bimbel tambahan.
“Ini bukan soal input atau kemampuan anak semata, tapi soal metode ajar dan ketulusan guru dalam mendampingi siswa. Hari ini kita kekurangan guru yang tulus dan visioner,” lanjutnya. Ia juga menekankan pentingnya melakukan validasi data untuk menjadi dasar dalam merumuskan strategi pendidikan di Provinsi Lampung kedepan.
Lebih jauh, Thomas menyoroti menurunnya kemampuan nalar, literasi, dan numerasi siswa akibat budaya instan dan ketergantungan pada media sosial. “Anak-anak sekarang kehilangan kemampuan berpikir kritis karena tidak dibiasakan mencatat, membaca, dan menulis dengan sungguh-sungguh.” ujarnya
Untuk itu, Thomas meminta kepada pihak sekolah segera menyusun rencana strategis pendidikan jangka panjang yang terstruktur. Salah satu upayanya adalah mengintegrasikan ujian kompetensi berbasis teks dan memperbaiki mindset pendidikan baik di kalangan guru maupun siswa.
“Kalau dulu guru adalah profesi penuh dedikasi, kini banyak yang hanya sekadar bekerja. Padahal, kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh ketulusan guru dalam membimbing siswanya.” ujar Thomas.
Acara tersebut ditutup dengan ajakan untuk bersama-sama memperbaiki ekosistem pendidikan di Lampung guna menyongsong Indonesia Emas 2045.(**)
Comments