Pasca Insiden Keracunan, DPRD dan Disdikbud Bandarlampung Sepakat Perketat Pengawasan Program MBG
OTENTIK ( Bandar Lampung ) -- Komisi IV DPRD Kota Bandar Lampung menggelar rapat dengar pendapat (hearing) bersama Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, SPPI, dan SPPG, pada Senin 8 September 2025.
Pertemuan tersebut digelar menyusul kasus keracunan makanan yang dialami sejumlah siswa SD dan SMP di Kecamatan Sukabumi beberapa hari lalu.
Ketua Komisi IV DPRD Kota Bandar Lampung, Asroni Paslah, menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengawal pelaksanaan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan siswa. Menurutnya, peristiwa yang terjadi di Sukabumi harus menjadi pelajaran penting agar sistem pengawasan benar-benar diperketat.
“Kami meminta agar pengadaan bahan baku maupun proses pemasakan mendapat pengawasan ketat dari SPPI. Hal ini sudah kami sampaikan dalam hearing, karena menyangkut kesehatan anak-anak kita,” ujar Asroni.
Ia menambahkan, saat ini ada sekitar 28 dapur MBG yang beroperasi di Bandar Lampung. Komisi IV berencana melakukan monitoring langsung ke lapangan, termasuk mengambil sampel makanan dari dapur-dapur tersebut untuk diuji kelayakannya.
“Kami akan turun langsung untuk memastikan makanan yang disajikan benar-benar aman. Jangan sampai kejadian serupa kembali terulang,” tegasnya.
“Program MBG ini sangat baik untuk masyarakat, terutama dalam pencegahan stunting. Karena itu, harus kita dukung penuh agar berjalan baik dan tidak carut-marut,” jelasnya.
Terakhir Asroni menegaskan, Komisi IV akan terus melakukan evaluasi berkala untuk memastikan program ini berjalan dengan baik.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap anak mendapatkan makanan sehat, bergizi, dan aman. Ini bukan hanya soal program pemerintah, tetapi soal masa depan generasi kita,” tegasnya.
Disdikbud Kota Bandarlampung Bentuk Tim Khusus di Setiap Sekolah
Di sisi lain, Plh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bandar Lampung, Eka Apriana, menyampaikan bahwa pihaknya telah menerima arahan langsung dari Wali Kota Eva Dwiana untuk memperketat pengawasan di sekolah-sekolah penerima MBG.
Meski Dinas Pendidikan tidak terlibat langsung sejak awal pelaksanaan program, kata Eka, pihaknya tetap melakukan pemantauan rutin di lapangan agar kejadian seperti di Sukabumi tidak terulang lagi,” ujarnya.
Sebagai tindak lanjut, Dinas Pendidikan telah membentuk tim khusus di tiap sekolah penerima program. Tim ini terdiri dari lima orang yang ditugaskan untuk memeriksa makanan sebelum disajikan kepada siswa.
“Tim sekolah ini menjadi garda terdepan dalam memastikan makanan MBG aman dikonsumsi,” tambahnya.
Penjelasan dan Permohonan Maaf Yayasan Asri Amanah Barokah
Sementara itu, Ketua SPPG Yayasan Asri Amanah Barokah, Asri Pujiati, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas insiden keracunan yang terjadi.
“Kami sudah meminta maaf secara langsung kepada wali murid. Kami juga mengunjungi puskesmas, rumah sakit, dan rumah anak-anak yang terdampak. Ini menjadi evaluasi besar bagi kami.
Sebagai bentuk tanggung jawab, pihak yayasan mengambil inisiatif menutup sementara dapur MBG untuk melakukan perbaikan menyeluruh
“Kami akan memperbaiki kualitas ruangan, peralatan, serta standar gizi agar sesuai SOP. Ke depan, kami akan lebih intens berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan pemerintah kota,” ungkap Astri.
Ia juga berharap dukungan dari semua pihak agar program MBG tetap berjalan sesuai harapan. Menurutnya, semangat yang dibawa dalam program ini adalah memberikan asupan gizi terbaik untuk anak-anak Indonesia.
“Mohon doa dan dukungan agar ke depan program MBG ini dapat berjalan lancar dan kejadian serupa tidak terulang kembali,” tutupnya.(***)
Comments