Pandemi Covid-19, Kadiskes dan Kadiskominfotik Lampung Ikut Wibinar dengan Duta Besar RI di Vietnam
OTENTIK (BANDARLAMPUNG) – Kadiskes dan Kadiskominfotik Lampung ikut wibinar dengan Duta Besar RI untuk Vietnam tentang kesuksesan negara tersebut dalam penanganan pandemi Covid-19.
Duta Besar RI untuk Vietnam, Y.M Ibnu Hadi memaparkan bagaimana negara itu berhasil menangani wabah corona tanpa satu pun nyawa melayang dari 349 kasus Covid-19 di negara berpenduduk 97 juta jiwa itu.
Kadiskes Lampung Dr. dr. Reihana bersama Kadiskominfotik Lampung Lampung Ir. A. Chrisna Putra mengikuti wibinar tentang Kisah Sukses Vietnam Tangani Covid-19’.
Diskusi virtual yang dipandu CEO RMOL Network Teguh Santosa dan Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Mahmud Marhaba digelar Sabtu (20/6), pukul 15.00-17.00 WITA.
Sebelumnya, JMSI telah menggelar pula diskusi virtual dengan Duta Besar RI untuk China dan Korea Selatan dalam upaya penanganan Covid-19 yang diikuti pula tokoh pers, Ilham Bintang dan tokoh pers seluruh Indonesia.
PENANGANAN COVID-19 DI VIETNAM
Menurut Dubea RI untuk Vietnam, Y.M Ibnu Hadi, kesuksesan Vietnam menangani Covid-19 karena penanganan cepat begitu tetangganya, China, terdengar terserang wabah corona.
Vietnam dengan hebat memilih mengambil sikap mandiri dengan merespon begitu cepat dan tepat semenjak isu merebak pertengahan Januari lalu.
Vietnam, kata Dubes Ibnu Hadi, melakukan karantina ketat dengan disiplin tinggi mematuhi peraturan Pemerintah.
Sejak 14 Mei lalu, kehidupan Vietnam berangsur normal. Sejak itu, negara ini sudah membuka pariwisatanya.
Pada tanggal 23 Mei, pemerintah mengizinkan pertandingan sepakbola dan pada 9 Juni dibukanya bar dan karaoke tanpa ada lagi physical dan social distancing.
Kini, Vietnam mulai memulihkan kembali perekonomiannya dengan menggenjot komoditas-komoditas unggulan ekspornya, antara lain budi daya lobster.
PENANGANAN COVID-19 DI CHINA
Menurut Duta Besar RI untuk China, Y.M. Djauhari Oratmangun, penanganan wabah Covid-19 yang dilakukan negeri China sempat terlihat kurang baik.
Namun, akhirnya diakui Negeri Panda ini mampu mengendalikan wabah corona.
Menurut Djauhari Oratmangun, ada tujuh poin penting yang merefleksikan penanganan Covid-19 di Negeri Tirai Bambu itu.
Pertama, full response, pemerintah langsung mengambil alih setelah muncul hujan kritik ketila baru munculnya wabah Covid-19 di Kota Wuhan.
Mereka langsung memulainya dengan membangun rumah sakit dalam waktu singkat khusus untuk pasien Covid-19 di Kota Wuhan.
Kedua, mobilisasi massal para tenaga medis ke Provinsi Hubei, khususnya Kota Wuhan sebagai pusat episentrum. Di mana pemerintah China, menurut Djauhari, telah mengerahkan 42 ribu tenaga medis.
Ketiga, political determination. Ini sama seperti kita, penanggulangan Covid-19 menjadi prioritas nasional.
Keempat, timely policy adjustment atau kebijakan yang tepat waktu.
Kelima, stimulus ekonomi yang luar biasa besar juga diberikan oleh pemerintah China untuk berbagai sektor, termasuk subsidi bagi UMKM, sektor pertanian, hingga energi.
Keenam, terkait dengan informasi, pemerintah China, menekankan transparansi dan tindakan terkoordinasi.
Ketujuh, China sendiri mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penanganan wabah Covid-19. Sejak awal wabah tersebut muncul, mereka telah mengembangkan obat-obatan dan vaksin.
Webinar berduransi dua jam ini diikuti juga oleh tokoh pers, Ilham Bintang dan tokoh pers seluruh Indonesia.
PENANGANAN COVID-19 DI KORSEL
Korea Selatan (Korsel) berhasil menggelar pemilihan legislatif saat puncak pandemi Covid-19, April lalu.
Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan, HE Umar Hadi memaparkan keberhasilan Korea Selatan menghadapi Covid-19 tanpa pernah melakukan lockdown maupun PSBB.
Dalam diskusi virtual Tangkis Corona Cara Korea yang diselenggarakan oleh Jejaring Media Siber Indonesia (JMSI), Kamis (18/6), Dutabesar RI untuk Korea Selatan, Umar Hadi, membeberkannya.
Otoritas Korsel membuat kisi-kisi pelaksanaan pileg. KPU-nya Korsel mengeluarkan pedoman kesehatan secara detail pelaksanaan pileg kepada semua semua pihak.
"Prinsip pemerintah setempat, kesehatan dan keselamatan kesehatan publik menjadi yang paling utama," kata HE Umar Hadi.
Umar Hadi mengatakan dekatnya geografis dan tingginya keterhubungan dengan China menjadi alasan Korea Selatan untuk lebih peka dan lebih cepat menyalakan "alarm" bahaya.
"Pada 15 Januari, saya ingat hari itu, saya sempat bertanya kepada Menteri Kesehatan (Korea Selatan). Beliau jelaskan, 'kita sudah persiapkan'," terang Umar Hadi
Pengalaman Korea Selatan dengan wabah SARS dan MERS membuat sistem kesehatan masyarakat di sana memiliki kapasitas untuk menghadapi wabah penyakit menular.
Menurut Umar Hadi, ada tiga hal berdasarkan analisisnya yang membuat Korea Selatan berhasil mengontrol penyebaran Covid-19.
"Pertama, ada kesiapsiagaan dari otoritas kesehatan nasional hingga daerah. Antisipasi sudah ada sehingga otoritas kesehatan publik mampu melakukan 30 ribu tes setiap hari," ujarnya.
Otoritas kesehatan juga memiliki kemampuan untuk melakukan pelacakan kontak dengan memanfaatkan teknologi, termasuk bisa mengakses telepon hingga kartu kredit warga jika terjadi wabah.
Selanjutnya, menurut Umar Hadi, koherensi kebijakan pemerintah menjadi satu hal yang penting dalam penanganan Covid-19 di Korea Selatan.
Umar Hadi menjelaskan, semua informasi terkait dengan Covid-19, harus dikeluarkan oleh KCDC. Sehingga lembaga tersebut menjadi pedoman.
"Ada scientific leadership sehingga pertimbangan-pertimbangan politik tidak bisa mengalahkan pertimbangan keilmuan," tegasnya.
Terakhir, partisipasi publik dari Korea Selatan yang sangat tinggi.
Di mana warga Korea Selatan diedukasi sedemikian rupa hingga secara individu saling berbagi rasa tanggung jawab.
Buktinya, meski pemerintah Korea Selatan tidak pernah memberlakukan denda ataupun hukuman lain terhadap pelanggar aturan pembatasan sosial, namun warga memiliki kedisiplinan yang tinggi.
"Tambahannya yaitu, saya katakan, keunggulan riset, teknologi, dan inovasi. Warga mendapatkan informasi yang cukup sehingga bisa menentukan pilihan," demikian Umar Hadi. (*/ida/red/rls)
Comments