OJK Tingkatkan Inklusi Keuangan Percepat Pemulihan Ekonomi Nasional
OTENTIK (JAKARTA) – Senin (5/10/2020, Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) telah dan terus akan mendorong berbagai program untuk
meningkatkan inklusi keuangan masyarakat yang diharapkan bisa meningkatkan
perekonomian masyarakat dan sejalan dengan upaya program Pemulihan Ekonomi
Nasional (PEN) yang dijalankan Pemerintah.
Beberapa
program yang telah dilakukan OJK untuk meningkatkan akses keuangan masyarakat
ini dan program PEN ini antara lain program KUR klaster, Lakupandai, Jaring,
Bank Wakaf Mikro dan Kredit Pembiayaan Melawan Rentenir (KPMR) yang
dikoordinasikan dalam Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah yang saat ini telah
berjumlah 195 di berbagai daerah di Tanah Air.
Selain itu,
untuk menyambut Bulan Inklusi Keuangan 2020, OJK bersama kementerian/lembaga,
regulator keuangan, dan industri jasa keuangan telah menyiapkan berbagai
program sesuai Strategi Nasional keuangan Inklusif (SNKI) seperti meningkatkan
jumlah penabung di masyarakat dengan meluncurkan program Satu Rekening Satu
Pelajar (KEJAR).
Anggota Dewan
Komisioner OJK bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Tirta Segara
menjelaskan bahwa inklusi keuangan memiliki peranan penting dan strategis
sehingga diharapkan dapat menjadi solusi jitu untuk mempercepat pemulihan
ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19
“Kami
meyakini, dengan tingkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat yang lebih baik
mengenai produk dan layanan keuangan diiringi kemampuan pengelolaan keuangan
yang memadai akan dapat mendorong masyarakat untuk menggunakan produk dan
layanan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka dalam
beraktivitas ekonomi,” kata Tirta dalam pembukaan Bulan Inklusi Keuangan 2020.
Tirta Segara
menjelaskan bahwa inklusi keuangan memiliki tiga hal penting bagi perekonomian
yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mendorong proses pemulihan ekonomi
nasional, dan untuk mendukung daya tahan ekonomi masyarakat dalam kondisi
apapun.
Untuk
mendukung upaya peningkatan inklusi keuangan ini, OJK juga terus mendorong
pengembangan ekosistem digital akses produk dan layanan jasa keuangan sehingga
mempermudah dan meningkatkan daya jangkaunya ke pelosok daerah. Beberapa proyek
percontohan telah dibangun seperti digitalisasi aktifitas BWM, Kurbali.com dan
juga UMKMMU yang berkerjasama dengan Kementerian dan Lembaga terkait.
Berbagai hal
yang telah disiapkan untuk mendukung Bulan Inklusi Keuangan 2020 antara lain
pemberian kredit atau pembiayaan bagi masyarakat serta pelaku usaha mikro dan
kecil melalui kegiatan business matching; penjualan produk dan layanan jasa keuangan
berinsentif (pemberian discount, cashback, point, bonus atau reward); kegiatan
pameran virtual, pembukaan rekening,
polis, efek dan lainnya; termasuk kampanye dan publikasi program literasi dan
inklusi keuangan, serta perlindungan konsumen.
Kegiatan
Bulan Inklusi Keuangan yang diselenggarakan selama bulan Oktober 2020 mengambil
tema “Satukan Aksi Keuangan Inklusif untuk Indonesia Maju (AKSESSKU)”. Kegiatan
ini dilakukan di seluruh Indonesia dengan melibatkan Kementerian/Lembaga,
Pemerintah Daerah, Kantor Regional/Kantor OJK, LJK dan pihak-pihak terkait di
daerah.
Pembukaan
Bulan Inklusi Keuangan ini diisi berbagai kegiatan antara lain peluncuran Buku
Literasi Keuangan Tingkat PAUD, rebranding Keluarga Sikapi serta peluncuran
program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) yang diikuti dengan pembukaan
rekening tabungan pelajar di seluruh Indonesia yang berjumlah 500.000 rekening
selama Bulan Inklusi Keuangan.
Dalam
penyelenggaran tahun ini, telah disediakan laman internet Bulan Inklusi
Keuangan (www.BIK2020.id) sebagai sarana bagi Kementerian/Lembaga, LJK, dan
penyedia platform e-commerce untuk mempromosikan berbagai produk maupun
kegiatan lain secara masif dan terintegrasi, sehingga dapat memudahkan
masyarakat untuk tetap mendapatkan informasi serta akses keuangan pada masa
pandemi Covid-19.
Melalui
kegiatan Bulan Inklusi Keuangan diharapkan bisa memperkuat kepercayaan konsumen
terhadap produk dan layanan jasa keuangan, serta membuka akses keuangan untuk
sektor Perbankan, Pasar Modal, Perasuransian, Lembaga Pembiayaan, Pergadaian,
Dana Pensiun, Fintech, serta E-commerce. (ida/rls)
Comments