Mendagri bersama Ketum TP-PKK Launching Gerakan Sulut Bermasker
OTENTIK (MANADO) – Menteri Dalam Negeri
(Mendagri) Muhammad Tito Karnavian bersama Ketua Umum Tim Penggerak
Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) mengunjungi Sulawesi Utara
untuk me-launching Gerakan Sulut Bermasker yang didampingi langsung oleh
Penjabat Sementara (Pjs.) Agus Fatoni di Ruang Mapalus Kantor Gubernur, Manado,
Sulawesi Utara, Jumat (4/12/2020).
Acara
dihadiri oleh peserta dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) ketat yang
tidak lebih dari 50 orang di antaranya Ketua DPRD Provinsi Sulut, Kapolda
Provinsi Sulut, Kasdam XIII/Merdeka, Kajati Provinsi Sulut, Kepala BIN Daerah
Sulut, Danlantamal VIII, Danlanud Sri, Kepala Bakamla Zona Maritim Tengah, dan
Bupati/Walikota se-Provinsi Sulut yang hadir secara fisik maupun virtual.
Mendagri
mengaku, meskipun Provinsi Sulut tidak termasuk dalam indikator zona merah,
atau dengan kata lain jumlah angka aktif penderita Covid-19 relatif sedikit
akan tetapi Gerakan Sulut Bermasker ini penting dilaksanakan. Pasalnya, Sulut
merupakan salah satu kota destinasi pariwisata nasional selain Bali. Untuk itu,
sosialisasi penggunaan masker sangat penting digalangkan.
“Acara ini
adalah acara yang sangat penting menurut pendapat saya karena acaranya adalah
acara yang menyangkut satu protokol. Kalau protokol ini diikuti, (menurut)
berbagai penelitian menunjukkan 60-70 persen kurva penularan akan menurun,
yaitu penggunaan masker, selain protokol-protokol yang lain tentunya,” ujarnya.
Pandemi
Covid-19 ini merupakan pengalaman baru yang belum pernah dialami, baik oleh pemerintah
maupun masyarakat. Tentunya, hal ini menjadi tantangan yang tidak mudah,
terutama bagi pemerintah yang harus membuat kebijakan publik agar penanganan
penyebaran Covid-19 dan dampak sosial-ekonominya tepat sasaran.
Lebih lanjut,
Mendagri menyarankan perlunya pengaturan strategi dengan memahami musuh yang
sedang dilawan, yakni dalam hal ini Covid-19. Dengan demikian, diharapkan
pembuatan public policy dapat berdampak baik bagi masyarakat banyak.
“Kita paling
tidak ada dua ilmu yang mendasari kita untuk memahami persoalan sebelum membuat
kebijakan. Yang pertama, adalah ilmu tentang strategi, kenali musuhmu. Yang
kedua, yaitu ilmu tentang public policy. Setiap mengambil kebijakan publik
untuk menyelesaikan masalah publik yang berdampak kepada publik maka para
pengambil kebijakan yang memiliki otoritas harus memahami persoalan sebelum
mengambil kebijakan, agar kebijakannya tepat jangan sampai salah,” tandasnya.
Dalam hal
ini, kebijakan-kebijakan menyosialisasikan protokol kesehatan dan membagikan
masker menjadi salah satu langkah yang tepat sehingga masyarakat dapat
memproteksi diri dari Covid-19. Lalu, kebijkan publik di ruang kerja dengan
membuka jendela agar matahari dapat masuk dan sirkulasi udara lancar sehingga
mengurangi kemungkinan untuk terpapar Covid-19.
“Di
Kemendagri sudah, ruang rapat, ruang kerja saya itu semua gordennya dibuka,
ventilasinya dibuka, jendela yang bisa dibuka akan dibuka. Pertama, sinar
matahari bisa masuk. Kedua, adalah agar ada sirkulasi udara. Sementara, di
tempat kerja yang tidak bisa ada sinar matahari masuk kami membeli lampu
ultraviolet, sebelum meeting setengah jam, selesai meeting lampu ultraviolet
lagi,” terangnya.
Kemudian,
Mendagri juga mendorong agar pemerintah daerah bersikap tegas bagi pelanggar
prokes terutama menjelang Pilkada Serentak 2020, agar tidak memicu meningkatnya
penyebaran Covid-19. Apalagi saat ini sudah ada Peraturan Kepala Daerah
(Perkada) dan Peraturan Daerah (Perda). Dengan aturan-aturan itu kedisiplinan
terhadap prokes akan lebih mudah ditegakkan.
“Maka
tolonglah untuk rekan-rekan kepala daerah dan Forkopimda jangan biarkan terjadi
kerumunan yang tidak bisa menjaga jarak, yang bisa menimbulkan penularan.
Konsisten Perda/Perkada sudah ada, khusus Pilkada kita sudah tahu 50 maksimal
dengan jaga jarak,” tegasnya.
Dalam
kesempatan yang sama, Pjs. Gubernur Sulut Agus Fatoni mengungkapkan, Gerakan
Sulut Bermasker merupakan lanjutan dari Gerakan Gebrak Masker PKK yang sudah
pernah dilaksanakan pada 14 Agustus 2020 silam. Hal itu bertujuan agar masyarakat
lebih memahami dan sadar akan penerapan protokol kesehatan.
“Gerakan
Sulut Bermasker merupakan edukasi penerapan protokol kesehatan dan utamanya
masyarakat dapat menggunakan masker bukan hanya karena dipaksakan tapi menjadi
suatu budaya dalam kehidupan sehari-hari,” imbuhnya.
Fatoni juga
melaporkan bahwa jumlah masker yang ada di Sulut sudah berhasil terkumpul
sebanyak 11.398.954 buah. Masker tersebut disediakan oleh pemerintah
provinsi/kabupatwn/kota, Forkopimda, pasangan calon (paslon) kepala daerah,
kecanatan, pemerintah desa/kelurahan, sejumlah bank yang ada di Sulut dan
stakeholder lainnya. Selain itu, terkait dengan tindak lanjut SE Menteri
perihal kesiapsiagaan bencana alam, Fatoni mengaku telah melaksanakan simulasi
dan sosialisasi, dan melaksanakan apel kesiapsiagaan bencana bersama isntensi
terkait, relawan dan masyarakat sadar bencana.
“Kami telah
melakukan kegiatan apel kesiapsiagaan bencana sebanyak 4 kali dan juga simulasi
yang dilaksanakan bersama-sama. Kami terus melakukan sosialisasi, melakukan
edukasi dalam rangka mitigasi bencana dan penanganan bencana yang ada di
Sulut,” tuturnya.
Ia juga
mengatakan bahwa pada hari ini Provinsi Sulut akan menerima Anjungan Dukcapil
Mandiri (ADM) yang akan diserahkan langsung oleh Mendagri.
“Pada hari
ini juga direncanakan akan diserahkan Anjungan Dukcapil Mandiri dari Bapak
Mendagri kepada dua kabupaten/kota yaitu Walikota Kotamobagu dan Bupati
Minahasa Provinsi Sulut,” pungkasnya. (herman
IT/rls)
Comments