Berita Hangat

Gubernur Ridho Turut Berbelasungkawa Atas Meninggalnya Bayi di RSUDAM

Direktur Diklat dan SDM RSUDAM, Arief Effendi, di Bandarlampung, Kamis (21/6/2017), menyampaikan duka mendalam Gubernur Lampung kepada keluarga Ny Delvasari.

OTENTIK (BANDARLAMPUNG)–Gubernur Lampung M Ridho Ficardo menyatakan berbelasungkawa atas meninggalnya bayi Ny Delvasari di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM)karena menderita sakit.
Direktur Diklat dan SDM RSUDAM, Arief Effendi, di Bandarlampung, Kamis (21/6/2017), menyampaikan duka mendalam Gubernur Lampung kepada keluarga Ny Delvasari.
"Siapa pun pasien baik itu BPJS atau umum tindakan pelayanannya sama. Kami tidak membeda-bedakan. RSUDAM adalah tipe B kami memang benteng terakhir sebagaimana perintah Gubernur, pasien berhenti (sembuh) di RSUDAM sebagai rumah sakit rujukan tertinggi di Lampung," ungkapnya.
Terkait pemberitaan yang menyebutkan ada permintaan dana Rp2 juta untuk angkutan ambulans kepada keluarga pasien bayi itu, Direktur Umum RSUDAM Ali Subaidi, mengatakan tengah mengonfirmasi dan menglarifikasinya.
Ia mengatakan pihaknya telah mengumpulkan seluruh sopir dan petugas pul ambulans.
"Semua kami kumpulkan. Namun sopir ambulans saat itu, Jhon Sinaga, tidak hadir sehingga info konkret tentang permintaan uang Rp2 juta belum bisa diklarifikasi," katanya.
Namun menurutnya, karena permasalahan dari sopir tersebut, maka mulai hari ini yang bersangkutan tidak diperkenan membawa mobil jenazah.
"Kami terus mencari Jhon untuk klarifikasi masalah ini," kata Ali Subaidi.
Selain itu, RSUDAM juga memberikan sanksi berupa pemindahan ke bagian lain kepada perawat Dwi Hartono.
Menurut Ali, dia seharusnya cek and ricek atas jenazah, namun tidak dilakukan.
"Perawat harusnya mengecek dan memastikan jenazah naik ambulans. Itu tidak dia lakukan. Memang ada alasan yang disampaikan, tapi kami tidak bisa tolerir," tambahnya.
Sementara itu, keluarga mengikhlaskan meninggalnya bayi Ny Delvasari. Keluarga menilai fasilitas dan pelayanan Ruang Anak Alamanda Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Moeloek, lengkap dan mendapat pelayanan yang baik selama perawatan.
"Permasalahannya hanya di ambulans," ungkap Delvasari di Gedung Nyapah, Kecamatan Abung Timur, Lampung Utara, Kamis.
"Putri saya dilayani dan dirawat sampai operasi. Tidak ada niat untuk menuntut. Tidak ada omongan rumah sakit nggak mengurusi pasien. Di rumah sakit hanya permasalahan BPJS-nya namanya lain. Keluarga ikhlas, memang ini sudah takdir," katanya.
Pihak keluarga, lanjutnya, menyatakan terimakasih atas kepedulian Gubernur M. Ridho Ficardo yang mengutus tim ke rumah duka dan menyampaikan santunan.
"Saya yang terkena musibah mengucapkan banyak terima kasih kepada Gubernur. Semoga perhatian Gubernur ini dapat kami manfaatkan dengan sebaik-baiknya," katanya.
Sebelumnya diberitakan, managemen RSUDAM menyatakan menyediakan satu unit ambulans untuk mengantar bayi Ny. Delvasari ke kampung asal Gedung Nyapah, Kecamatan Abung Timur, Lampung Utara, Rabu (20/9).
Namun karena masalah administrasi yang belum selesai, pihak keluarga tidak sabar, lalu meninggalkan ambulans dan memilih naik angkutan umum.
Hal itu disampaikan Direktur Pelayanan RSUDAM, Pad Dilangga, menanggapi maraknya informasi di media sosial yang mengunggah foto seorang ibu menggendong bayi meninggal naik angkot jurusan Tanjungkarang-Rajabasa.
Pihak RSUDAM menyatakan sesuai standar operasional prosedur (SOP), setiap pasien meninggal disediakan ambulans untuk mengantar ke rumah duka.
"Pasien meninggal di ruang ICU sekitar pukul 15.15 WIB, di depan keluarga dan menerima atas musibah ini. Sesuai SOP, kita akan pulangkan jenazah dengan ambulans. Keluarga sudah mengurus ambulans lalu jenazah dibawa ke ambulans. Tetapi ada sedikit masalah administrasi," terangnya.
Awalnya, kata Pad, petugas ambulans menemukan data tidak pas lalu memanggil orang tua jenazah untuk minta waktu menyelesaikannya.
"Siapa pun yang harus pulang dari RSUDAM harus tertib administrasi. Mungkin keluarga kurang sabar menunggu," kata Pad Dilangga.
Ketika masuk, kata Pad Dilangga, bayi usia satu bulan 10 hari tersebut belum memiliki nama ketika dirujuk ke RSUDAM dan masih memakai nama ibunya. Sedangkan keluarga memakai fasilitas BPJS.
Nama yang tercantum yang tercantum di BPJS Berlin Istana. Sedangkan yang terdaftar di RSUDAM bayi Ny. Delvasari dan di kartu keluarga, nama bayi tersebut belum terdaftar.
"Perbedaan inilah yang ingin diklarifikasi petugas ambulans dengan meminta waktu sebentar sebelum berangkat. Ini memang SOP rumah sakit. Mungkin karena keluaga buru-buru ingin pulang. Posisi ambulans saat itu di pintu keluar rumah sakit," jelas Pad Dilangga. (jn/red)


Comments