Minyak Goreng Langka, BEM FH UBL Adakan Bakti Sosial
OTENTIK (BANDARLAMPUNG) – Pemerintah
Indonesia pada 19 Januari 2022 resmi meluncurkan program minyak goreng satu
harga atau subsidi yang sebelumnya harga minyak melambung tinggi kini di patok
Rp. 14.000 per liter. Hal ini disambut masyarakat dengan antusias dan panic
buying sehingga menyababkan kelangkaan minyak goreng khususnya di kota Bandar
Lampung hingga berdampak pada kondisi ekonomi dan sosial di lingkungan
masyarakat.
Menindak
lanjuti hal tersebut, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Bandar Lampung (BEM FH UBL) melakukan bakti sosial di depan Kampus A
Universitas Bandar Lampung dengan membagikan 100 paket sembako yang salah
satunya minyak goreng berukuran 440 ml kepada masyarakat sekitar UBL yang
terdampak akibat kelangkaan minyak goreng, Jumat (18/2/2022).
Presiden BEM
FH UBL, Tommy Pasha saat diwawancarai secara langsung menyampaikan bahwa mereka
melakukan kegiatan kemanusiaan ini merupakan sebuah aksi nyata dari kalangan
mahasiswa untuk mengabdi kepada masyarakat. "Dengan adanya tindakan nyata
dari mahasiswa, harapannya ke depan kepada pemerintah terkait mohon
masyarakat-masyarakat kecil lebih diperhatikan lagi agar bisa mendapatkan hidup
yang lebih baik, Semoga dengan aksi sederhana ini bisa membantu sedikit
meringankan beban saudara kita," ucapnya.
Berdasarkan
hasil analisis dan kajian dari BEM FH UBL, Indonesia merupakan peringkat 1
dunia penghasil biji kelapa sawit. "Tapi nyatanya hari ini minyak kelapa
sawit langka. Ini menjadi sebuah pertanyaan besar. Ternyata setelah melihat beberapa
berita banyak oknum nakal yang mengambil keuntungan dari kelangkaan ini dengan
menimbun dan belum disubsidikan kepada masyarakat sehingga kekurangan
minyak," ungkapnya.
Ia juga
berpesan kepada oknum penimbun minyak dan masyarakat yang menjual minyak dengan
harga yang tidak seharusnya. "Yah... Kita memiliki hati nurani lah untuk
kehidupan masyarakat jadi jangan sekedar untuk memikirkan perutnya sendiri jadi
masyarakat memiliki kehidupan yang sejahtera. Boleh mencari untung yang lebih
tapi pikirkan juga kemanusiannya jangan mengambil hak hak mereka
(masyarakat)," tutupnya. (ida/rls)
Comments