Mencari Tahu Kehendak Rakyat
OLEH: ADIAN
NAPITUPULU
Sekjen PENA 98 (Perhimpunan Nasioanal
Aktivis 98)
OTENTIK
–
Sebenarnya Perpanjangan Masa Jabatan Presiden itu merupakan kehendak Rakyat
atau bukan? Bagaimana untuk mengetahuinya? apakah melalui Partai Politik dengan
perwakilan kursi di parlemen, melalui Survey atau analisa Big Data? Atau hasil
diskusi dengan beberapa petani dan beberapa pengusaha yang kebetulan sering
ketiban cuan.
Kalau
kehendak Rakyat di ukur dari suara partai berdasarkan kursi perwakilan Rakyat
yang menyerap aspirasi dari Rakyat melalui seluruh struktur partai hingga Rt/Rw
maka kecil harapan perpanjangan masa jabatan Presiden untuk di setujui Parlemen
karena partai yang menolak menguasai mayoritas kursi dengan total 388 kursi
sementara yang setuju hanya 187 kursi.
Kalau alat
ukur kehendak Rakyat di cerminkan dari hasil survey maka LSI sudah mengeluarkan
hasil survei dan terbukti bahwa 70,7% masyarakat menolak perpanjangan masa
jabatan presiden, sementara 20,3 masyarakat menginginkan sebaliknya.
Kalau menurut
Muhaimin ketua PKB dan Luhut Binsar Panjaitan, berdasarkan Big Data maka
disimpulkan bahwa 60% Rakyat setuju
perpanjangan masa jabatan Presiden dan 40% sisanya menolak.
Kenapa
hasilnya berbanding terbalik? Apakah karena presentase Survey di paparkan
secara lengkap oleh lembaga independen sementara hasil Big Data di paparkan
oleh ketua umum partai dan politisi yang sudah pasti tidak indenpenden dan
pasti juga sarat kepentingan politik.
Paparan
Survey lengkap sekali, Sementara paparan Big Data hanya di sampaikan dalam
pernyataan politisi tanpa publikasi resmi yang detail Di semua media hanya di
sebutkan : "Data dari 100 juta pengguna sosial media dan 60% mendukung,
40% menolak" sama sekali tidak di sebutkan data tersebut dari Big Data
berasal Facebook, Instagram, Twitter,
Tiktok, Snapchat atau apa?
Dalam
penyampaian hasil Big Data juga tidak ada paparan yang secara ilmiah
menjelaskan metodeloginya bagaimana, angka 100 juta itu dari mana saja dan
rentang waktu nya berapa lama, jenis kelamin, tingkat ekonomi, wilayah hingga
margin error termasuk lembaga mana yang mengelola Big Data tersebut apakah
Lembaga Independen, BIN, BRIN, Menkominfo, Badan Syber atau apa
sebagaimana paparan hasil Survey yang
lengkap dan detailbhingga kadang bisa sampai 25 bahkan 40 halaman.
Kenapa
paparan tersebut penting? Karena Rakyat tidak bisa di klaim semena mena, seolah
semua atas kehendak Rakyat sementara berdasarkan data, total Rakyat pengguna
internet di Indonesia ada sekitar 201.800.000 jiwa dari 273.870.000 jiwa atau
sekitar 73,7 %. Sementara pengguna sosial media yang menjadi basic pengambilan
data terdiri dari 139.000.000 pengguna youtube, 130.000.000 pengguna Facebook
99.000.000 pengguna instagram, 92.000.000 pengguna tiktok dan 18.000.000
pengguna Twitter. Total 478.000.000 akun sosial media atau hampir dua setengah
kali jumlah penduduk pengguna Internet di Indonesia.
Baiklah kita
tunggu sama sama paparan ilmiah dari instasi yang mengelola dan menganalisa Big
Data tersebut, semoga ada dan objektif.
Sambil
menunggu, mari kita lihat bagaimana Rakyat Indonesia hari ini, Minyak Goreng
Langka dan Mahal, Bahan Bakar Minyak naik, Gas Elpiji juga naik, Pandemi yang
tak berhenti membuat banyak orang kehilangan pekerjaan, meningkatnya
kriminalitas, banyaknya anak putus sekolah dll. Sebagai bagian dari komunitas
dunia kita menyadari adanya berbagai ancaman perang dari berbagai sebab yang
juga penting untuk di pikirkan.
Nah, dari
situasi situasi itu bukankah Para Menteri dan Partai Koalisi harusnya Fokus
untuk bahu membahu menyelesaikan masalah masalah tersebut dari pada sibuk
melemparkan wacana yang tidak terkait dengan tupoksi jabatan dan keinginan
Partai yang tak melulu soal mengejar jabatan. Dari perdebatan soal wacana
perpanjangan masa jabatan Presiden ini, kadang sering miris terfikir, "Apa
iya perpanjangan masa jabatan Presiden
lebih penting dari pada menyelamatkan
Rakyat?"
Bagaimana
sikap Presiden Jokowi terhadap isu isu ini? Hmmm sebatas yang saya ketahui 3
bulan lalu tanggal 23 Desember 2021 dalam sebuah pertemuan kecil, Presiden sama
sekali tidak bicara tentang merubah Konstitusi apakah itu menjadi 3 periode
atau perpanjangan masa jabatan. Yang ada justeru bicara tentang konflik
pertanahan, pandemi, pertambangan dan beberapa waktu ngobrol ringan tentang
hasil survey beberapa calon Presiden tentunya dengan jadwal pemilu tetap tahun
2024. (ida)
Comments