Ketua Dekranasda dan P2WLS Menggelar ‘Talkshow’ bersama Ariestia Ramadhany Tagor Harahap
OTENTIK
(LAMPUNG SELATAN) – Winarni Nanang Ermanto selaku Ketua
Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) dan Ketua Umum Penggerak Pesona
Wisata Lampung Selatan (P2WLS) menggelar talkshow bersama Ariestia Ramadhany
Tagor Harahap atau lebih dikenal dengan nama Risty Tagor, artis sekaligus Founder
Risty Land Nusantara Fashion.
Talkshow
tersebut dibalut dalam acara promosi dan pembuatan film dokumenter Kabupaten
Lampung Selatan yang bertempat di Gerai Dekranasda Lampung Selatan, Senin
(14/3).
Pada
kesempatan itu, Risty Tagor berkunjung ke gerai Dekranasda Lampung Selatan dan
melihat berbagai macam produk yang di pasarkan di gerai tersebut.
Berbagai
macam produk tersebut seperti tupping, kain inuh, gerabah, kain sulam usus,
tas, sepatu, sendal serta berbagai macam gantungan kunci khas Lampung
Selatan.Berbagai macam produk tersebut seperti tupping, kain inuh, gerabah,
kain sulam usus, tas, sepatu, sendal serta berbagai macam gantungan kunci khas
Lampung Selatan.
Sebagai
produk unggulan Lampung Selatan, kain inuh menjadi daya tarik yang membuat
Risty Tagor sebagai desainer pakaian ingin banyak mengetahui makna dan sejarah
kain tersebut.
Ketua
Dekranasda Kabupaten Lampung Selatan Hj. Winarni Nanang Ermanto pun menjelaskan
dengan seksama setiap detail mengenai kain Inuh khas Lampung Selatan.
Wirnani
mengatakan, kain inuh adalah kain tenun khas Lampung warisan leluhur. Sekitar
tahun 1860 kain tenun sudah mulai digunakan namun hanya untuk kalangan
terbatas, yaitu kalangan petinggi atau kalangan bangsawan ketika itu.
“Sejak tahun
2008 kain inuh menjadi warisan khas Lampung Selatan dan menjadi hak paten milik
Lampung Selatan,” jelasnya.Melanjutkan penjelasannya, pembuatan kain inuh terus
berkembang tentunya melalui pembinaan untuk para pengrajin agar motif dapat
menyesuaikan perkembangan zaman, fashion dan dapat dipergunakan oleh semua
kalangan, dan yang paling penting tidak mengurangi ciri khas dari Lampung
Selatan itu sendiri.
“Meskipun
penggunaannya dapat dipadukan dengan kain tapis yang menjadi ciri khas Provinsi
Lampung untuk menambah keindahan serta daya tarik sendiri bagi pemakainya,”
ungkapnya.
Winarni
Nanang Ermanto selaku Ketua Dekranasda Kabupaten Lampung Selatan berharap kain
tenun khas dan beberapa kerajinan dari Lampung Selatan dapat dikenal luas oleh
masyarakat. “Baik masyarakat lokal maupun luar daerah, bahkan bisa dikenal di
mancanegara sehingga dapat meningkatkan perekonomian para pengerajin dan pelaku
UMKM di Lampung Selatan,” pungkasnya.
Selain
memperkenalkan kerajinan khas Lampung Selatan, Winarni juga menjelaskan makanan
khas dari Lampung yakni masak pedos, cupil, iwa pekhos, otak-otak ,ketan lapis
dan gegado.
Pada
kesempatan itu, Winarni mengungkapkan, makanan khas tersebut biasanya dulu
disediakan pada saat acara-acara adat meskipun sekarang sudah jarang namun
tetap dilestarikan.
”Supaya
generasi sekarang tetap mengenal masakan khas daerahnya sendiri, selain
mengenal juga tentunya dapat membuat sendiri dan mengenalkan kepada
masyarakat,” harapnya.
Diakhiri
talkshow tersebut, Winarni juga menceritakan sejarah otak-otak yang menjadi
kuliner khas Kota Kalianda Kabupaten Lampung Selatan yang sangat mempunyai
sejarah.
“Jadi sebelum
perang dunia II imigran Tionghoa mendarat di Kalianda melalui pesisir Kalianda,
hingga turun temurun bertempat tinggal di Kota Kalianda bagian pesisir. Awalnya
demi memenuhi kebutuhan hidup mereka berjualan makanan diantaranya otak-otak
sampai pada akhirnya resep makanan khas tersebut dikenal oleh masyarakat
sekitar dan menjadi peluang usaha kuliner,” pungkasnya. (syamsu)
Comments