Gubernur Arinal Perjuangkan Penyediaan Pakan Murah Melalui Program KPB
OTENTIK
(BANDARLAMPUNG) – Gubernur Lampung Arinal Djunaidi
terus memperjuangkan penyediaan pakan murah berkualitas untuk budi daya
perikanan melalui Program Kartu Petani Berjaya (KPB). Diharapkan dengan upaya
ini penghasilan petani pembudidaya ikan akan semakin membaik.
Hal tersebut
disampaikan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi pada saat Coffee Morning Bersama
Produsen Pakan Ikan Bersama Stakeholder Terkait, di Golden Dragon, Bandar
Lampung, Selasa (29/3/2022).
Gubernur
Arinal menjelaskan Provinsi Lampung memiliki potensi perikanan budidaya yang
sangat lengkap yaitu meliputi budidaya laut, budidaya air payau, dan budidaya
ikan air tawar. Kalau dilihat
Produksinya dari tahun ke tahun menunjukan peningkatan dan pada tahun 2021
mencapai 182.831,42 Ton atau 31,66 % diantaranya adalah Udang Vaname yang
merupakan komoditas ekspor.
Selain
terkenal sebagai penghasil udang vaname, produksi ikan air tawar di Lampung
juga berkembang pesat. Perkembangan produksi ini memerlukan pakan yang cukup
besar yang diperkirakan tidak kurang dari 200.000 Ton per tahun.
Di lain
pihak, harga pakan cenderung terus meningkat sehingga margin keuntungan
pembudidaya ikan semakin kecil.
"Harga
pakan tersebut, membuat petani hanya mendapatkan untung kecil. Oleh karena itu,
produsen pakan perlu melakukan evaluasi harga pakan," ujar Gubernur
Arinal.
Menurut
Gubernur, produsen pakan ikan di Lampung ada 16. Dia menginginkan adanya
evaluasi dalam rangka memberikan kemudahan bagi rakyat.
"Anda
Wajib untung, tapi petani jangan ditumbalkan," ungkap Gubernur Arinal.
Sedangkan
dalam rangka memajukan bidang perikanan budidaya, Pemerintah Provinsi Lampung
meluncurkan sejumlah program besar diantaranya Program Kartu Petani Berjaya
(KPB).
KPB
diharapkan akan menyalurkan pakan dengan harga yang lebih terjangkau serta
kemudahan mendapatkan permodalan.
Kemudian,
kerjasama dengan Universitas Lampung dalam hal pengembangan Pakan Ikan Mandiri;
Revitalisasi Tambak Rakyat; Serta, Pembangunan Balai Benih Ikan spesifik ikan
lokal di Kabupaten Mesuji.
Gubernur
Arinal menekankan beberapa hal kepada OPD di lingkungan Pemerintah Provinsi
Lampung. Salah satunya mengarahkan untuk melakukan pembinaan teknis yang lebih
intensif terhadap pembudidaya ikan terutama teknologi terkini yang yang efisien
pakan
Selain itu,
meningkatkan pembinaan kepada pembudidaya ikan tentang cara pembuatan pakan
ikan (Program Pakan Mandiri); dan meningkatan implementasi Program KPB.
Gubernur
Arinal berharap tidak lagi menganggap bidang usaha budidaya ikan sebagai usaha
yang beresiko tinggi (high risk) karena terbukti dengan perkembangan teknologi
dan manajemen usaha yang baik merupakan sektor usaha yang menguntungkan.
Kepada
lrodusen pakan ikan, Gubernur Arinal berpesan untuk selalu meningkatkan
sinergitas dengan kelompok Pakan Ikan Mandiri, terutama dalam hal penyediaan
bahan baku impor, serta menjaga kualitas pakan yang diedarkan ke masyarakat.
Kemudian,
terhadap kebutuhan bahan baku pakan yang bisa diproduksi di Lampung seperti
jagung, agar memprioritaskan pembelian bahan baku tersebut dari produksi petani
Lampung, seperti jagung dan bekatul.
Terhadap
bahan baku impor, diharapkan bisa berkoordinasi aktif dengan Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung.
Kepada
Konsultan Program KPB, Gubernur Arinal mengarahkan untuk segera berkoordinasi
intensif dengan produsen pakan untuk memasukkan pada sistem e-KPB.
Dalam
kesempatan yang sama, Kadis Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung Liza Derni
menjelaskan bahwa perkembangan perikanan budidaya di Provinsi Lampung
menunjukkan trend peningkatan produksi, peningkatan jumlah pembudidaya, serta
berkembangnya teknologi yang diterapkan oleh masyarakat.
Liza Derni
menjelaskan bahwa Produksi perikanan budidaya di Provinsi Lampung cukup besar
per tahun. Pada tahun 2021 sebesar 182 ribu ton, meliputi produksi perikanan
tawar, payau dan laut. Dengan estimasi jumlah kebutuhan pakan ikan perikanan
budidaya pertahun sebanyak 238 ribu ton. Kalau diakumulasi dengan harga pakan
yang rata-rata sekitar 12 ribu, berarti distribusi uang yang ada sekitar Rp2,1
triliun.
Untuk
akselerasi peningkatan produksi perikanan budidaya, jelas Liza Derni,
memerlukan peningkatan kebutuhan pakan dan permodalan. Komponen biaya pakan pada kegiatan budidaya
ikan menduduki porsi terbesar yaitu 60-80 %, dengan total pembudidaya sekitar
54 ribu pembudidaya.
Liza Derni
mengungkapkan produsen pakan ikan yang beredar di Lampung saat ini berjumlah 16
perusahaan, 5 diantaranya memiliki pabrik di Lampung.
Ke-16
Produsen pakan ikan tersebut yaitu PT. Central Proteina Prima, PT. Central
Pertiwi Bahari, PT. Suri Tani Pemuka, PT. Gold Coin Specialities, PT. Cheiljedang
Feed Lampung, PT. Matahari Sakti, PT. Indonesia Evergreen Agriculture, PT.
Tongwei Indonesia.
Kemudian, PT.
Karka Nutri Industri, PT. Skretting Indonesia, PT. Newhope Aqua Feed Indonesia,
PT. Universal Agri Bisnisindo (de heus), PT. Grobest Indomakmur, PT. Sinta
Prima Feedmill, PT. Cargill Indonesia, dan PT. Luxindo Internusa.
Adapun
peserta Coffee Morning terdiri dari produsen pakan, perbankan, Konsultan IT
Program KPB, FKPA (Forum Komunikasi Praktisi Akuakultur), serta OPD terkait
lingkup Pemerintah Provinsi Lampung.
"Kehadiran
dari perbankan, produsen pakan dan Konsultan Program KPB diharapkan akan
memperkuat permodalan pembudidaya ikan dan ketersediaan pakan murah bermutu
melalui KPB. Hal ini sesuai dengan tema
yang diusung yaitu Sinergitas produsen pakan ikan mendukung penyediaan pakan
murah berkualitas melalui Program Kartu Petani Berjaya," jelas Liza Derni.
(ida/adpim)
Comments