Berita Hangat

Dua Aktivis Media Kampus yang Renyah di Panggung Debat Cagub

Oleh Herman Batin Mangku *)

 

Juwe dan Budi dengan tangkas memimpin debat publik pasangan calon gubernur Lampung 2018 yang pertama dan kedua. Mereka sama-sama pemimpin media dan sama-sama jebolan Surat Kabar Kampus (SKM) Universitas Lampung "Teknokra". 

 

Juwe menjadi moderator Debat Publik Pertama Pilgub Lampung di Grand Ballroom Hotel Novotel, Bandarlampung, Sabtu malam (7/4/2018).  Sedangkan Budi dipercaya memimpin Debat Publik Kedua Pilgub Lampung,  Sabtu (28/4/2018). 

 

Sebagai moderator,  mereka pengendali utama sukses tidaknya Debat Publik Pilgub  Lampung. Mereka berdua berhasil mempimpong berbagi pertanyaan berbobot dengan tegas dan renyah.  Dengan kreativitas,  spontanitasnya,  dan kepiawayanya,  mereka berhasil membangun suasana serius dan tak menegangkan. 

 

Juwe yang bernama lengkap Juwendra Asdiansyah dan Budi yang bernama lengkap Budiman Santoso memilih kegiatan ekstrakulikulernya tahun '90-an aktif di "Surat Kabar Mahasiswa  (SKM) Teknokra" di Universitas Lampung (Unila). 

 

Setelah diwisuda,  mereka memilih jalan hidup profesional di jurnalistik.  Keduanya pernah memimpin dan kini sama-sama senior di wadah organisasi wartawan paskareformasi,  Aliansi Jurnalistik Indonesia (AJI) Provinsi Lampung.  

 

Bahkan, Juwe dan Budi kerap didampuk membagi pengetahuan dan pengalamannya kepada jurnalis-jurnalis muda atau kegiatan kegiatan yang berhubungan dengan kewartawanan. Mereka tak pelit berbagi segudang ilmu dan pengalamamnya berpuluh tahun. 

 

Juwe,  setelah mencapai pimpinan redaksi surat kabar harian terkenal Lampung, memutuskan untuk mengibarkan sendiri medianya Duajurai.co.  Dengan kesungguhannya,  sibernya masuk jajaran media online yang peringkat pembacanya diperhitungkan di Lampung. 

 

Di sela-sela menjadi moderator acaranya di radio swasta dalam rangka Hari Pers tahun lalu,  Juwe kepada Rmollampung.com punya keyakinan media siber akan menjadi pilihan sumber informasi utama bagi masyarakat. 

 

Lain lagi dengan Budi.  Sejak diwisuda jadi insinyur pertanian,  dia langsung mendedikasikan hidupanya profesional sebagai jurnalis di Lembaga Kantor Berita (LKB) Antara Lampung.  Setelah melanglangbuana ke berbagai provinsi,  Budi kembali ke Lampung. 

 

Berbeda dengan Juwe,  Budi berpenampilan "cold".  Namun,  di atas panggung,  keduanya jadi "liar".  Mereka mampu menguasai panggung yang lumayan prestesius di Provinsi Lampung : Debat Publik Pilgub Lampung. 

 

KPU Lampung tentu saja tak mau berjudi memilih moderator untuk Debat Publik Pilgub Lampung 2018.  Terpilihnya Juwe dan Budi,  tentu saja,  banyak pertimbangan.  Profesionalitas,  integritas,  dan dedikasinya dalam jurnalistik selama ini tentu saja jadi pertimbangan utama. 

 

Dengan terpilihnya sebagai moderator Debat Publik Pilgub Lampung,  mereka setidaknya tak cuma diakui kepiawaiannya di panggung debat dan diskusi tapi juga diyakini konsisten berdiri di tengah, independen, tak berpihak dalam menyajikan pemberitaan di medianya masing-masing.   

 

Demikian semestinya sebagai jurnalis.  Tidak mudah memang di tengah euforia pers yang setiap saat bisa membuat setiap jurnalis dan medianya terpeleset menjadi partisan salah satu kandidat kepala daerah. Padahal, independensi merupakan marwahnya profesi ini.  

 

Selamat kepada adinda Juwe dan Budi.  Semoga terus diberi kesehatan untuk selalu berkarya untuk Lampung dan Indonesia. Tidak mudah mendapatkan kepercayaan berada di panggung tersebut,  butuh konsistensi,  integrasi,  dan sedikit menahan lapar.  Tabik pun. 

 

*) Mantan aktivis SKM Teknokra Unila

 

Comments