Kantor OJK Lampung Bekerjasama Pemkot Bandar Lampung Sosialisasi Literasi dan Inklusi Keuangan
OTENTIK
(BANDARLAMPUNG) – 16 Juni 2022, Kantor Otoritas Jasa
Keuangan Provnsi Lampung, bekerja sama dengan Pemerintah Kota Bandar Lampung,
menyelenggarakan Sosialisasi Literasi dan Inklusi Keuangan dalam rangka Survey
Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Tahun 2022, yang dihadiri seluruh camat,
lurah, sekretaris dan bendaraha OPD se-Kotamadya Bandar Lampung, kamis (16/6)
bertempat di Gedung Semergou Kota Bandar Lampung.
“Survei
Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) merupakan survei berskala
nasional yang diselenggarakan secara tiga tahunan oleh Otoritas Jasa Keuangan
(OJK), untuk memetakan keadaan terkini dari tingkat literasi dan inklusi
keuangan masyarakat Indonesia” demikian disampaikan Kepala OJK Provinsi
Lampung, Bambang Hermanto pada kesempatan tersebut.
SNLIK 2022
merupakan survei keempat yang dilaksanakan setelah survei tahun 2019 terhadap
12.773 responden, survei 2016 terhadap 9.680 responden dan survei 2013 terhadap
8.000 responden. Pada tahun 2022, SNLIK dilakukan dengan jumlah responden yang
lebih banyak dan sebaran wilayah yang lebih luas yaitu 15.634 responden berusia
15 tahun keatas di 34 Provinsi yang tersebar di 76 Kabupaten/Kota.
“Kegiatan
sosialisasi di Kotamadya Bandar Lampung melalui aparat pemerintahan dari tingkat
kota, kecamatan hingga kelurahan, selain untuk meningkatkan dan membekali
wawasan mengenai keuangan juga diharapkan dapat memberikan penyuluhan mengenai
keuangan kepada masyarakat khususnya di daerah-daerah marginal perkotaan. Target jangka panjangnya adalah, masyarakat
dapat lebih mengerti produk Keuangan apa yang akan dipergunakan sesuai dengan
kebutuhan keuangannya” jelas Bambang.
Dalam
sambutannya, Bambang Hermanto menyampaikan perlunya edukasi literasi keuangan
kepada masyarakat selain sebagai instrument dalam meningkatkan indeks literasi
keuangan juga sebagai tindakan preventif agar masyarakat tidak mudah percaya
dan tertipu dengan entitas atau pihak-pihak yang mencari keuntungan dengan
memanfaatkan kelemahan masyarakan dalam menggunakan produk jasa Keuangan.
Di kesempatan
yang sama, Bambang Hermanto juga berterima kasih kepada Walikota Bandar
Lampung, Bunda Hj Eva Dwiana, PT Pegadaian, Bursa Efek Indonesia Perwakilan
Lampung dan seluruh jajaran Camat, Lurah dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
yang telah mendukung pelaksanaan kegiatan sosialisasi ini.
Survei
Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2019 menunjukkan indeks
literasi keuangan sebesar 38,03% dan indeks inklusi keuangan sebesar 76,19%.
Meskipun tergolong masih rendah, angka tersebut meningkat dibanding hasil SNLIK
tahun 2016, yaitu indeks literasi keuangan sebesar 29,7% dan indeks inklusi
keuangan sebesar 67,8%. Hal ini menunjukkan masyarakat Indonesia secara umum
belum memahami dengan baik karakteristik berbagai produk dan layanan jasa
keuangan yang ditawarkan oleh lembaga jasa keuangan formal, padahal literasi
keuangan merupakan keterampilan yang penting dalam rangka pemberdayaan
masyarakat, kesejahteraan individu, perlindungan konsumen, dan peningkatan
inklusi keuangan.
Data hasil
SNLIK selanjutnya digunakan oleh OJK sebagai materi dasar dalam penyusunan dan
penyempurnaan strategi kebijakan dalam rangka peningkatan literasi dan inklusi
keuangan yang tertuang dalam Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia
(SNLKI). Lebih lanjut, survei tersebut juga diperlukan sebagai alat ukur untuk
mengevaluasi efektivitas dan efisiensi program literasi dan inklusi keuangan
yang telah diupayakan bersama baik dari OJK maupun industri jasa keuangan.
Diharapkan,
pada pelaksanaan survei tahun 2022 ini, dapat diperoleh hasil yang lebih baik
dibandingkan pelaksanaan survey sebelumnya, baik di Provinsi Lampung maupun
provinsi-provinsi lainnya di Indonesia pada umumnya. Masyarakat dengan tingkat literasi dan
inklusi Keuangan yang baik, akan mendorong kesadaran masyarakat dalam mengelola
Keuangannya secara bijak, sehingga tujuan-tujuan Keuangan masyarakat dapat
terpenuhi dengan baik dan masyarakat dapat terhindar dari hal-hal yang
merugikan seperti entitas-entitas illegal yang saat ini sering terjadi
ditengah-tengah masyarakat. “Dibutuhkan
peran serta, sinergi dan kolaborasi semua pihak yang berkepentingan dalam upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pembentukan masyarakat yang well
literate terhadap keuangan” tandas Bambang. (ida/rls)


Comments