Lampung Economic Update: Preserving Stability while Sustaining Economic Recovery
OTENTIK
(BANDARLAMPUNG) – Pemulihan ekonorni Lampung terus
berlanjut, meski tensi geopolitik dan dinamika ekonomi global dan nasional
menjadi tantangan pertumbuhan ekonomi Lampung kedepan. Oleh karena itu, perlu
penguatan sinergi dan kolaborasi dari semua pihak untuk menjaga stabilitas
ekonomi sekaligus mempertahankan pemulihan ekonomi Lampung Sehubungan dengan
hal tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung
menyelenggarakan seminar Laporan Perekonomian Provinsi Lampung periode Triwulan
| 2022 bertajuk “Lampung Economic Update: Preserving Stability while Sustaming
Economic Recovery", pada 21 Juni 2022 di Student Center FEB Unwersitas
Lampung Seminar dimaksud diantaranya dukuti oleh Anggota Komisi XI DPR RI,
Kantor Perwakilan DJPb Provinsi Lampung, Bappeda Provinsi Lampung, para
pimpinan instansi vertikal, perbankan, akademisi, pelaku usaha dan asosiasi,
media, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) cabang Lampung, dan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lampung.
Kepala
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung, Budiyono, dalam sambutannya
menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wadah bagi stakeholders di Provinsi
Lampung untuk menyusun rekomendasi kebijakan dan action plan untuk menjaga
berlanjutnya pemulihan ekonomi Lampung, salah satunya upaya untuk mendorong
kinerja UMKMPerlu kolaborasi antara perguruan tinggi dan pelaku UMKM melalui
pelaksanaan Kampus Merdeka di beberapa pelaku UMKM di Lampung", ujarnya.
Pada sesi
paparan, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung, Irfan
Farulian, menyampaikan bahwa pemulihan ekonomi Lampung terus berlanjut pada
triwulan I 2022 seiring dengan semakin terkendalinya pandemi COVID-19. Secara
umum, perekonomian Lampung tumbuh sebesar 2,9696 (yoy) pada triwulan I 2022,
mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan ekonomi
pada triwulan IV 2021 yang tumbuh sebesar 5,159 (yoy). Dari sisi perkembangan
harga, inflasi Lampung relatif terkendali jika dibandingkan dengan provinsi
lainya di Sumatera, tercermin dari realisasi inflasi tahun kalender pada Mei
2022 yang tercatat sebesar 2,419 (ytd), merupakan yang terendah di Sumatera,
meski risiko tekanan infasi kedepan perlu diwaspadai terkait adanya disrupsi
rantai pasokan global, pengaruh cuaca, yang mempengaruhi ketersediaan supply
pangan.
Dari sisi
fiskal, Kepala Kanwil DJPb Provinsi Lampung, Mohammad Dody Fachruddin,
menyampaikan bahwa realisasi pendapatan wilayah Lampung sampai dengan triwulan
| 2022 pada APBN 2022 mengalami peningkatan sebesar Rp230,52 miliar atau 12,276
(yoy). “Kenaikan ini berpotensi mendorong percepatan realisasi belanja
Pemerintah Daerah Lampung” ujarnya. Di tengah meningkatnya realisasi pendapatan
wilayah Lampung, realisasi belanja daerah Provinsi Lampung pada triwulan I 2022
tercatat turun 11,506 (yoy). “Pemerintah Daerah Lampung perlu segera
mempercepat penyerapan dana transfer yang telah dianggarkan, terutama terkait
penyaluran DAK Fisik yang mengalami keterlambatan, sehingga pencairan dana dan
realisasi belanja pemerintah di Provinsi Lampung dapat mendukung terjaganya
momentum pemulihan ekonomi" lanjutnya.
Selanjutnya,
Chief Economist Bank Permata, Josua Pardede, M Sc., menyampaikan bahwa IMF, The
World Bank, dan lembaga lainnya merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonom
dunia seiring dengan adanya kebijakan zero COVID-19 di Tiongkok, disrupsi
rantai pasokan global, dan pengetatan kebijakan moneter oleh bank sentral di
sebagian besar negara. “Dampak eskalasi tensi geopolitik antara Rusia dan
Ukraina terhadap kinerja perdagangan dan investasi Indonesia diperkirakan
terbatas, namun indirect impact yang mendorong kenaikan energy dan raw
materials cost berpotensi menghambat pemulihan daya beli masyarakat” lanjutnya.
Terkait dengan kinerja perekonomian Lampung, Josua menyampaikan bahwa PDRB
Lampung pada triwulan I 2022 tercatat lebih tinggi jika dibandingkan level pada
pra-pandemi. Namun demikian, secara struktural, beberapa sektor dengan
multiplier effect yang tinggi terhadap perekonomian cenderung memiliki
pertumbuhan yang lebih lambat. “Diperlukan upaya peningkatan produktivitas
sektor pertanian dandiversifikasi sektor utama Provinsi Lampung, yaitu
Pertanian dan Industri Makanan dan Minuman, dengan mendorong investasi untuk
mengakselerasi kinerja sektor potensial yang memiliki multiplier tinggi"
ujarnya.
Terkait dengan
pendalaman kinerja sektor utama Provinsi Lampung, Dekan FEB Universitas
Lampung, Dr. Nairobi, S.E., M.Si., menyampaikan bahwa kinerja ekonomi Lampung
pada triwulan I 2022 lebih rendah jika dibandingkan dengan capaian periode yang
sama dalam 5 tahun terakhir, terutama disebabkan oleh terkontraksinya produksi
sektor pertanian dan industri pengolahan. "Kinerja perekonomian pada
triwulan II dan Illtahun 2022 perlu ditingkatkan. Selain itu, siklus menurunnya
perekonomian Lampung pada triwulan IV perlu diantisipasi” ujarnya. Selanjutnya,
penguatan implementasi kartu petani berjaya, dukungan keberlanjutan program
PEN, dan penciptaan iklim investasi yang kondusif diperlukan untuk mendukung
berlanjutnya momentum pemulihan ekonomi Lampung.
Sebagai
penutup, Anggota Komisi XI DPR RI, yakni Marwan Cik Asan, A. Junaidi Auly, dan
Ela Siti Nuryamah, menegaskan agar para pengambil kebjakan segera mendorong
terealisasinya anggaran belanja pemerintah daerah yang masih tercatat sebesar
2199 dari APBD tahun 2022 pada triwulan I 2022. Para pengambil kebijakan juga
diharapkan untuk tidak lengah terhadap potensi kembali meningkatnya penyebaran
COVID-19 di Provinsi Lampung. (ida/rls)


Comments