Dukung Transisi Energi Bersih, PLN Serahkan Sertifikat Energi Terbarukan untuk 5 Istana Kepresidenan
OTENTIK (JAKARTA) – Dalam press
release, Rabu (7/9/2022), PT PLN (Persero) menyerahkan sertifikat energi
baru terbarukan atau Renewable Energy Certificate (REC) untuk mendukung
penggunaan listrik ramah lingkungan di 5 Istana Kepresidenan yakni Istana
Merdeka Jakarta, Bogor, Yogyakarta, Cipanas, dan Tampaksiring. Penyerahan REC
ini sekaligus menjadi tanda jika Sekretariat Presiden (Setpres) menjadi lembaga
pemerintah pertama yang memanfaatkan REC PLN.
Direktur
Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, hal ini menjadi bukti nyata bahwa PLN
dan Setpres telah bergerak mewujudkan transisi energi bersih, sesuai dengan
arahan Presiden Joko Widodo.
“Istana
negara menjadi salah satu garda depan untuk menjadi bagian dalam perubahan
iklim. Ini contoh yang luar biasa, sehingga harapannya langkah Istana ini bisa
diikuti lembaga lain,” katanya.
Darmawan
menjelaskan melalui REC ini, artinya Istana negara saat ini dialiri listrik
yang berbasis energi bersih. Sebagai wujud dari komitmen pemerintah Indonesia
dalam mencapai target Net Zero Emission di 2060.
Darmawan
menjelaskan, sumber energi bersih yang digunakan dalam REC di lima Istana
Kepresidenan ini berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
Kamojang dengan kapasitas pembangkit 140 megawatt (MW). PLN juga memiliki
sumber energi bersih lain yakni PLTP Lahendong 80 MW dan PLTA Bakaru 130 MW.
Jadi total produksi listriknya ada sekitar 2,5 juta MWh per tahun yang ini
setara dengan 2,5 juta unit REC.
Sementara
kerja sama REC untuk lima Istana Kepresidenan ini berkapasitas 12.800-an MWh
per tahun di mana selama dua tahun setara dengan 24.360 unit REC. Artinya,
masih banyak potensi REC yang bisa dikerjasamakan dengan berbagai pihak.
Darmawan
berharap kerja sama ini dapat menjadi role model seluruh lembaga pemerintahan
di Indonesia untuk memanfaatkan listrik yang bersumber dari energi baru terbarukan.
"Kesuksesan
transisi energi bukan hanya ditentukan PLN saja. Tetapi dukungan oleh seluruh
kekuatan dalam negeri, termasuk yang sudah didorong oleh Pak Kasetpres di sini
melalui pemanfaatan produk kelistrikan berbasis EBT," ungkapnya.
Kepala Sekretariat
Kepresidenan Heru Budi Hartono mengatakan, pembelian REC untuk Istana
Kepresidenan memiliki arti dukungan pemerintah untuk mendorong penggunaan
listrik bersih. Heru menilai, kerja sama ini dapat mendorong instansi
pemerintahan lain menggunakan REC PLN.
“Ini
merupakan salah satu dukungan kami dalam transisi energi. Harapannya, ketika
Istana sudah menggunakan langkah ini maka bisa diikuti oleh lembaga dan
kementerian lain sehingga kita bisa bersama sama memerangi kondisi perubahan
iklim yang bergerak cepat,” ujar Heru.
PLN mencatat
telah menyediakan REC untuk listrik setara 620.378 megawatt hour (MWh) hingga
Juli 2022. Angka ini naik dari realisasi akhir 2021 yang mencapai 308.201 MWh.
Saat ini REC telah dimanfaatkan 186 pelanggan industri dan bisnis.
REC merupakan
instrumen yang merepresentasikan atribut terbarukan dari setiap MWh listrik
yang diproduksi oleh pembangkit energi terbarukan. Satu unit REC
merepresentasikan satu MWh.
"Dulu
perusahaan-perusahaan mesti beli sertifikat REC ke luar negeri. Untuk itu kami
membangun produk REC dalam negeri namun tetap diakui oleh internasional,"
jelas Darmawan.
REC yang
disediakan PLN membuktikan bahwa energi yang digunakan pelanggan berasal dari
pembangkit listrik berbasis EBT yang diverifikasi oleh sistem tracking
internasional, APX TIGRs yang berlokasi di California, USA. Dengan demikian,
setiap REC dapat dipertanggungjawabkan, berkualitas tinggi, dan memenuhi
standar internasional.
PLN Serahkan
Kendaraan Listrik Untuk Operasional Istana
Pada
kesempatan yang sama, PLN juga memberikan dukungan kendaraan listrik untuk
kelancaran kegiatan operasional Istana Kepresidenan. Ada 11 unit motor listrik
dan 9 unit motor pickup listrik.
Heru
menyambut baik langkah PLN dalam hal ini. Kata Heru, dengan menggunakan kendaraan
listrik maka Istana Negara juga mampu memberikan contoh dan turut
mengkampanyekan penggunaan energi yang lebih bersih.
"Ini
simbol, kita melakukan perubahan dan tentunya saving energy, energi ramah
lingkungan. Saya ucapkan terimakasih. Semoga yang lain bisa mengikuti, membantu
mempercepat adaptasi dukungan dalam perubahan iklim yang harus kita
waspadai," ujar Heru.
Darmawan
menjelaskan penyerahan kendaraan listrik sebagai kendaraan operasional di
Istana ini juga salah satu langkah PLN dalam memasifkan kendaraan listrik.
Dengan penggunaan kendaraan listrik, operasional di Istana lebih efisien dan
ramah lingkungan.
"Dalam
kesempatan ini juga, kami ingin mengajak istana juga bisa menggunakan kendaraan
listrik. Dengan pergeseran transportasi yang berbasis BBM yang impor dan kotor
digantikan dengan transportasi berbasis listrik. Ini bisa menghemat sampai 50
persen," pungkas Darmawan. (ida/rls)


Comments