Wagub Chusnunia Jadi Keynote Speaker dalam Seminar tentang Dampak Perubahan Iklim
OTENTIK (BANDARLAMPUNG) –Wakil Gubernur Lampung Chusnunia
Chalim menjadi keynote speaker dalam seminar ISCS (International Conference on
Safe Community) 2022 yang digelar Politeknik Kesehatan Tanjung Karang di
Ballroom Hotel Emersia, Bandar Lampung, Selasa (20/9/2022).
Seminar
tersebut mengusung tema "Dampak Perubahan Iklim terhadap Kesehatan Manusia
dan Implikasinya bagi Masyarakat" (Impact of Climate Change on Human
Health and It's Implication for Safe Communities).
Seminar
dihadiri oleh perwakilan mahasiswa dan segenap civitas akademika kampus.
Wagub
Chusnunia menyampaikan materi terkait Kebijakan Pemerintah Provinsi Lampung
tentang Perubahan Iklim bagi Kesehatan dan Safe Community.
Ia
menjelaskan bahwa Konvensi Perubahan Iklim diatur dalam Paris Agreement. Dalam
Paris Agreement tersebut diatur tentang komitmen penurunan emisi GRK global,
adaptasi perubahan iklim, kerangka transparansi, means of implementation
(pendanaan, teknologi, peningkatan kapasitas). Dimana Negara-negara di dunia
telah berkomitmen untuk penurunan emisi GRK pada tahun 2030 sebesar 29% hingga 41%."
"Dalam
upaya penurunan Emisi GRK tentunya dibutuhkan sinergi antar seluruh pihak terkait," jelas
Wagub Chusnunia.
Pada
kesempatan itu juga, Wagub Chusnunia menjelaskan bahwa perubahan iklim secara
langsung maupun tidak langsung terjadi akibat aktivitas manusia.
"Perubahan
iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan langsung atau tidak langsung
oleh aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan komposisi atmosfir secara
global dan selain itu juga berupa perubahan variabilitas iklim alamiah yang
teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan,” jelas Wagub Chusnunia.
Wagub juga
menyampaikan proyeksi dampak perubahan iklim di Indonesia. Secara historis
kerusakan jasa ekosistem yaitu 5.69% -26,75% PDB dan diproyeksikan akan naik berkisar
31,72% PDB. Sedangkan bencana Hidro-meteorologi secara historis yaitu 6,21% PDB
dan diproyeksikan mencapai 30,83% PDB. Perubahan tersebut tentu juga berdampak
terhadap kebutuhan hidup dasar.
"Akibat
dari perubahan iklim kemungkinan kehilangan potensi pemenuhan kebutuhan hidup
dasar diantaranya yaitu air bersih yg layak konsumsi, pangan sebanyak 2,87% PDB
dan diproyeksikan bisa sampai 3,45% PDB," jelasnya.
Adapun
potensi kerugian hanya dari akibat perubahan iklim berkisar antara Rp110
triliun – Rp 577 triliun. Sedangkan potensi kerugian dari adanya perubahan
iklim, ditambah kerusakan ekosistem dan bencana berkisar Rp 4.328 triliun.
Perubahan
Iklim, lanjut Wagub Chusnunia juga berdampak terhadap kesehatan, diantaranya
penyakit kesehatan jiwa; penyakit infeksi dan penyakit tular air; penyakit
saluran pernafasan; kekurangan gizi; penyakit kardiovaskuler, dan heat dtroke;
dan Kecelakaan, keracunan dan alergi.
“Untuk itu,
kita perlu membangun sistem kesehatan yang tahan iklim, yang mana begitu banyak
unsur harus diperhatikan untuk mewujudkannya,,” ujar Wagub.
Seperti
diketahui, terdapat 6 blok utama sistem kesehatan yaitu pertama, kepemimpinan
dan tata kelola. Kedua, Sumberdaya Manusia Kesehatan. Ketiga, Sistem Informasi
Kesehatan. Keempat, Teknologi dan Produk Kesehatan. Kelima, Pelayanan
Kesehatan; dan keenam Pendanaan. (ida/adpim)


Comments