Business Matching Tahap IV, Kapolri Harap Dorong P3DN Demi Tingkatkan Perekonomian Nasional
OTENTIK (JAKARTA) – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menutup kegiatan
Business Matching tahap IV bertema 'Percepatan Realisasi Belanja Produk Dalam
Negeri oleh Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah dan BUMN' di Bali, Jumat (7/10/2022).
Sebelum
memulai sambutannya, Sigit meminta kepada seluruh tamu undangan untuk
menundukkan kepala sejenak guna mendoakan seluruh korban peristiwa di Stadion
Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Usai berdoa,
dalam sambutannya, Sigit berharap, diselenggarakannya kegiatan ini diharapkan
mampu mendorong Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) demi
meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
"Saya
berharap kegiatan Business Matching tahap IV dapat mendukung gerakan bangga
buatan Indonesia dan menjadikan produk dalam negeri menjadi tuan di rumah
sendiri dengan cara meningkatkan realisasi belanja produk dalam negeri pada
akhir tahun 2022 dan tentunya juga mempersiapkan program pengadaan barang dan
jasa tahun anggaran 2023," kata Sigit di awal sambutannya.
Sigit
menjelaskan, semangat diselenggarakannya kegiatan ini untuk mewujudkan target
dari Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) soal belanja APBN dan APBD di
tahun 2022 untuk produk dalam negeri yang berfokus pada pembelian barang atau
jasa usaha mikro, usaha kecil, dan koperasi, sebagaimana yang tertuang dalam
Inpres Nomor 2 tahun 2022.
"Guna
menyukseskan capaian target tersebut, Polri menyelenggarakan kegiatan Business
Matching yang merupakan salah satu wadah untuk menjembatani antara para pelaku
usaha dalam negeri dengan kementerian/lembaga, pemerintah daerah dan
BUMN," ujar Sigit.
Oleh karena
itu, Sigit menyatakan, lewat kegiatan ini, diharapkan para pelaku usaha dalam
negeri dapat mengenalkan produk unggulannya. Kemudian, kementerian/lembaga,
pemerintah daerah dan BUMN dapat menjelaskan secara spesifik apa saja yang
dibutuhkan. Lalu, pelaku usaha dalam negeri dapat mengembangkan produk
unggulannya sesuai kebutuhan. Dan, mampu memenuhi tingkat kandungan dalam
negeri (TKDN) sebagaimana telah diatur dalam RPJMN 2020-2024 bahwa nilai TKDN
ditargetkan mencapai sebesar 43,3 persen pada tahun 2020 dan naik menjadi 50
persen pada tahun 2024.
Lebih dalam,
Sigit mengungkapkan bahwa, pada Business Matching tahap I, II dan III, telah
menghasilkan komitmen belanja produk dalam negeri oleh kementerian/lembaga,
Pemda dan BUMN yang sudah terealisasi sebesar 49,83 persen.
"Angka
capaian realisasi tersebut telah melampaui target sebagaimana yang ditetapkan
oleh Bapak Presiden. Namun tentunya kita tidak boleh cepat berpuas hati, karena
kita harus terus mendorong Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN)
demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional," ucap Sigit.
Menurut
Sigit, meningkatkan pertumbuhan perekonomian nasional ini sangat penting untuk
terus dikawal. Pasalnya, kata Sigit, Presiden Jokowi, sudah menyampaikan
terkait ketidakpastian yang tinggi di tingkat perekonomian global. Salah satu
faktornya adalah konflik Rusia dan Ukraina yang melahirkan potensi krisis
pangan dan energi, berujung pada ancaman krisis ekonomi di seluruh negara.
Pemerintah
Indonesia, disebutkan Sigit, sudah melakukan antisipasi akan potensi ancaman
yang dapat terjadi. Menurutnya, hal itu dilakukan dengan upaya gencarnya
transformasi ekonomi. Bahkan, dengan adanya upaya keras dari Pemerintah dan
dukungan seluruh elemen masyarakat, saat ini, Indonesia menjadi negara yang
mampu bertahan di tengah tantangan gejolak ekonomi global. Atas hal itu, PBB
memberikan kepercayaan terhadap Indonesia sebagai Champions dari Global Crisis
Response Group untuk penanganan krisis global, baik krisis pangan, energi
maupun keuangan.
Mantan
Kabareskrim Polri ini memaparkan data soal pertumbuhan perekonomian Indonesia
di tengah dinamika global yang berkembang. Pada triwulan II tahun 2022,
Indonesia mampu tumbuh sebesar 5,44 persen. Capaian angka tersebut menempatkan
Indonesia di peringkat keenam terbaik di antara negara-negara G-20.
"Apabila
kita mampu terus mempertahankan pertumbuhan ekonomi diatas 5 persen setiap
tahunnya, diprediksi kita dapat menjadi negara maju sebelum tahun 2045, dimana
Indonesia diproyeksi akan menjadi negara dengan perekonomian kelima terbesar di
dunia, lebih dari 70 persen penduduk merupakan kelas menengah dan tinggal di
perkotaan, serta pendapatan perkapita mencapai Rp343 juta. Inilah cita-cita
kita bersama yang harus diwujudkan," papar Sigit.
Untuk terus
mempertahankan tren positif tersebut, Sigit mengajak kepada seluruh pelaku
usaha dalam negeri untuk menyajikan produk unggulannya di e-katalog yang
disiapkan Pemerintah.
"Oleh
sebab itu, silahkan bagi seluruh pelaku usaha Indonesia segera daftarkan
berbagai produk yang rekan-rekan miliki ke e-katalog, sehingga mampu
mempermudah menjangkau pasar dan akhirnya dapat mendorong realisasi penggunaan
produk dalam lokal/ dalam negeri," tutur eks Kapolda Banten itu.
Dari segi
internal, Sigit mengatakan, Polri juga telah melakukan berbagai upaya guna
mendukung realisasi penggunaan produk dalam negeri. Diantaranya adalah,
membentuk tim P3DN Polri, melaksanakan pembelanjaan produk dalam negeri melalui
e-katalog, membuat e-katalog sektoral Polri sebanyak enam etalase produk.
Lalu,
melaksanakan pelatihan peningkatan kemampuan personel Polri dalam penghitungan
tingkat komponen dalam negeri (TKDN), mewajibkan belanja pengadaan barang/jasa
dengan menggunakan produk dalam negeri yang bersertifikat TKDN dari Kemenperin
dan memberikan fasilitas konsultasi kepada mitra Polri dalam proses pembuatan
sertifikat TKDN yang bekerja sama dengan Kemenperin, LKPP, dan Sucofindo.
Guna semakin
menguatkan pertumbuhan perekonomian nasional, Sigit juga menegaskan soal
perlunya mendorong UMKM untuk menghasilkan produk dalam negeri yang memiliki
kualitas lebih baik dan mampu bersaing dengan produk luar lainnya.
"Hal ini
tentunya sangat penting karena UMKM memiliki peran yang signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, UMKM
berkontribusi terhadap PDB sebesar 61,97 persen atau senilai Rp8.573,89
Triliun. Sekali lagi saya tegaskan, mari kita tingkatkan realisasi penggunaan
produk dalam negeri disertai peningkatan kualitas produk dalam negeri,
khususnya bagi UMKM. Kita harus mampu membangun ekonomi nasional yang mandiri
dan tanpa ketergantungan dengan negara-negara lainnya. Ingat, kita harus mampu
merubah paradigma Indonesia dari negara konsumen, menjadi negara
produsen," tutup Sigit mengakhiri sambutannya. (ida/rls)


Comments