Jelang KTT G20, Menko Luhut Resmikan PLTS Terapung Milik PLN di Nusa Dua Bali
Komitmen PLN dalam transisi energi
menuju Net Zero Emission pada 2060 dengan mengutamakan potensi alam yang
berlimpah sekaligus menggerakkan perekonomian nasional
OTENTIK (NUSA
DUA) – Dalam press release, Jumat (11/10/2022), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan
Investasi Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan meresmikan Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Waduk Muara Nusa Dua milik PLN Group.
Kehadiran pembangkit berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) dengan kapasitas
100 kilowatt-peak (kWp) ini akan turut mendukung keandalan pasokan listrik
gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.
Peresmian
PLTS Terapung Waduk Muara Nusa Dua ini juga dihadiri Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Republik Indonesia Basuki Hadimuljono dan Direktur Utama PLN
Darmawan Prasodjo beserta jajaran.
Luhut
mengatakan, pembangunan PLTS terapung ini merupakan wujud nyata Indonesia dalam
transisi energi dengan gencar membangun pembangkit berbasis EBT. Hal ini
sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi karbon menuju net zero
emission pada tahun 2060.
"Kita
akan membangun banyak sekali (PLTS- red). Ini hanya intermitten saja, untuk
baseload-nya kita punya geothermal, hidro power, ada macam-macam. Indonesia
punya 437 gigawatt (GW) potensi EBT, masih banyak ruang untuk terus
bertambah," ungkap Luhut.
Direktur
Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLTS Terapung Waduk Muara Nusa Dua ini
bukan hanya sekadar showcase untuk KTT G20, melainkan juga sebagai simbol tidak
ada lagi dilema energi di masa depan. Perubahan dari energi kotor menuju energi
bersih perlu segera dilakukan untuk menciptakan bumi yang lebih baik di masa
mendatang serta biaya yang lebih murah.
"Upaya
kami dalam menurunkan gas rumah kaca ini adalah upaya yang bukan hanya karena
perjanjian internasional, bukan hanya kebijakan, because we do really
care," kata Darmawan.
Dia
menjelaskan, PLTS yang terdiri dari 228 panel solarcell tersebut telah
selesai dan berhasil diuji coba sejak awal Oktober melalui inovasi Smart
Grid. Inovasi tersebut merupakan salah satu program dari transformasi PLN yang
menggunakan teknologi sistem digital untuk memonitor dan mengelola pasokan energi
listrik sesuai dengan kebutuhan beban.
"Di sini
untuk apungnya dari buatan dalam negeri, frame nya dari dalam negeri, semua
peralatannya dalam negeri. Ke depan ini masih ada ruang kita membangun
kapasitas nasional," papar Darmawan.
Darmawan juga
menegaskan komitmen PLN dalam transisi energi menuju Net Zero Emission pada
2060 dengan mengutamakan potensi alam yang berlimpah sekaligus menggerakan
perekonomian nasional. Karena menurutnya, dengan menggunakan produk lokal dalam
pembangunan pembangkit, maka ekonomi Indonesia bisa ikut terangkat.
"Untuk
transisi energi membutuhkan lebih dari USD 700 miliar atau Rp 10 ribu triliun.
Kalau itu menjadi pangsa pasar produk luar negeri, ekonomi kita akan melambat,
job creation-nya bukan di Indonesia, tetapi di negara-negara lain," tegas
Darmawan.
Melalui
subholding PLN Indonesia Power, perseroan menyelesaikan proyek PLTS Terapung
Waduk Muara Nusa Dua ini hanya dalam satu bulan dua minggu. PLTS terapung ini
dibangun di atas area seluas 0,35 hektare atau 1 persen dari luas Waduk Muara
Nusa Dua.
Proyek ini
merupakan penugasan pemerintah pada 19 Juli 2022. Pada September 2022 dilakukan
sejumlah pekerjaan mulai dari proses perizinan, konstruksi hingga sinkronisasi
tahap pertama. PLTS Terapung Muara Nusa Dua mendapatkan sertifikat laik operasi
(SLO) pada 28 Oktober 2022.
"Proyek
PLTS ini juga wujud komitmen perseroan terhadap prinsip Environmental, Social
and Governance (ESG) dalam menciptakan pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan," terangnya.
Darmawan juga
menyampaikan apresiasi kepada para stakeholder yang terlibat baik itu dari
Kementerian Koordinator, Kementerian terkait, Gubernur Bali dan pihak-pihak
lainnya yang telah berkontribusi aktif dalam pembangunan PLTS tersebut.
"Tugas
PLN adalah memang menyediakan listrik. Tetapi di masa depan dengan adanya
transisi energi our main job is to take care the environment, sedangkan listrik
adalah by product kami," tutup Darmawan. (ida/rls)
Comments