Pemprov Lampung Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi
OTENTIK
(BANDARLAMPUNG) – Pemprov Lampung mengikuti Rapat
Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah secara virtual, bertempat di ruang
Command Center lt. 2 Diskominfotik
Provinsi Lampung, Senin (14/11/2022).
Pemprov
Lampung diwakili Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kusnardi didampingi yang
mewakili Forkopimda Provinsi Lampung, dan pejabat pimpinan tinggi Pratama OPD
terkait.
Rapat
tersebut dipimpin oleh Wakil Menteri Dalam Negeri John Wempi Wetipo dan diikuti
oleh Gubernur, Bupati/Wali Kota se-Indonesia.
John Wempi
Wetipo mengatakan bahwa pada periode Oktober 2022 lalu terjadi deflasi 0,11
persen sehingga secara year on year angka inflasi nasional mengalami kenaikan
menjadi 5,71 persen.
“Komoditas
dominan yang memberikan andil inflasi yaitu beras, bensin, tukang, bahan bakar
rumah tangga, rokok filter & kretek, nasi & lauk pauk, tempe, angkutan
dalam kota, dan uang kuliah akademi,” jelasnya.
Lebih lanjut
ia menambahkan, sampai dengan minggu kedua November ini, bawang merah menjadi
komoditas yang menyumbang kenaikan harga di 20 provinsi dan kenaikan harga di
149 kabupaten/kota.
“Enam upaya
Pemda dalam penanganan inflasi daerah yaitu melaksanakan operasi pasar murah;
melaksanakan sidak ke pasar dan distributor agar tidak menahan barang; kerja
sama dengan daerah penghasil komoditas untuk kelancaran pasokan; gerakan
menanam; merealisasikan Belanja Tidak Terduga (BTT); serta dukungan
transportasi dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),” ungkapnya.
Meski begitu,
John menyebutkan hanya ada 12 Pemerintah daerah (Pemda) yang telah melakukan
keenam upaya tersebut. Ia berharap Pemerintah daerah lain yang belum melakukan
upaya tersebut bisa segera melaksanakannya agar inflasi bisa ditekan lebih
cepat.
Narasumber
dari Kementerian Perdagangan mengingatkan menjelang Tahun Baru dan Natal akan
ada tren kenaikan permintaan dan ini perlu diantisipasi bersama. Selain itu ada
kenikan harga komoditas kedelai seperti yang disampaikan Wamen, bahwa tempe
yang merupakan komoditas turunnya memberikan sumbangan inflasi ini harus
menjadi perhatian.
Narasumber
itu juga menyampaikan saran agar mengadopsi langkah Pemerintah Salatiga yakni
memberikan subsidi Rp2000 kepada pengrajin tahu tempe unuk meringankan agar
bisa memproduksi dengan harga keekonomian dengan kisaran harga Rp12.000.
Selain itu
ada kenaikan harga beras, diharapkan seluruh kabupaten/kota bekerjasama dengan
Bulog melaksanakan kegiatan Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi harga (KPSH).
"Kami
meminta seluruh Daerah melakukan koordinasi dengan Bulog untuk melaksnakan KPSH
agar Bulog melakukan intervensi pasar," kata dia.
Sebentar lagi
kurang lebih kita akan satu bulan lagi menghadapi Natal dan tahun baru Mohon
kiranya dapat daerah-daerah terutama yang penduduk atau masyarakatnya mayoritas
melaksanakan Natal dapat melaksanakan Rakorda dengan stakeholder terkait,
terutama pelaku-pelaku usaha kemudian mengecek ketersediaan barang di
gudang-gudang distributor untuk memastikan bahwa stok aman menjelang Natal dan
Tahun Baru dan memberikan kenyamanan bagi masyarakat dalam menjalankan ibadah
Natal dan Tahun Baru. (ida/kominfotik)


Comments