Kiprah Dua Srikandi PLN, Ikut Dirikan Tower Listrik Darurat di NTT
OTENTIK (KUPANG) – Dalam press release, Rabu (21/4 2021), Badai siklon tropis Seroja
menghantam Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada awal April lalu. Merusak
hampir 90 persen sistem kelistrikan di wilayah Rote, Ndao, Sabu, Pulau Semau,
Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Adonara, Larantuka, Lembata dan Sumba Timor.
Akibat curah
hujan selama tiga hari yang mengikuti badai Seroja, dua menara Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT) bertegangan 70 kilo Volt (kV) patah dan roboh. Kerusakan
tower transmisi berdampak pada padamnya sistem kelistrikan di empat kabupaten,
yaitu Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, dan Belu.
Untuk
mengatasinya, PLN telah berhasil membangun menara darurat (tower emergency)
setinggi 61 meter. Dari estimasi waktu perbaikan selama 1 bulan, ternyata
proses perbaikan dapat dilakukan dalam waktu 10 hari saja.
Saat
mendirikan tower darurat inilah ada satu kisah tentang dua Srikandi PLN yang
ikut terlibat. Rosalia Widya Astuti Chandra dan Putri Ramadani yang terjun
langsung menjadi tim relawan PLN.
Keduanya
merupakan putri daerah asal NTT yang bertugas di Unit Layanan Transmisi, dan
Gardu Induk Mamuju, Sulawesi Barat. Mereka terbang dari Mamuju menuju kampung
halaman.
"Menjelang
badai hari itu, saya sudah mulai cemas melihat stories di media sosial teman-teman.
Saya melihat hujan begitu besar dan cuaca sangat buruk," ungkap Rosalia
Widya Astuti Chandra, akrab disapa Widi (23 tahun), mulai berkisah.
Widi
merupakan lulusan Politeknik Negeri Kupang dan bergabung menjadi bagian PLN
dengan jabatan Junior Engineer Pemeliharaan Transmisi sejak tahun lalu.
Ketika badai
dahsyat melanda, terbersit rasa cemas dalam diri Widi. "Saya khawatir
dengan kondisi keluarga saya yang berada di Kupang."
Widya mengaku
takut. Belum pernah dia melihat peristiwa bencana alam seperti ini seumur
hidupnya. "Saya benar-benar sedih melihat banyak daerah hancur, hingga
banyak korban meninggal dan hilang," ujarnya.
"Begitu
manajer saya memberitahu info pembukaan relawan untuk pemulihan kelistrikan
NTT, tanpa pikir panjang saya langsung mendaftarkan diri. Ternyata disetujui.
Saya langsung berangkat ke Kupang untuk bergabung dengan relawan lain di
lokasi," katanya.
Panggilan
untuk menjadi relawan juga dirasakan Putri Ramahadani. Wanita berusia 23 tahun
ini bekerja di bagian Operasi dan pemeliharaan transmisi.
Sebagai tim
relawan PLN, Widi dan Putri bertugas mengurus masalah persediaan logistik.
Keduanya memastikan semua kebutuhan personel yang berkerja di lokasi bisa
terpenuhi dengan baik.
“Meski saya
dan Widi perempuan, kami tak hanya mengerjakan pekerjaan yang ringan-ringan.
Kami juga ikut membantu mengangkat material dan menarik konduktor listrik untuk
mendirikan tower," ungkap Putri.
Keduanya
mengaku sangat termotivasi agar listrik cepat menyala. Sebab, hadirnya listrik
akan banyak membantu warga.
“Ada hal yang
selalu menghangatkan hati kami. Saat cahaya listrik kembali hadir di antara
rumah warga korban dan ketika melihat wajah-wajah tersenyum,” ungkap Widi
semringah.
Wajah bahagia
dan senyum para korban merupakan hadiah dari jerih payah yang para relawan
lakukan. Keduanya mengaku itu merupakan penghargaan tertinggi dari pekerjaan
yang telah mereka lakukan.
"Sejak
dahulu saya selalu bermimpi bekerja di PLN. Saya senang sekali ketika harapan
saya terwujud dan bisa berkontribusi untuk kampung halaman saya," kata
Putri bangga.
Berdayakan
Perempuan melalui Gerakan "Women Empowerment PLN 2021"
PLN
berkomitmen dalam pembedayaan perempuan dengan membangun lingkungan kerja yang
inklusif dan setara. Salah satunya dengan peningkatan komposisi perempuan
hingga 15% pada level pimpinan senior. Untuk itu, PLN telah membentuk Tim Gugus
Tugas Srikandi PLN melalui Gerakan “Women Empowerment PLN 2021
#StrongerthanBefore pada 21 April 2021.
Tim ini akan
menyiapkan kebijakan yang lebih spesifik terkait kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan, serta program-program peningkatan kualitas perempuan di
PLN.
Komisaris
PLN, Ilya Avianti turut mengapresiasi lahirnya PLN Wowen Empowerement yang yang
akan mendukung kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
“Kami
mendorong perempuan-perempuan di PLN untuk memiliki kemampuan yang mendukung
pekerjaan dan perannya dalam keluarga dan masyarakat, serta meyakini bahwa
dirinya penting dan berharga bagi perusahaan,” kata Ilya.
Gerakan ini
juga didukung oleh Asian Development Bank (ADB) yang menjadi pihak eksternal
pertama yang mendukung program-program pengarusutamaan isu gender di PLN.
“Bersama PLN,
kami mulai mendukung pengarusutamaan gender dalam proyek dan program kemitraan
di bawah program pembangunan kelistrikan Indonesia Timur, diantaranya
Kalimantan, Maluku, dan Papua,” kata Toru Kubo, Director of Southeast Asia
Energy Department, ADB Head Quarter.
Wakil
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo yang juga hadir pada Gerakan “Women
Empowerment PLN 2021, meyakini bahwa perempuan modern saat ini mampu berkarya
dan berprestasi secara optimal di tempat kerjanya masing-masing. (ida/rls)
Comments