Bupati Mustafa Canangkan Terusan Nunyai Sentra Penghasil Cabai Lado

- OTENTIK
(LAMTENG)–Kampung
Bandar Agung, Kecamatan
Terusan Nunyai dicanangkan sebagai sentra penghasil cabai lado di
Kabupaten Lampung Tengah, hal ini juga sebagai wujud dari program "one
zone one product" (satu daerah satu komoditas).
Pecanangan dilakukan Bupati
Lampung Tengah Mustafa
saat meninjau perkebunan cabai dan melakukan panen cabai lado di Kampung
Bandar Agung, Selasa (6/12/2017).
"Kampung
Bandar Agung ini dicanangkan jadi sentra cabai. Cabai yang ditanam
juga variannya berbeda, yakni cabai lado, lebih tahan panas dan tahan hama.
Mudah-mudahan dengan varian lado ini, panen cabai bisa lebih melimpah dan
kesejahteraan petani juga meningkat," jelas bupati.
Mustafa juga menjelaskan, pembagian zona produk pertanian telah dilakukan di
beberapa kampung di Lampung Tengah disesuaikan dengan potensi sumber daya
manusia dan sumber daya alam yang dimiliki.
Program one zone one product merupakan salah satu upaya pemerintah menjaga
stabilitas harga komoditas pertanian. Pengalaman anjloknya harga singkong
beberapa bulan lalu, perlu dicari solusi untuk mencegah inflasi di sektor
pertanian.
Terkait pemasaran, menurut Bupati, petani tak perlu khawatir karena
jangkauannya tidak hanya pasar lokal, tapi juga nasional. Begitu juga dengan
harga, saat ini harga cabai untuk varietas lado mencapai Rp30 ribu/kg. Harga
ini tertinggi dibandingkan varietas lainnya.
“Saat ini produksi cabai mengalami surplus. Tahun 2017 produksi cabai di
Lampung Tengah 3.408,1 ton, sementara kebutuhan lokal 2.061,7 ton, sisanya
dijual ke luar daerah, seperti ke Jakarta dan Sumatera Barat, sedangkan untuk
pemasaran tidak ada kendala,” terang Mustafa.
Menurut bupati, program one zone one product juga telah diterapkan di beberapa
daerah di Lampung Tengah agar bisa menghasilkan komoditas unggulan. Seperti
Kotagajah dengan bawang merahnya, Punggur dengan komoditas nanas, Gunung Batin
dengan pisang raja bulu, Indra Putra Subing dengan komoditas jamur dan lainnya
dengan komoditas yang berbeda-beda.
Mustafa
mengajak para petani agar lebih kreatif dalam mengembangkan tanamannya, tidak
hanya fokus menanam singkong, padi, tebu, tapi juga tanaman lainnya yang punya
nilai ekonomis tinggi.
"Mulai sekarang kita harus mengubah pola tanam pertanian. Jangan hanya
terpaku pada singkong, padi, dan tebu. Tanam jenis varian-varian baru yang
nilai jualnya tak kalah menjanjikan, seperti jengkol, petai, bawang, jahe, dan
lainnya. Dengan ini hasil tanaman kita lebih variatif, harga juga stabil,"
ungkapnya.
Untuk menunjang pemasaran dan akses pemasaran, Mustafa
juga berjanji akan membangun jalan di Kampung
Bandar Agung. Kondisi jalan yang masih tanah merah, diakui petani
menjadi salah satu kendala dalam mengangkut hasil bumi mereka.
"Soal jalan akan kita selesaikan. Insya
Allah segera dibangun, sehingga mobilitas warga lebih mudah, khususnya para
petani, mereka lebih mudah mengangkut hasil panen. Insya Allah tiga kilometer jalan yang akan dibangun. Mohon doanya,"
harap bupati yang pada acara itu sambil menyerahkan sejumlah bantuan alat
pertanian kepada kelompok petani setempat.
Sementara itu, Banu, salah seorang petani menjelaskan, cabai lado memiliki
beberapa keunggulan dibanding jenis lainnya. Selain harga bibit lebih murah,
cabai lado lebih tahan dari hama dan cuaca panas.
"Buahnya juga lebat. Dua hektare lahan bisa menghasilkan 7-8 kwintal
perhari. Tanaman juga bisa bertahan sampai lima bulan. Hasil panen telah
dipasarkan di pasar lokal di Bandar Agung dan Kota Metro," jelasnya. (afri)
Comments