ASBL Gelar Deklarasi dan Rakerwil
OTENTIK (BANDARLAMPUNG)–Sebanyak 40 orang yang tergabung dalam Asosiasi Sanggar Bunga Lampung (ASBL) menggelar deklarasi dirangkai dengan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) untuk membahas program-program kerja untuk segera diaplikasikan di lapangan yang dihelat di Ballroom Sheraton, Selasa (12/12/2017).
Ketua Panitia Deklarasi dan Rakerwil ASBL yang mempunyai motto "Deklarasi dan langsung aksi nyata. Begitulah yang dilakukan", Ismuliadi Zakaria SE, MM, mengungkapkan, bahwa disaat persaingan bisnis karangan bunga di Lampung khususnya makin kompetitif, perlu dibangun etika bisnis sehingga terbangun iklim kompetisi yang sehat dan kondisif.
"Kompetisi boleh, tapi tetap dong..harus dijaga etika bisnis," ungkapnya.
Ketua Umum ASBL, Gilang Ramadhan SE memaparkan, bahwa ASBL dibentuk sebagai sarana silaturahmi antara pengusaha karangan bunga. "ASBL tempat kita komunikasi, tempat kita sharing karena tentu banyak kendala terjadi di lapangan, terutama ASBL dibentuk untuk menyehatkan iklim persaingan bisnis karangan bunga di Lampung dan menstabilkan harga," paparnya.
Edarwan melanjutkan, ada indikasi sering terjadi persaingan usaha yang tidak sehat pada bisnis karangan bunga. “Misalnya, ada oknum yang sengaja merusak pasaran dengan menjual karangan bunga dengan harga dibawah standar, tidak proporsional dengan cost produksi, upah pekerja sampai biaya distribusi, terkesan asal laku. Hal semacam itu yang merusak pasar harga karangan bunga, menyuburkan praktek monopoli dan cenderung mematikan pengusaha karangan bunga lainnya," jelasnya.
Ketua Umum ASBL yang dalam menjalankan roda kepengurusannya dibantu oleh Sekretaris Umum Idrus Effendi dan Bendahara Umum Marsya menegaskan, ASBL akan menyehatkan praktek-praktek bisnis kotor semacam itu. “Sanksinya seperti apa bagi yang melakukan pelanggaran etika bisnis, itulah yang akan dibahas dalam Rakerwil ASBL," tegasnya.
Kepala Dinas Pemukiman, Perumahan dan SDA Provinsi Lampung, DR. Edarwan yang juga menghadiri acara deklarasi dan rakerwil ASBL, menyambut baik berdirinya ASBL.
Edarwan mengungkapkan, "atas nama Pemerintah Provinsi Lampung saya mengapresiasi berdirinya ASBL. Saya mendukung rencana program ASBL yang akan mengatur standarisasi harga karangan bunga, namun saya minta tidak mengurangi kualitas produk karangan bunganya, sehingga jangan sampai mengecewakan atau merugikan konsumen," harap Edarwan.
Diketahui, terbentuknya ASBL disambut antusias penuh sukur oleh pengusaha dan owner sanggar bunga di Lampung yang berjumlah sekitar 70 sanggar bunga.
Ketum ASBL juga memastikan segera membentuk kepengurusan ASBL tingkat kabupaten/kota (DPC ASBL) se-Provinsi Lampung. (sus)
Comments