Badan Litbang Kemendagri Lakukan Penelitian, Kajian dan Gelar Webinar Bahas Peran Pemda
OTENTIK (JAKARTA) – Penanganan
Covid-19 diperlukan sinergi dan keterpaduan semua pihak. Apalagi dampak pandemi
Covid-19 telah memengaruhi semua sektor kehidupan. Kebijakan pemerintah juga
perlu mendapat dukungan dari semua pihak agar penanganan Covid-19 dan dampak
sosial ekonominya bisa berjalan dengan baik. Oleh karena itu, Badan Penelitian
dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri (Litbang Kemendagri) melakukan
penelitian, kajian, dan menyelenggarakan webinar tentang Peran Pemda dan
Institusi Politik dalam Penanganan Pandemi Covid-19 dan Dampak Sosial
Ekonominya, Kamis, 26 Agustus 2021.
Bertindak
sebagai narasumber kunci dalam acara tersebut, Kepala Badan Litbang Kemendagri,
Dr. Drs. Agus Fatoni, M.Si. Selain itu, webinar juga menghadirkan
narasumber lainnya di antaranya Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI), Prof. Syarif Hidayat, Peneliti Pusat Universitas Indonesia, Dr. Irwan
Sumadji, M.Ec., Peneliti Badan Litbang Kemendagri, Dr. Dra. Sitti Aminah, MT.,
serta Kepala Pusat Litbang Otda, Politik dan Pemerintahan Umum Badan Litbang
Kemendagri, Dr. Deddy Winarwan, M.Si.
Deddy
Winarwan menyampaikan, penelitian, kajian, dan webinar ini dilaksanakan dalam
rangka untuk memberikan masukan bagi penyusunan Perencanaan Pembangunan
Nasional Jangka Pendek Tahun 2022 yang tertuang dalam dikomen Perkiraan Stategi
Nasional (Kirstanas). Sementara itu, Fatoni menyampaikan, pandemi Covid-19
tidak mudah diatasi oleh negara manapun. Kendati demikian, krisis itu telah
mendorong setiap negara bangkit menjadi negara yang kuat. Di Indonesia sendiri,
perjuangan melawan Covid-19 telah dilakukan sejak awal Maret 2020. Melalui
sejumlah upaya, diketahui hasil penanganan Covid-19 menunjukkan tren semakin
baik.
Menurut data
Satuan Tugas Penanganan Covid-19, perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia
hingga 25 Agustus 2021 menunjukkan total kasus infeksi sebanyak 4.026.837,
tingkat kesembuhan sebanyak 3.639.867, pasien yang dirawat atau melakukan
isolasi mandiri sebanyak 257.677, dan meninggal dunia sebesar 129.293.
Berdasarkan data ourwolrdindata.org per 24 Agustus 2021 dosis penyuntikan
vaksin Covid-19 di Indonesia sebanyak 91,11 juta yang merupakan tertinggi di
Asia Tenggara.
Menurut
Fatoni, berbagai tren perbaikan tersebut tidak lepas dari upaya penanganan
Covid-19 dari pemerintah yang berfokus pada keseimbangan kepentingan
kesehatan dan perekonomian. Dirinya menguraikan, setidaknya ada 6 upaya yang
telah dilakukan dalam bidang kesehatan. Di antaranya, pengendalian kasus dengan
Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro, pengetatan dan
penegakan disiplin protokol kesehatan dengan penguatan terhadap upaya 3T
(testing, tracing, dan treatment) serta penerapan 5M (memakai masker, mencuci
tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan
membatasi mobilisasi interaksi). Selain itu, langkah berikutnya dengan
manajemen klinis, meningkatkan pendayagunaan tenaga kesehatan yang kompeten dan
terproteksi dengan baik, serta peningkatan aksesibilitas terhadap alat
kesehatan dan obat-obatan melalui pemerintah. “Upaya lainnya juga dilakukan
dengan mengakselerasi program vaksinasi Covid-19 yang sedang berlangsung.
Langkah ini diharapkan dapat membentuk kekebalan komunitas (herd immunity),”
katanya
Di sisi lain,
dalam bidang ekonomi, lanjut Fatoni, setidaknya pemerintah telah melakukan enam
langkah penting. Pertama, dengan melanjutkan program pemulihan ekonomi nasional
(PEN). Kemudian mendorong pertumbuhan ekonomi tahun 2021 dengan melanjutkan
insentif sektor strategis dan beberapa insentif lainnya. Serta, dengan
melakukan restukturisasi kredit dan penjaminan kredit guna mendukung sektor
hotel, restoran, dan kafe (Horeka). Selain itu, pemulihan lainnya diwujudkan
dengan relaksasi kebijakan restrukturisasi kredit perbankan, perluasan
penjaminan kredit korporasi berdasarkan PMK-32/2021 serta mengoptimalkan
pemanfaatan kawasan ekonomi khusus (KEK). “Bentuk penanganan di bidang ekonomi
juga terus didorong dengan melanjutkan program kartu prakerja,” jelas Fatoni.
Dalam
kesempatan tersebut, Peneliti Senior Universitas Indonesia, Irwan Sumadji mengatakan
hasil penanganan pandemi Covid-19 dalam bidang ekonomi telah mulai terlihat.
Hal itu, seperti mulai pulihnya produk domestik bruto (PDB) yang meski
keadaannya masih negatif, namun pelan-pelan menunjukan pertumbuhan. Sumadji
merinci, beberapa pertumbuhan itu kini dialami oleh sektor industri pengolahan,
konstruksi, dan perdagangan. Selain itu, ia menambahkan saat ini 6 sektor
lainnya juga tampak menunjukkan tren positif. Di antaranya informasi dan
komunikasi, kesehatan, pertanian, real estate, pengadaan air pengelolaan limbah
dan pengadaan listrik gas. “Dengan perubahan itu artinya kondisi ekonomi
nasional menuju baik,” terangnya.
Sumadji
menambahkan, dengan kondisi tersebut saat ini diperlukan upaya yang maksimal
agar tren perekonomian menjadi lebih baik. Apalagi, sekarang dampak dari krisis
telah menimbulkan perubahan normal baru (new normal) pada dunia bisnis. Seperti
bergesernya komunikasi bisnis yang mendorong aktivitas dan kegiatan kerja
dilakukan secara virtual. Selain itu, perubahan juga terjadi dalam bentuk
inovasi bisnis yang menghasilkan inovasi mendisrupsi. Sumadji melanjutkan, pada
sektor penyumbang devisa negara juga dijumpai adanya perubahan. “Di sisi lain
dampak perubahan itu akan mendorong pemanfaatan teknologi semakin kuat dan
menjadi bagian kehidupan masyarakat umum, serta rumah tangga,” tambah Sumadji.
Sementara itu
Peneliti LIPI Prof. Syarif Hidayat menuturkan dalam penanganan pandemi
Covid-19, kapasitas negara merupakan kunci utama. Kapasitas negara yang
dimaksudkan tersebut adalah kemampuan birokrasi untuk melaksanakan kebijakan
yang telah disepakati untuk mencapai tujuan. Menurutnya kapasitas negara yang
masih perlu diperkuat adalah kapasitas birokrasi dan institusi politik. “Hal
ini akan membantu terwujudnya harmonisasi dan sinkronisasi dalam penanganan
Covid-19,” ujarnya.
Pentingnya
kapasitas negara dalam penanganan pandemi Covid-19 juga dikuatkan oleh temuan
Peneliti Badan Litbang Kemendagri, Sitti Aminah. Menurut hasil analisanya,
bahwa semakin meningkatnya kapasitas teknis atau operasional maka kapasitas
negara dalam penanganan pandemi Covid-19 akan meningkat, begitu juga
sebaliknya. Kapasitas teknis tersebut memuat beberapa indikator, di antaranya
ketersediaan fasilitas kesehatan, sarana prasarana, tenaga medis, testing dan
tracing, serta vaksinasi.
Sebagai
informasi, acara tersebut antara lain dihadiri Gubernur, Bupati/Walikota,
Pejabat Tinggi Pratama di Lingkungan Kemendagri, pejabat stuktural dan
fungsional di lingkungan Badan Litbang Kemendagri, Kepala Daerah Provinsi,
Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia, dan Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh
Indonesia (APPSI). Selain itu, webinar juga diikuti Asosiasi Pemerintah
Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI), Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh
Indonesia (APEKSI), Sekretaris Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota seluruh
Indonesia, Kepala Badan Litbang dan OPD yang membidangi Kelitbangan, Kepala
Bappeda, Kepala Dinas Kesehatan Daerah, Kepala Dinas Sosial Daerah, Kepala
Dinas Pariwisata Daerah, Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah,
Kepala Satpol PP Daerah, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Daerah, Perwakilan
Perguruan Tinggi, akademisi, pengamat, mahasiswa, serta masyarakat umum.
(herman IT)
Comments