Yuk Merapat, PLN Cari Mitra Usaha Untuk Bangun Lebih dari 100 SPKLU
PROYEKSI
JUMLAH KENDARAAN LISTRIK DI INDONESIA PADA 2030 MENCAPAI 2,2 JUTA MOBIL LISTRIK
DAN 13 JUTA MOTOR LISTRIK
OTENTIK (JAKARTA) – Kamis (23/9/2021), PT PLN (Persero) membuka peluang
kerja sama bagi para pelaku usaha untuk ikut membangun 101 stasiun pengisian kendaraan
listrik umum (SPKLU) sepanjang 2021. PLN menyiapkan skema bisnis dan insentif
menarik bagi investor yang ingin bergabung.
Direktur
Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril menuturkan, peluang bisnis SPKLU
ini memiliki prospek cukup menggiurkan mengingat tren penjualan mobil listrik
terus meningkat.
Pada 2020,
penjualan mobil listrik naik 46 persen. Hal ini berbanding terbalik dengan
mobil konvensional yang justru penjualannya menurun hingga 14 persen.
Ditambah,
hasil riset juga menunjukkan minat masyarakat Indonesia terhadap kendaraan
listrik dinilai berada di atas rata-rata keinginan warga negara lain di kawasan
Asia Tenggara. Berdasarkan roadmap yang disusun Kementerian ESDM, potensi
jumlah kendaraan listrik di Indonesia pada 2030 mencapai 2,2 juta mobil listrik
dan 13 juta motor dengan 31.859 unit SPKLU. Jumlah kendaraan listrik ini
diharapkan bisa menekan impor BBM sekitar 6 juta kilo liter pada tahun
tersebut.
“Tren
kendaraan listrik membuka ruang dan peluang investasi baru di sektor pendukung
transportasi. PLN yang mendukung gaya hidup kekinian yang ramah lingkungan
dengan penggunaan peralatan elektrik, mengajak para pelaku usaha memanfaatkan
peluang ini,” ujar Bob.
Untuk kerja
sama ini, Bob menjelaskan bahwa PLN akan menyediakan Surat Izin Usaha
Penyediaan Tenaga Listrik (IUPTL) milik PLN bagi badan usaha yang ingin bekerja
sama, menyiapkan suplai listrik, serta dukungan aplikasi Charge.IN dalam
pengelolaan SPKLU. Sementara mitra menyediakan fasilitas isi daya kendaraan
listrik, lahan maupun properti, serta bertanggung jawab atas biaya operasional
dan pemeliharaan SPKLU.
Bob menyebut
PLN saat ini juga telah mengembangkan beberapa model bisnis untuk mendukung
rencana kerja sama ini agar lebih atraktif serta efektif mendukung pengembangan
ekosistem kendaraan listrik.
Skema usaha
SPKLU untuk pemegang IUPTL penjualan tersebut berupa ROSO (retail, own, self
operated), ROPO (retail, own, privately operated), RPOO (retail, privately
owned & operated), RLSO (retail, lease, self operated), RLPO (retail,
lease, privately operated). PLN menjual listrik dengan tarif curah (faktor
Q=1,01) sekitar Rp 714 per kWh kepada badan usaha IUPTL. Sementara badan usaha
bisa menjual listrik ke konsumen dengan harga maksimal Rp 2.466 per kWh.
“Jadi bisnis
ini sangat menguntungkan. Kami mengajak pelaku usaha untuk ikut membangun SPKLU
sesuai skema kerja sama kemitraan berbasis revenue sharing dengan sharing
economy model,” ajak Bob.
Tak hanya
itu, PLN pun memberikan sejumlah insentif menarik bagi investor yang ingin
bekerja sama yaitu, penetapan tarif curah yang lebih rendah dari harga jual ke
pelanggan, pembebasan rekening minimum selama 2 tahun pertama, keringanan biaya
penyambungan tambah daya atau diskon 50 persen atau pasang baru dengan cicilan
selama 12 bulan, hingga penetapan jaminan langganan tenaga listrik. Semua ini
dapat dinikmati oleh pemilik instalasi listrik privat untuk angkutan umum,
badan usaha SPKLU, dan badan usaha Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik
Umum (SPBKLU).
Bagi pemilik
Home Charging yang terkoneksi dengan sistem PLN atau Charge.IN, juga diberikan
diskon tarif daya sebesar 30 persen pada pukul 22.00 hingga 05.00 untuk pemilik
Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) roda empat. Juga ada
insentif BP Spesial untuk tambah daya senilai Rp. 150 ribu untuk tambah daya
sampai dengan 11.000 VA, dan Rp 450 ribu untuk tambah daya sampai dengan 16.500
VA.
Bob
mengungkapkan, PLN merencanakan pembangunan 67 SPKLU yang tersebar di seluruh
Tanah Air sepanjang 2021. Hingga kini, perseroan telah mengelola 46 SPKLU di 33
lokasi. Hadirnya SPKLU menjadi bagian terpenting, karena dengan banyaknya SPKLU
yang tersedia maka memberikan kemudahan bagi para pemilik kendaraan listrik
untuk beroperasi.
"Kami
tidak mau sendirian karena kami ingin membuat ekosistem kendaraan listrik ini
tumbuh. Pengusaha yang tertarik silakan kami terbuka untuk bekerja sama,"
ungkap dia. (ida/rls)
Comments