Amankan PON XX Papua, Kapolri: Antisipasi Gangguan Kamtibmas Hingga Penguatan Prokes
OTENTIK (PAPUA) – Panglima
TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memimpin
rapat koordinasi (rakor) kesiapan pengamanan Pekan Olahraga Nasional (PON)
ke-XX Papua, Rabu (29/09).
Dalam
pengarahannya, Sigit menekankan kepada seluruh personel TNI-Polri untuk
melakukan upaya antisipasi terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban
masyarakat (kamtibmas), khususnya di wilayah dan venue yang menyelenggarakan
PON tersebut.
"Laksanakan
betul pengamanan. Apalagi pada saat 2 Oktober nanti Pak Presiden datang dan
kemudian laksanakan Open Ceremony, ini menjadi catatan yang harus kami
laksanakan," kata Sigit saat memimpin rapat di Papua.
Untuk
mengamankan dan memastikan pelaksanaan even olahraga nasional di Bumi
Cenderawasih, setidaknya 21.268 personel gabungan dari TNI-Polri telah
dikerahkan guna menghindari adanya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat
(kamtibmas).
Sigit
menyatakan, pengamanan maksimal dari TNI-Polri saat pelaksanaan PON XX di
Papua, juga dilakukan untuk memberikan rasa aman kepada kontingen-kontingen
yang bertanding.
"Mereka
laksanakan kegiatan pertandingan terancam, ketakutan ini yang tidak boleh
terjadi," ujar Sigit.
Selain
pengamanan, mantan Kapolda Banten ini juga meminta personel TNI, Polri dan
Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat untuk memastikan penguatan pengawasan
protokol kesehatan (prokes). Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya
lonjakan laju pertumbuhan Covid-19.
"Kemudian,
terkait dengan protokol kesehatan yang harus kami laksanakan terutama
rekan-rekan yang ada di dalam venue pastikan terkait penggunaan masker. Masker harus disiapkan jadi yang terlihat
tidak membawa masker maka dberikan masker," ucap eks Kabareskrim Polri
itu.
Sigit
memaparkan, untuk jumlah penonton sendiri Pemerintah sudah menetapkan hanya 25
persen masyarakat yang diperbolehkan menyaksikan pertandingan secara langsung
dan sudah mendapatkan vaksin dua kali. Sebab itu, pengaturan dilapangan harus
betul-betul disiapkan.
Diantaranya,
sambung Sigit, dengan memasang aplikasi PeduliLindungi dan menyiapkan
ruang-ruang karantina sementara bagi masyarakat. Menurut Sigit, alur dari
penanganan warga yang dinyatakan terpapar virus corona harus disiapkan, mulai
dari ruang isolasi sementara, kemudian proses menuju fasilitas kesehatan hingga
pelayanan karantina.
"Kemudian
ruang karantina karena memang saat masuk sebaiknya aplikasi PeduliLindungi juga
dipasang. Kemudian terdeteksi dan harus laksnaakn pemeriksaan rapid ada ruang
karantina untuk isolasi sementara setelah itu akan ada treatment
lanjutan," kata Sigit.
Lebih dalam,
Sigit berharap, Pemda dengan dibantu TNI dan Polri harus terus mengejar
percepatan vaksinasi di Papua. Pasalnya, sudah disiapkan gerai vaksinasi di
venue yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
"Ini
harus diantisipasi kemungkinan penonton akan bertambah. Karena itu venue dan
gerai maksimalkan karena ada potensi meningkat. Sehingga pada saat kita batasi
25 persen namun ternyata jumlah masyarakar yang ingin menonton meningkat
pastikan mereka sudah laksanakan vaksinasi dua kali. Karena itu terus maksimalkan
langkah yang telah dilaksanaakan saat ini," papar Sigit.
Dengan segala
upaya tersebut, Sigit menyebut, pelaksanaan PON XX di Papua sekaligus
membuktikan bahwa Indonesia bisa di mata dunia. Tentunya hal itu, harus
didukung dengan semakin diperkuatnya sinergitas dan soliditas TNI-Polri serta
stakeholder lainnya.
"Soliditas
TNI-Polri dan seluruh jajaran pemangku kepentingan adalah kunci utama dalam
penangakan operasi," tutur Sigit.
Sementara
itu, Panglima dan Kapolri juga memimpin rapat bersama dengan Forkopimda
Provinsi Papua. Sigit menyampaikan bahwa, strategi pengendalian Covid-19 harus
tetap diterapkan di tengah pelaksanaan PON ke-XX di Papua.
Strategi
pengendalian itu adalah penegakan protokol kesehatan dengan 3M (memakai masker,
menjaga jarak dan mencuci tangan), penguatan 3T (Tracing, Testing dan
Treatment) serta percepatan vaksinasi.
"Ketika
PON XX Papua dilaksanakan akan ada 25.000 orang yang datang ke Papua.
Diperlukan strategi pengendalian agar jangan sampai lonjakan kasus dan menyebarkan
Covid-19 ke dalam dan keluar Papua," kata Sigit.
Dengan
diterapkannya strategi pengendalian Covid-19, Sigit menyatakan, hal itu akan
sesuai dengan keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memperbolehkan venue
dihadiri sebanyak 25 persen dengan syarat sudah divaksin dua kali.
"Protokol
kesehatan ketat harus terlaksana baik bagi para atlet, pelatih, official,
panitia melalui Bubble System, yaitu membatasi interaksi dengan masyarakat di
luar penyelenggara PON XX. Tegakan aturan prokes secara humanis baik sebelum,
pada saat dan setelah pertandingan," ujar Sigit.
Dengan
dilakukannya pengamanan dan strategi pengendalian Covid-19, maka hal itu bisa
memberikan efek berganda. PON bisa berjalan aman, lonjakan virus corona tak
terjadi dan terciptanya pertumbuhan ekonomi di Papua maupun nasional.
"Ditengah
pandemi Covid-19, perekonomian Indonesia sudah mulai tumbuh sebesar 7,07% di
kuartal II-2021. Demikian juga dengan pertumbuhan ekonomi di Papua yang tumbuh
sebesar 13,14% pada kuartal II 2021. Hal ini menunjukkan optimisme bahwa
Indonesia tangguh dalam menghadapi Pandemi Covid-19 dan siap melakukan lompatan
pertumbuhan ekonomi. Momentum pertumbuhan ekonomi ini harus kita jaga dengan
Kesehatan sebagai modal dasar. Jika kasus Covid-19 bisa ditekan, pertumbuhan
ekonomi dapat kembali berjalan normal," tutup Sigit. (ida/rls)
Comments