Silahturahmi dengan PCNU Banyuwangi, Kapolri Ajak Perkuat Penanganan Covid-19
OTENTIK (BANYUWANGI) – Panglima
TNI Marsekal Hadi Tjahjanto bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo
melakukan silaturahmi dengan PCNU Banyuwangi, Kamis (14/10/2021). Dalam
kegiatan ini, Sigit mengucapkan terima kasih dan apresiasi karena mandapatkan
sambutan yang hangat.
Dalam
sambutannya, Sigit pun mengingat bagaimana perjalanan karir dirinya selama
menjadi anggota Polri tak lepas dari keberadaan NU. Bahkan, dari dirinya masih
menjabat Kapolres hingga saat ini menjadi Kapolri.
"Kami
saling bersinergi dalam kegiatan-kegiatan yang memang diperlukan menjaga
situasi kamtibmas agar kondusif," kata Sigit.
Mantan
Kapolda Banten ini pun mengakui bahwa dirinya sudah menjadi keluarga besar NU
sejak dulu dan akan terus sampai kapan pun.
"Saya merasa
sudah menjadi keluarga besar NU semenjak dari dulu dan ini akan terus sampai
kapanpun," ujar Sigit.
Dalam
kesempatan ini, mantan Kabareskrim Polri ini membahas bagaimana penanganan
COVID-19 di Banyuwangi, Jawa Timur yang sudah cukup baik. Dari laporan yang ia
terima, angka vaksinasi di Banyuwangi sudah mencapai 60 persen.
Hal tersebut,
kata Sigit, tak lepas dari peran serta Pemerintah Daerah, tokoh agama, tokoh
masyarakat dan seluruh masyarakat yang ada.
"Karena
kalau ini tidak gayung bersambut susah mencapai 60 persen. Saya bersama
Panglima setiap saat berusaha bagaimana serbuan vaksinasi bisa dilaksanakan.
Ada juga beberapa wilayah yang sudah diserbu masih alot, masih 29 persen, 30
persen gitu aja terus. Jadi kalau Banyuwangi sudah 60 persen, saya berikan
apresiasi," ucap Sigit.
Ia pun
meminta capaian vaksinasi ini terus ditingkatkan agar laju pertumbuhan COVID-19
bisa ditekan. Saat ini, Kabupaten Banyuwangi sudah masuk PPKM level 1. Hal itu
tentunya akan berimbas pada pelonggaran aktivitas masyarakat.
"PPKM
level 2 atau 1 jauh lebih longgar sehingga masyarakat bisa beraktivitas seperti
normal, tapi belum normal," kata Sigit.
Meskipun
wilayah Banyuwangi sudah berada di PPKM level 1, Sigit mengingatkan bahwa
pandemi COVID-19 di Indonesia belum selesai. Secara nasional, angka vaksinasi
harus mencapai 70 persen untuk tercapainya herd immunity.
Untuk itu, ia
tetap meminta kepada masyarakat khususnya di wilayah Banyuwangi agar tetap
menjaga protokol kesehatan (prokes) agar angka COVID-19 di Indonesia tak
kembali meningkat.
"Ini
tentunya PR kita bersama untuk betul-betul bisa menjaga. Kita ingat bulan Juli
lalu kita pernah berada dimana angka harian COVID-19 sebanyak 56 ribu kasus.
Itu adalah peristiwa yg pnh kita lalui dan ini tak boleh terjadi lagi. Kita
tetap waspada, kita boleh gembira tapi tetap waspada. Dengan mengingat dulu
pernah begitu, hari ini kita pertahankan agar tak terjadi lagi," papar
Sigit.
Lebih lanjut,
ia berharap angka vaksinasi di Banyuwangi meningkat 70 persen pada akhir
Oktober. Ia pun yakin lantaran dari laporan PCNU meminta serbuan vaksinasi agar
ditingkatkan.
"Jadi
tak ada lagi masyarakat yang takut vaksin dan semua sudah menunggu vaksinasi.
Tinggal Dinkes, vaksinator TNI Polri, relawan yang bergabung memperkuat dan
meningkatkan laju suntikan sehingga laju pencapaian harian vaksinasi bisa
sesuai target yang sudah ditentukan," tutur Sigit.
Sigit
menyampaikan saat ini Indonesia menjadi negara nomor satu di Asia Tenggara yang
bisa menekan laju pertumbuhan COVID-19. Prestasi ini, lanjut Sigit bukanlah hal
yang main-main. Sebab, negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia masih
melakukan pembatasan dan lockdowm terbatas.
Apalagi,
Sigit menyebut, Indonesia sudah bisa melaksanakan event Pekan Olahraga Nasional
(PON) yang tentunya hal ini dapat dilihat negara lain. Setelah ini, akan ada
event internasional lainnya yang diselenggarakan Indonesia seperti konfrensi
G20 di Bali dan penyelenggaraan World Superbike Championship (WSBK) di Mandalika,
NTB.
"Artinya
di sisi negara lain melakukan lockdown, Indonesia sudah berani event baik
sifatnya nasional maupun internasional. Ini berhasil berkat sinergitas, kerja
keras antara seluruh stakeholders, antara pemerintah dan masyarakat dan ini
harus dipertahankan," ujar Sigit.
Ia pun
mengakui, dengan mulainya ada penyelenggaraan event baik nasional maupun
internasional, akan ada risiko transmisi penularan virus. Untuk itu, hal ini
menjadi pekerjaan bersama agar angka COVID-19 di Indonesia tak kembali meningkat
dengan tetap mematuhi prokes dan mempercepat vaksinasi.
"Kita
berani melaksanakan event, masyarakat mulai berani melaksanakan kegiatan,
Indonesia saat sudah dicabut travel warningnya kita bisa masuk ke beberapa
negara termasuk dalam kegiatan baik umrah dan haji. Jadi ini memang menjadi PR
kita ke depan bagaimana setelah kita buka ruang interaksi antar daerah,
nasional, internasional kita bisa tetap menekan laju pertumbuhan
COVID-19," tutup Sigit. (ida/rls)
Comments