EMI Resmi Bergabung, PLN Kejar Target Dekarbonisasi 117 Juta Ton CO2 sampai dengan 2025
USAI
BERGABUNG DENGAN PLN, PENDAPATAN EMI DITARGETKAN MENCAPAI LEBIH DARI RP 8
TRILIUN PADA 2025
OTENTIK (JAKARTA) –
Dalam press release, Jumat (22/10/2021),
Pemerintah secara resmi mengalihkan seluruh saham seri B negara pada PT Energy
Management Indonesia (Persero) ke PT PLN (Persero). Hal ini juga ditandai
dengan bergabungnya EMI sebagai anak perusahaan PLN yang diresmikan secara
hybrid (virtual dan daring) dalam acara Launching PT Energy Management
Indonesia (EMI) ke dalam PLN Group untuk Mendukung Inisiatif Dekarbonisasi
Menuju Green Economy yang berlangsung di Jakarta, Jumat (22/10).
Acara ini
dihadiri langsung oleh Menteri BUMN, Erick Thohir, Wakil Menteri BUMN I Pahala
Nugraha Mansury, Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini dan Direktur Utama EMI
Andreas Widodo, dan secara virtual oleh Direktur Jenderal Ketenagalistrikan
Kementerian ESDM Rida Mulyana dan Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (LHK), Bambang Hendroyono.
Menteri BUMN,
Erick Thohir menyambut baik penggabungan EMI sebagai anak perusahaan PLN. Ia mengatakan,
bergabungnya merupakan bagian dari transformasi BUMN, khususnya transformasi
energi terbarukan yang dilakukan oleh PLN.
“Hari ini
kita membuktikan bahwa kita terus melakukan efisiensi di BUMN dengan
bergabungnya EMI ke dalam ekosistem PLN, tetapi jelas sekali EMI juga merubah
bisnis modelnya sebagai bagian dari auditing system untuk energi hijau. Ini
yang sangat menarik karena PLN juga ikut bertransformasi, dan saya rasa ini
menjadi ekosistem yang penting,” ujar Erick dalam sambutannya.
Kehadiran EMI
sebagai anak usaha PLN diharapkan dapat memperkuat transformasi energi bersih
sekaligus mengakselerasi green economy atau ekonomi hijau untuk Indonesia. Ekonomi hijau adalah suatu gagasan ekonomi
yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan sosial
masyarakat, sekaligus mengurangi risiko kerusakan lingkungan secara signifikan.
Menurut
Erick, sebagai perwujudan dari energi terbarukan, PLN harus mulai menata ulang
proses bisnis yang disesuaikan dengan eco lifestyle yang akan terjadi di
masyarakat. Dengan demikian, masyarakat akan bisa beradaptasi dengan perubahan
energi terbarukan yang sedang dilakukan.
“Eco
lifestyle yang akan terjadi di Indonesia ini akan berdampak luar biasa tidak
hanya di Indonesia tetapi juga dunia. Karena itu, penting sekali kolaborasi dan
gotong-royong dalam membangun road map bersama, antara stakeholder pemerintah,
stakeholder masyarakat, dan tentu para expert yang ada di bidang energi
terbarukan,” tandas Erick.
Hal ini
sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mencapai target Perjanjian Paris
untuk karbon netral atau net zero emission (bebas emisi karbon) pada 2060.
“Dan karena
itu saya berharap sekali tentu dengan eco lifestyle yang terus berkembang, kita
mendorong daripada transformasi PLN ini. Sebagai catatan tentu bagaimana dalam
19 tahun ke depan kita harus mengakselerasi 21 Giga Watt (GW), 15 tahun
berikutnya 29 GW, ini adalah sesuatu yang masif," ucap Erick.
“Ini yang
saya harapkan bagaimana sinergisitas PLN-EMI menjadi satu kesatuan yang
membantu daripada transformasi ini terlepas dari pada dukungan secara
menyeluruh dari Kementerian dan juga tadi dukungan kepada masyarakat untuk bisa
melakukan eco lifestyle, karena sulit kalau tidak mendapat dukungan penuh dari
masyarakat. Kementerian BUMN juga sudah mengadakan pertemuan dengan beberapa
duta besar yang saya minta mereka dapat menjadi bagian daripada transformasi di
Indonesia, karena kita ketahui paru-paru dunia hanya di dua tempat, yaitu
Indonesia dan Brazil,” jelasnya.
Sebagai wujud
komitmen mendukung target pemerintah, PLN menargetkan dekarbonisasi sebesar 117
juta ton CO2 sampai tahun 2025. Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini menjelaskan,
untuk bisa mempercepat target dekarbonisasi yang dituju pemerintah dan
mendorong ekonomi hijau, PLN akan didukung EMI. Nantinya EMI berkontribusi
melakukan dekarbonisasi sebesar 3,29 juta ton CO2 melalui proyek PLN. Selain
itu, EMI juga akan berperan dalam dekarbonisasi 4,19 juta ton CO2 di luar PLN.
"PLN
telah menetapkan target pengembangan PT Energi Management Indonesia sebagai
Energy Service Company (ESCO) Nasional pilihan konsumen Asia Tenggara, yang
akan berperan sebagai agen Pemerintah dalam mewujudkan langkah perubahan nyata
sebagai komitmen pengurangan emisi," ujar Zulkifli.
EMI akan
bergerak ke bawah membantu pemerintah daerah dan semua lapisan masyarakat dalam
penyusunan kebijakan dan masterplan konservasi energi. Selain itu, EMI akan
melakukan penyusunan solusi engineering untuk konservasi energi dan memenuhi
sertifikat green.
"EMI
juga akan melakukan pengembangan pemanfaatan EBT skala kecil dan Implementasi
solusi turnkey infrastruktur bisnis dan retail yang ramah lingkungan,"
ujar Zulkifli.
Dengan
bergabungnya EMI sebagai anak usaha PLN maka ada empat sasaran utama. Pertama,
sinergi internal antara PT Energi Management Indonesia dengan PLN. Kedua,
peningkatan kapasitas dan kapabilitas dalam penyediaan layanan.
"Ketiga,
ekspansi bisnis konservasi ke pasar eksternal. Dan terakhir, penciptaan nilai
di keseluruhan ekosistem energi nasional," ujar Zulkifli.
Dalam upaya
mencapai goal sebagai Leading ESCO, PLN akan melakukan Transformasi EMI pada
2021-2025 di antaranya melalui penguatan kapabilitas, kemitraan dengan BUMN dan
pelaku ekonomi lain, penguatan dukungan kebijakan serta pendanaan
dekarbonisasi.
Dengan
keberhasilan transformasi EMI sebagai leading ESCO serta asumsi dukungan penuh
dari segenap stakeholders, diproyeksikan EMI akan mencapai pendapatan lebih
dari Rp 8 triliun pada 2025, atau secara kumulatif 5 tahun kedepan sebesar Rp
13 triliun dengan estimasi EBIT sebesar Rp 825 miliar. Ini tentu akan menjadi
bukti bahwa akselerasi mencapai ekonomi hijau Indonesia.
"Untuk
itu, kami memohon dukungan dari seluruh stakeholder bagi EMI untuk mewujudkan
visi EMI sebagai ESCO Nasional dan pilihan konsumen Asia Tenggara guna
mempercepat program dekarbonisasi nasional menuju Ekonomi Hijau
Indonesia," pungkas Zulkifli.
Masuknya EMI
ke PLN juga diapresiasi oleh Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian
ESDM Rida Mulyana. Ia menilai kerja sama ini tepat dilakukan saat ini
berbarengan dengan target pemerintah untuk menekan gas emisi rumah kaca dan
juga mempercepat target porsi EBT dalam bauran energi.
"Arah
kebijakan energi nasional adalah mempercepat transisi dari fosil ke EBT yang
lebih bersih dan ramah lingkungan. Ini sejalan dengan paris agreement. Dengan
adanya kolaborasi ini maka bisa mempercepat tujuan bersama ini," ujar
Rida.
Sekretaris
Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Bambang Hendroyono
mengatakan Kementerian LHK mendukung penuh rencana PLN dalam mencapai target 23
persen porsi EBT dalam bauran energi. Kementerian LHK siap mendukung dengan
beberapa program seperti dalam mendorong besar besaran program hutan industri
untuk bioenergi. Lalu, pengelolaan sampah 16 ton per hari menjadi listrik 234
MW.
"Kami
mendukung penuh cita cita bersama untuk mencapai net zero carbon. Oleh karena
itu KLHK sangat terbuka untuk kerja sama bersama PLN dan stakeholder lainnya.
Perlu transformasi dan strategi bersama untuk mengawal komitmen menjadi aksi
nyata," ujar Bambang. (ida/rls)
Comments