Lampung sebagai Sentra Penghasil Kripik Pisang yang Telah Dikenal Seantero Nusantara
OTENTIK (BANDARLAMPUNG) –
Lampung sebagai sentra penghasil kripik pisang yang telah dikenal seantero
nusantara, bahkan telah menjadi brand tersendiri “Ingat Lampung, Ingat Kripik
Pisang”, ingatan tersebut kini terancam hilang. Hal ini disebabkan oleh semakin
langkanya keberadaan minyak goreng sebagai salah satu bahan utama dalam proses
produksi kripik pisang tersebut. Hampir satu pekan minyak goreng menghilang di
Bandar Lampung dan beberapa daerah lainnya di Provinsi Lampung.
Menurut Ketua
Fraksi PKS DPRD Lampung, Ade Utami Ibnu, kejadian ini tentu sangat memukul
perekonomian daerah. “Disaat perekonomian mulai bangkit, kemudian disusul
naikknya kasus covid 19 varian omicron lalu hadir kebijakan pembatasan
mobilitas lewat PPKM level 3 dan level 2 di Provinsi Lampung, kini minyak
goreng baik di pasar tradisional maupun swalayan ritail susah didapatkan. Tentu
berdampak secara luas atau multiplier effect di masyarakat,” kata alumni
Fakultas Ekonomi Unila ini.
Menurutnya,
tidak saja, akan mengerek harga sembako yang lain – terjadi inflasi,
menghilangnya minyak goreng dipasarpun akan mengancam UMKM di Provinsi Lampung,
terutama yang bergantung dengan minyak goreng sebagai salah satu bahan utama
dalam proses produksinya, seperti pengrajin kripik pisang.
“Dalam hal
ini, upaya-upaya komprehensif harus dilakukan, tidak sekedar rutinitas
temporal, disaat sembako misalnya minyak goreng, langka atau harga naik,
dilakukan operasi pasar, atau sidak di berbagai gerai retail yang disinyalir
melakukan penimbunan. Seharusnya lebih dari itu,” tutur Ade.
Pemerintah
Daerah melalui TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) harus bergerak cepat
menuntaskan persoalan ini, sebelum berdampak panjang dan makin memberatkan
perekonomian daerah dalam konteks ekonomi makro. “Kurang dari 2 bulan lagi kita
akan memasuki bulan Ramadhan tentu kebutuhan sembako termasuk minyak goreng
begitu tinggi. Hal ini harus diantisipasi oleh TPID,” tutur Ade lagi.
Dia berharap,
Pemerintah Daerah bersama TPID termasuk TPID-TPID di Kabupaten Kota se Lampung
menguatkan sistem logistik di masing-masing wilayah kewenangannya. “Perlu
kiranya dicek di tingkat produsen sejauh mana aliran distribusi hingga end
users, sampai ke tangan konsumen, jangan sampai ada sumbatan-sumbatan
distribusi yang akhirnya masyarakat luas yang terdampak. Dan lebih jauh, akibat
kelangkaan minyak goreng meningkatkan jumlah warga miskin Lampung jadi melebihi
angka yang ada. Per September 2021, penduduk miskin di Lampung, mencapai 1,01
juta jiwa,” pungkas Ade. (ida/rls)
Comments