Webomatrics dan Fenomena Pemeringkatan Universitas: Ini Kata Akademisi UBL
OTENTIK (BANDARLAMPUNG) – Webometrics
menjadi kata yang populer saat ini dikaitkan dengan peringkat suatu Perguruan
Tinggi. Namun apa itu Webometrics dan bagaimana sistem penilaiannya, akademisi
dan praktisi teknologi informasi komputer Universitas Bandar Lampung (UBL),
Ahmad Cucus berikan penjelasannya.
“Pemeringkatan
Webometrics dikenalkan oleh Cybermetrics Lab, sebuah kelompok penelitian yang
merupakan bagian dari Consejo Superior de Investigaciones Científicas, salah
satu lembaga penelitian yang bertempat di Spanyol. Lembaga ini mengeluarkan
pemeringkatan yang terpublikasi pada laman https://webometrics.info/. Lembaga
ini akan mengeluarkan hasil pemeringkatan yang akan di rilis setiap bulan
Januari dan bulan Juli setiap tahunnya namun lembaga ini melakukan pengukuran
terhadap aktivitas web dan digital yang terekam sebagai aktivitas di dunia
maya, karena itu hasil yang terpublikasi merupakan pemeringkatan web
universitas di dunia,” terang Cucus saat diwawancarai secara daring, Rabu
02/03.
Tujuan serta
filosofi pemeringkatan yang dilakukan oleh Webomatrics adalah untuk
mempromosikan serta mempublikasikan web yang dimiliki oleh sebuah universitas,
namun sayangnya hal tersebut menjadi sedikit kabur ketika publik menganggap
pemeringkatan Webomatrics adalah pemeringkatan universitas dunia. “Sebenarnya
sasaran Webomatrics adalah melihat aktivitas digital sebuah universitas untuk
mendukung keterbukaan akses, baik terhadap konten, materi ajar, bahan bahan
publikasi maupun informasi digital lainnya yang ada pada universitas tersebut,
pemeringkatan web yang dilakukan oleh Webomatrics tidak hanya didasarkan pada
jumlah kunjungan atau tampilan dari halaman website yang dimiliki oleh
universitas namun juga pada kinerja dan visibilitas global universitas yang
dapat di akses secara luas,” tambahnya.
Cucus juga
menjelaskan mengenai kriteria pemeringkatan Webomatrics yang menentukan
beberapa hal. “Ada beberapa hal yang menjadi dasar kriteria pemeringkatan yaitu
Size (S), merupakan jumlah halaman elektronik dalam suatu website universitas
yang terindeks oleh 4 (empat) mesin pencari yaitu : Yahoo, Google, Live Search
dan Exalead. Komponen ini mempunyai bobot 20%. Kemudian Visibility (V),
merupakan jumlah total tautan situs eksternal (backlink) yang secara unik
mencantumkan alamat website universitas dan terdeteksi Search Engine. Bobot
untuk Visibility adalah terbesar dari semua kategori yaitu 50%. Selanjutnya,
Rich Files (R) merupakan jumlah muatan file dalam suatu website universitas dan
terindeks oleh Google. Ada 4 (empat) macam file yang masuk dalam kategori ini,
pertama adalah Adobe Acrobat (.pdf), PostScript (.ps), Microsoft Word (.doc)
dan Microsoft Power Point (.ppt). Kategori ini mempunyai bobot penilaian
sebesar 15%. Dan yang terakhir adalah Scholar (Sc), merupakan jumlah publikasi
elektronik baik berupa jurnal, academic report dan academic item lainnya dari
suatu website universitas dan terindeks oleh scholar.google.com. Kategori ini
mempunyai bobot 15%,” jelas Cucus.
“Nah dari
empat kriteria di atas terlihat bahwa keterbukaan akses dan informasi menjadi
landasan utama dalam melakukan pemeringkatan website yang di lakukan oleh
Webomatrics, kriteria tersebut tentunya berbeda dengan model pemeringkatan
universitas dunia, seperti QS ranking yang memiliki kriteria yang berkaitan degan
kualitas dari sebuah universitas seperti reputasi akademik, reputasi lulusan,
jumlah sitasi publikasi, dan h-index atau tolok ukur produktivitas dan dampak
dari hasil publikasi yang diterbitkan dosen dan peneliti,” tutup Cucus.
Sehingga
dapat di pahami bahwa Webomatrics tidak dapat disamakan dengan pemeringkatan
universitas, karena yang di ukur oleh Webomatrics adalah pemeringkatan website
dan aktivitas keterbukaan akses yang ada pada website sebuah universitas.
(ida/rls)
Comments