Peringati Dies Emas, UBL Mengajar di TPA Bakung
OTENTIK
(BANDARLAMPUNG) – Pendidikan bersifat universal dalam
arti pendidikan tidak mengenal tempat, tidak mengenal waktu dan tidak mengenal
orang, dimanapun, kapanpun dan siapapun bisa menerima dan melakukan proses
pendidikan terhadap siapapun. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bakung, tepatnya di
Rumah Baca Komunitas Jendela Lampung, Teluk Betung Selatan dijadikan tempat
pendidikan oleh Universitas Bandar Lampung (UBL) dalam kegiatan “UBL Mengajar”
memperingati Dies Natalis ke-50, Minggu (27/3/2022).
Bekerja sama
dengan Komunitas Jendela Lampung, tim UBL Mengajar memberikan edukasi, donasi
buku dan bingkisan kepada anak anak yang berada di lokasi tersebut. “Kami hadir
disini mewakili keluarga besar UBL yang pada tahun ini kami memperingati Dies
Natalis ke-50. Semoga apa yang kami berikan ini bisa bermanfaat bagi adik-adik
semua ya. Ini juga menjadi pembelajaran untuk kita, bahwa hal yang mungkin
menurut kita remeh sangat berguna untuk anak-anak disini. Walaupun hanya
sedikit kami berharap dapat bermanfaat," ucap Ayu Kartika Puspa, Kepala
Biro Pembinaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) UBL, saat
memberikan sambutannya.
Founder
Komunitas Jendela Lampung, Mika Margaretha sangat mengepresiasi atas inisiatif
UBL yang memperingati momen Dies Natalis dengan berbagi. "Teman teman UBL
yang biasanya berinteraksi dengan mahasiswa hari ini turun untuk membantu dan
memberikan edukasi kepada adik-adik TPA Bakung. Ini menjadi pengalaman
sekaligus sebuah kebanggan bagi adik-adik serta Komunitas Jendela bisa
dikunjungi langsung tim UBL Mengajar. Semoga ini bisa menjadi kegiatan
berkelanjutan antara UBL dan Komunitas Jendela UBL dalam mengedukasi serta
berbagi kepada anak-anak," ungkapnya.
Kegiatan UBL
Mengajar ini diikuti oleh lebih dari 100 anak-anak TPA Bakung. Anak-anak dibagi
menjadi tiga kelompok belajar. Anak yang masih TK dan kelas 1 SD dibagi ke
dalam kelas manner dengan mempertontonkan beberapa video mengenai sopan santun.
Anak kelas 2 sampai 4 dibagi dalam kelas prakarya dan diajarkan membuat pot
bunga dari botol plastik bekas pakai. Sedangkan anak-anak kelas 5 dan 6 diajari
mengenai public speaking.
M. Denu Poyo,
salah satu dosen UBL yang tergabung dalam relawan Kampus Mengajar merasa sangat
tertantang untuk mengajar anak-anak TPA mengenai public speaking karena diluar
dugaannya, mereka dapat belajar dengan cepat dan rasa keingintahuannya sangat
tinggi, "Kita disini jadi harus punya metode, salah satunya bermain sambil
belajar sehingga mereka akan lebih tertarik. Mereka memiliki karakter yang bisa
dibentuk lagi dan adik-adiknya bisa diarahkan lagi secara berlanjut untuk
pengembangan kemampuan serta kreativitas mereka" pungkasnya. (ida/rls)
Comments