Sambut Perayaan Hari Bahasa Ibu Internasional, Wagub Chusnunia Luncurkan Kamus Lampung-Indonesia
OTENTIK (BANDAR LAMPUNG,) – Wakil
Gubernur Lampung Chusnunia Chalim (Nunik) secara resmi meluncurkan Kamus
Lampung-Indonesia versi cetak dan daring, yang dilakukan secara virtual meeting
dan diikuti Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud Prof.
Endang Aminudin Aziz, melalui aplikasi zoom meeting, di Bandarlampung, Kamis
(18/2/2021).
Dalam
peluncuran kamus tersebut, Wagub Nunik menjelaskan bahasa ibu merupakan bahasa
pertama yang dikuasai manusia sejak lahir melalui interaksi sesama anggota
keluarganya, sesama anggota masyarakat dan lingkungannya.
“Sebagian
besar masyarakat Lampung, bahasa Lampung tidak hanya menjadi bahasa ibu, lebih
dari itu bahasa lampung merupakan identitas dan kekayaan yang seharusnya kita
jaga dan kita lestarikan penggunaannya,” jelas Wagub Nunik.
Ia
melanjutkan, bahasa akan terus berkembang seiring peradaban manusia yang
menggunakannya dan suatu bahasa akan punah ketika tidak lagi dipergunakan oleh
manusia-manusianya.
“Tentu kita
tidak ingin bahasa yang kita cintai ini akan punah. Oleh karena itu, semua
masyarakat bahasa, khususnya masyarakat Bahasa Lampung seharusnya menyadari betapa
penting dan berharganya bahasa yang kita miliki ini,” ujarnya.
Di Hari
Bahasa Ibu Internasional yang diperingati setiap 21 Febuari, jelas Wagub Nunik,
merupakan momentum bagi untuk menghidupkan dan
menyemarakkan lagi bahasa daerah, terutama Bahasa Lampung.
“Kita tentu
tidak ingin bahasa yang sudah diwariskan oleh nenek moyang kita punah begitu
saja,” jelasnya.
Wagub Nunik
menuturkan bahwa penerbitan Kamus Bahasa Lampung-Indonesia yang dilakukan oleh
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa melalui Kantor Bahasa Lampung menjadi
angin segar untuk melestarikan Bahasa Lampung.
“Saya sendiri
sebagai orang tua yang punya anak yang sedang usia sekolah merasakan
keterbatasan. Kalau semangat ingin melestarikan bahasa lampung tentu, namun
karena keterbatasan sendiri sebagai orang tua yang tidak cakap bahasa lampung
ini menjadi persoalan,” jelasnya.
Nunik menilai
kamus ini menjadi angin segar agar seluruh generasi yang lahir di Lampung ke
depannya dapat bercakap bahasa daerah bahasa lampung dengan baik dan benar.
"Kami
mendukung peluncuran Kamus Lampung-Indonesia ini, dan semoga bermanfaat.
Terimakasih peran Kantor Bahasa Lampung dalam melestarikan bahasa Lampung
melalui penyediaan kamus cetak dan digital ini," ujar Nunik.
Dalam
kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kemendikbud Prof. Endang Aminudin Aziz menjelaskan bahwa Penyusunan Kamus dalam
bahasa daerah Lampung-Indonesia merupakan sebuah ikhtiar mempertahankan bahasa
daerah.
Terkait
dengan hakekat kamus, lanjutnya, merupakan sebuah hasil yang kreatif. Kalau
bicara proses kreatif maka bicara literasi. Kreatifitas merupakan nilai tinggi
dari keliterasian.
“Peluncuran
kamus ini dalam rangka Hari Bahasa Ibu/Daerah Internasional. Peluncuran kamus
Ini menandai sebuah lompatan dari kantor bahasa lampung. Kalau bicara sebuah
karya, ini bukan karya yang bersifat jalan pintas, tapi sudah dipikirkan
bagaimana karya itu bisa langgeng,” jelasnya.
Endang
Aminudin Aziz menyampaikan 5 (lima) indikator keberhasilan sebuah pelestarian
bahasa dan sastra daerah, yaitu pertama, berapa banyak yang menuturkan daerah
dalam melakukan penggunaan bahasa daerah dalam masyarakat.
Kedua, berapa
banyak bahasa daerah di Indonesia yang dijadikan muatan lokal di
sekolah-sekolah. Ketiga, berapa banyak ketersediaan guru yang mengajarkan
muatan lokal.
Keempat,
berapa banyak publikasi dalam bahasa daerah mulai dari koran, majalah, bulletin
dan termasuk kamus ini. Kelima, berapa banyak program yang diinisiasi
masyarakat seperti radio, youtube, dan lainnya.
Endang
Aminudin Aziz berharap adanya dukungan dalam melestarikan bahasa daerah, mulai
dari Pemerintah Daerah, budayawan, dan pihak lainnya. “Semoga kehadiran bapak
ibu menjadi dukungan nyata dalam melestarikan bahasa daerah," harapnya. (ida/apim)
Comments