Komisi II DPRD Lampung akan Buat Perda Untuk Menginisiasi Pejuang Singkong di Lampung
OTENTIK (BANDARLAMPUNG) – Ketua Komisi II DPRD
Lampung Wahrul Fauzi Silalahi (WFS) menyatakan bahwa statement Gubernur Arinal
Djunaidi dalam menanggapi anjloknya harga singkong dengan perbaikan
insfrstruktur dan meminta petani mengurangi tanaman singkot dinilai tidak
tepat.
“Gubernur
Lampung apa statementnya seperti itu kayak ayam sayur masa petani disuruh
berhenti nanem singkong dan perbaikan infrastruktur mau nanem apa petani kalau
bukan singkong. Petani singkong ya nanem nya singkong,” katanya di Ruang Rapat
Komisi II, Senin (8/3/2021).
Wahrul
mengatakan seharusnya negara dalam artian pemprov harus mencari solusi terkait
anjloknya harga singkong, karena petani di Lampung sedang menjerit dengan harga
yang anjlok. “Jadi kita harus cari solusi dan sudah hampir 8-10 bulan para
petani singkong menjerit. Kalau mau per iya turun kelapangan,” kata Wahrul.
Menurutnya,
harga singkong itu Rp250 per kilogram dan paling bagus Rp350 per kilogram. “Ini
apa ada mainan, mainan di mana, mainan harga jangan main macam-macam. Makanya
kalau ini sudah klir (selesai atau sepakat) dengan Ketua DPRD maka kita dorong
Gubernur besok untuk membuat surat kepada Kementerian Perdagangan dan
Perindustrian RI itu,” kata dia.
Kemudian
ketika sudah klir maka komisi II akan membuat peraturan daerah (Perda) untuk
menginisiasi pejuang singkong di Lampung. “Karena informasi anjloknya harga
singkong ini masuk terus dan enggak ke bendung enggak itu kebijakan keputusan
pusat itu dan kalau di komisi II klir kita siap dan buat perda untuk inisiasi.
Dan komisi II juga sudah klir jadi kita buat pansus harga singkong ini untuk
memperjuangkan singkong,” ucapnya.
Lanjut
Wahrul, setelah permasalahan ini klir maka seluruh hasil rapat atau surat
keputusan akan langsung diteken Ketua Komisi, Ketua DPRD, Gubernur lalu
dilaporkan ke petani singkong.
“Berani
enggak masa statement kurangi menanam singkong dan kita fokus yang lain tidak
bisa. Sudah jelas tadi komisi bilang bahwa Lampung termasuk provinsi terbesar
dalam produksi singkong kok malah dikurangi. Justru kita harus apresiasi dan
negara harus mencari solusinya makanya kita hadirkan sekarang dan kita bantu
negara,” ujarnya.
Lalu, untuk
Kepala Dinas Perdagangan dan perindustrian (Disperindag) Lampung Satria Alam
tolong bersabar dan tegak lurus dalam memvisikan kebenaran apalagi
memperjuangkan kepentingan petani.
“Nah untuk Kepala Disperindag yang sabar tapi harus tegak lurus dan terus memvisikan kebenaran dan keadilan terhadap rakyat, jangan disegak turun jangan, tapi laporkan ke Komisi II dan kebenaran kita sikat. Jadi forum ini tidak gombal-gombalan dan jangan ada penghianatan di forum ini kalau tegak lurus tegak betul, ”tegasnya.
Stria Alam, mengatakan nanti akan ditanyakan kepada Gubernur mengatur kewenangan untuk mengatur singkong. “Yang sudah kami lakukan yakni sudah mengirimkan perwakilan dari Disperindag untuk menanyakan apakah Gubernur Lampung mempunyai kewenangan untuk mengatur harga singkong di Lampung,” katanya.
KURANGI TANAM SINGKONG
Sebelumnya,
Gubernur Arinal Djunaidi menempuh kebijakan yang tidak populer terkait harga
singkong. Arinal menegaskan tidak akan melakukan intervensi untuk menstabilkan
harga singkong. Tetapi akan memberikan kebijakan untuk memperbaiki
infrastruktur jalan guna memudahkan akses pengangkutan singkong. Lalu, meminta
petani mengurangi jumlah tanam singkong.
Gubernur
Arinal Djunaidi menyebutkan harga singkong bersifat fluktuasi. Penurunan harga
jual singkong tersebut dikarenakan beberapa hal. “Ini kan fluktuasi, bisa jadi
karena ekonomi nasional. Bisa juga karena ada permainan. Nanti saya bicarakan
dulu,” kata Arinal, Senin 1 Maret 2021.
Karena itu,
gubernur juga meminta untuk mengurangi jumlah produksinya. Sehingga harga
jualnya kembali normal. Selain itu, perlu perbaikan infrastruktur terlebih
dahulu. Jika akses jalannya bagus maka pengusaha-pengusaha harus membangun
industrinya di wilayah tersebut.
“Saya harus
menyelesaikan infrastrukturnya supaya lebih bagus. Kalau ini bagus saya bisa
paksa pengusaha untuk bangun industrinya di situ. Jadi transaksinya bisa tepat
waktu dan tidak perlu dibawa ke mana-mana,” sebutnya.
Arinal
menyatakan dengan begitu biaya transportasi bisa dipangkas, dan pendapatannya
meningkat. Arinal mencontohkan, akan memperbaiki jalan yang menghubungkan
Waykanan, Lampung Utara, Tulangbawang dan Tulangbawang Barat. “Di sana itu
hamparan singkong dan jagung. Jadi nanti pengusahanya bangun industri di situ,”
katanya. (*/ida)
Comments